Selasa, 13 Oktober 2015

teror ankara turke ocktober 2015 paling mematikan ketiga di Eropa, setelah pemboman Lockerbie tahun 1988 dan bom kereta Madrid tahun 2004.

teror ankara turke ocktober 2015  paling mematikan ketiga di Eropa, setelah pemboman Lockerbie tahun 1988 dan bom kereta Madrid tahun 2004


REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Jumlah korban bom yang terjadi di Ankara, Turki, Sabtu (10/10) pagi, dilaporkan semakin meningkat. Rilis terbaru menyebutkan, insiden yang terjadi sekitar pukul 10.05 itu menewaskan 97 jiwa dan melukai 400 orang.

Terkini, Daily Mail melaporkan Turki Medical Association menyampaikan bertambahnya jumlah korban, dan mengklaim korban tewas telah mencapai hampir 100 orang sementara 400 lainnya terluka. Sebelumnya, Menteri Kesehatan Mehmet Muezzinoglu menginformasikan bahwa 62 orang tewas di tempat dan 24 orang lainnya meninggal di rumah sakit.

Serangan itu disebut sebagai serangan teror paling mematikan ketiga di Eropa, setelah pemboman Lockerbie tahun 1988 dan bom kereta Madrid tahun 2004. Bom diketahui meledak dua kali di dekat stasiun kereta api utama Ankara dan menyasar aksi damai pro-Kurdi. Sejumlah saksi menggambarkan ledakan tersebut berlangsung dahsyat hingga mengguncang tanah. Tubuh-tubuh korban dan robekan bendera dari aksi damai dilaporkan bergelimpangan di sekitar lokasi usai ledakan.

Menyusul peristiwa itu, sebuah rekaman video mengerikan telah beredar, yang menunjukkan beralihnya keriaan demonstran menjadi teror. Pihak negara melarang peredaran tayangan lebih luas dan telah mengumumkan masa berkabung nasional selama tiga hari ke depan untuk tragedi itu.

Sementara, lembaga layanan darurat masih berjuang keras mengatasi banyaknya korban luka akibat ledakan. Bendera dan spanduk yang mulanya digunakan untuk mempromosikan hak-hak Kurdi dalam demonstrasi kini berubah menjadi tandu darurat untuk menolong demonstran yang terluka.

Tidak ada komentar: