Senin, 27 Februari 2017

pakaiyan janissary pasukan elit khalifah ustmaniyah

Janissary (berasal dari bahasa Turki Utsmaniyah: ينيچرى (Yeniçeri) yang berarti "pasukan baru") adalah pasukan infanteri yang dibentuk oleh Sultan Murad I dari Kekalifahan Bani Seljuk pada abad ke-14. Pasukan ini berasal dari bangsa-bangsa Eropa Timur yang wilayahnya berhasil dikuasai oleh Turki. Utsmani Tentara ini dibentuk tak lama setelah
Kekaisaran Byzantium kalah oleh Turki Utsmani. Alasan utama pembentukan laskar Janisari adalah karena tentara Turki Utsmani yang ada tidak memadai, terutama karena terdiri dari suku-suku yang kesetiaanya diragukan. Janisari awalnya adalah para tahanan perang (terutama yang asalnya dari Eropa Timur - Balkan) yang diampuni tetapi dengan syarat harus membela Kekaisaran Turki Utsmani.

Sejalan dengan waktu, untuk memastikan kesetiaan kesatuan ini, selanjutnya Sultan punya ide untuk merekrut pasukan Janisari ini dari budak yang masih bocah, sehingga mereka bisa diajari (didoktrin) untuk membela dan mengawal Sultan. Pada masa itu, pasukan Janisari ini adalah pasukan terkuat di dunia. Konon pasukan ini adalah pasukan yg pertama sekali memakai senapan.(yang kemudian ditiru oleh orang Eropa). Saat itu Turki memiliki persediaan mesiu yang cukup banyak (dimana pada saat itu di daerah lain masih langka). Pasukan ini adalah pasukan kedua setelah Mongol yang berhasil menjajah Eropa.

Janisari adalah brigade terpisah dari pasukan reguler Turki yang bertugas mengawal Sultan Dinasti Utsmani (Ottoman Empire). Sedangkan Bani Seljuk adalah Dinasti sebelum Utsmani. Utslan diambil dari pemimpin kabilah Osmani yg mempunyai kekuatan yang besar sewaktu Bani Seljuk masih berkuasa. Waktu Seljuk pecah, kabilah yang dipimpin Osmani menyatukannya kembali dibawah bendera baru. Kekuasaan Turki Utsmani mencapai seluruh wilayah di Balkan dan Eropa Tenggara. Kota Wina dua kali diserang oleh kakuatan Turki Utsmani, tetapi karena seluruh kerajaan di Eropa bersatu untuk membendung dengan kekuatan penuh dan logistik yang memadai, ambisi Turki Utsmani untuk menguasai seluruh Eropa tidak berhasil.

Pakaian khas Janisari adalah sejenis long musket. Ciri khasnya adalah topinya yang memakai tutup kain dari depan ke belakang leher, menyerupai sorban.

Kisah terkenal mengenai kehebatan pasukan ini adalah ketika Byzantine kalah total saat Constantinopel ditaklukan oleh Turki Utsmani yang dipimpin oleh Sultan Mahmud Al-Fatih, beliau anak dari Sultan Murad II. Saat itu Janisari adalah pasukan yang berperan pdnting dalam pertempuran tersebut. Yang menarik, pada zaman Sultan Mahmud, Pasukan Janisari termasuk yang ikut bertempur melawan Dracula si Penyula dari Wallachia dekat Transevalnia yang haus darah. Dracula (Vlad Teppes) sempat dikalahkan adiknya sendiri yaitu Radu yang saat itu menjadi pemimpin Janisari untuk menaklukan Dracula. (Dracula artinya anak Dracul atau anak naga karena bapaknya adalah Vlad Dracul yang menjadi anggota Ordo Naga).

Jannisary sendiri dibagi manjadi dua kesatuan, yaitu: infantri dan kavaleri.
1. Jannisarry Heavy Infantry, merupakan pasukan infantry bentukan pertama yang membawa nama harum pasukan turki ke berbagai belahan eropa dan asia, pasukan ini menggunakan baju zirah dan rantai besi, tidak membawa tameng dan bersenjatakan haldberd (semacam tombak panjang yang memiliki mata kapak). pasukan ini sangat ganas dan nyaris tak terkalahkan dalam setiap pertempuran.

2. Jannisarry Musketter (Kaveleri). Setelah sukses menguasai sebagian besar eropa, maka kekaisaran ottoman mulai membentuk satuan pasukan penembak khusus yang dicomot dari pasukan infantry janissary terdahulu, dan diberikan senapan teknologi terbaik di jamannya yaitu ” musketter” yang lebih baik dari hand gun biasa…
Selain Janisari, Turki Utsmaniyah juga masih mempunyai kesatuan elite lainnya, yaitu: Tentara Ghulam, Cavalary Sipahi, dan tentunya pasukan Onta.

Selama beberapa abad Janisari bertahan sebagai pasukan elit pengawal Sultan. Karena statusnya itu Janisari, baik secara jumlah dan status berkembang semakin besar. Sekitar abad 19 Janisari dibubarkan oleh Sultan Mahmud II pada tahun 1826 karena terjadinya insiden Auspicious, dimana laskar Janisari mencoba melakukan kudeta terhadap kekaisaran Turki Ottoman.


Bosnian frontiersman pasukan ottoman

Bosnia, dan Herzegovina, juga dikenal sebagai Republik Bosnia, dan Herzegovina, adalah sebuah negara di semenanjung Balkan di selatan Eropa seluas 51.129 km² (19.741 mil2) dengan jumlah sekitar empat juta penduduk. Negara Bosnia dikenal dalam bahasa resminya sebagai Bosna i Hercegovina dalam huruf Latin dan Босна и Херцеговина dalam huruf Sirilik; namun biasanya, dipendekkan menjadi Bosnia, BiH atau БиХ .
Negara ini didiami oleh tiga kelompok etnik yang utama: Bosnia, Serbia dan Kroasia. Warga Bosnia secara umum dikenali sebagai Bosnians dalam bahasa Inggris tanpa memandang bangsa mereka. Pemerintahan negara ini dilakukan secara terpencar, dan negara Bosnia sebenarnya terdiri dari persekutuan dua buah wilayah yang utama, yaitu, Federasi Bosnia dan Herzegovina dan Republika Srpska.
Dibatasi oleh Kroasia di utara, barat, dan selatan, Serbia di timur, dan Montenegro di selatan, Bosnia, dan Herzegovina adalah sebuah negara yang dikelilingi oleh daratan kecuali pesisir pantai Laut Adriatik yang sepanjang 20 km yang berpusat di kota Neum. Pedalaman negara ini penuh dengan pegunungan, dan juga sungai yang kebanyakan tidak bisa ditempuh. Ibukota yang sekaligus kota terbesar ialah Sarajevo.

Daftar isi

Pembagian administratif

Bosnia, dan Herzegovina dibagi menjadi Federasi Bosnia dan Herzegovina dan Republika Srpska. Distrik Brčko bukan bagian kedua entitas politik ini, tetapi diperintah secara supranasional, dan dijaga oleh tentara internasional.
Federasi Bosnia, dan Herzegovina dibagi menjadi 10 kanton:

Demografi

Kelompok etnis

Di dalam Bosnia dan Herzegovina, terdapat tiga kelompok etnis yang dikenal dengan nama "bangsa penyusun": Bosnia, Kroasia, dan Serbia. Bangsa penyusun ini membentuk mayoritas pada ketiga daerah administratif yang memang dibentuk pada Perjanjian Dayton untuk masing-masing kelompok etnis: bangsa Bosnia dan Kroasia menduduki Federasi Bosnia dan Herzegovina, bangsa Serbia menduduki Republika Srpska, dan Distrik Brčko dibagi rata untuk kedua entitas politik. Walau begitu, bukan berarti tiap kelompok etnis menduduki daerah yang ditetapkan secara eksklusif; sebagai contoh, beberapa kelompok bangsa Bosnia yang terusir dari rumah mereka di Republika Srpska semasa Perang Bosnia telah kembali lagi setelah perang berakhir.
Menurut sensus Yugoslavia tahun 1991, negara bagian Bosnia dan Herzegovina memiliki 4.377.000 penduduk. Perang Yugoslavia pada tahun 1990-an menyebabkan perubahan demografi besar; UNHCR melaporkan penurunan populasi menjadi 3.920.000 orang pada tahun 1996. Sensus penduduk tidak dilakukan dari tahun 1991 hingga 2013 karena perdebatan politik yang menyusul pembentukan negara Bosnia dan Herzegovina; sensus Oktober 2013 melaporkan populasi sejumlah 3.791.622 orang dalam 1,16 juta rumah tangga, sebuah penurunan dari sensus resmi Yugoslavia tahun 1991 maupun sensus tidak resmi UNHCR tahun 1996.[3]
Menurut data tahun 2000 yang dikutip oleh Central Intelligence Agency, bangsa Bosnia, Serbia, dan Kroasia, masing-masing membentuk 48%, 37.1%, dan 14.3% dari jumlah populasi, dengan 0.6% sisanya dari bangsa-bangsa lain.[4]

Agama



Circle frame.svg
Agama di Bosnia dan Herzegovina (2008)
  Islam (45%)
  Kristen Ortodoks (36%)
  Kristen Katolik (15%)
  Kristen Protestan (1%)
  Lain-lain (3%)
Bosnia merupakan salah satu negara paling multi-religius di daerah Balkan karena tak ada agama yang membentuk mayoritas mutlak. Dikenal sebagai tempat di mana "Timur bertemu Barat", disinilah tempat di mana Kekaisaran Romawi Kuno pecah menjadi Kekaisaran Romawi Barat yang menganut Kristen Katolik dan Kekaisaran Romawi Timur (atau Bizantin) yang menganut Kristen Ortodoks. Perbedaan kepercayaan ini ditambah dengan kedatangan bangsa Turki Utsmaniyah pada abad ke-15 yang membawa Islam. Ibukota Bosnia sendiri, Sarajevo, dikenal sebagai "Yerusalem Eropa" karena, sampai abad ke-20, merupakan satu-satunya tempat di Eropa di mana terdapat Gereja, Masjid, dan Sinagoga yang berdiri berdampingan.
Identifikasi keagamaan di Bosnia dan Herzegovina relatif penting karena masih hangatnya keadaan politik antar-suku. Sejak kemerdakaan Balkan dari Kesultanan Utsmaniyah, tiap suku sangat erat dihubungkan dengan agama; pada zaman Federasi Yugoslavia, seseorang yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari bangsa Bosnia otomatis akan didaftarkan sebagai "Muslim" bahkan jika orang tersebut tidak menganut agama Islam. Dalam Yugoslavia, tiap suku diidentifikasikan sebagai berikut: bangsa Serbia, Montenegro, dan Makedonia, menganut Kristen Ortodoks; bangsa Kroasia dan Slovenia menganut Kristen Katolik; dan bangsa Bosnia dan Albania menganut Islam. Hal ini dibawa pada perpecahan Yugoslavia; faktanya, Perang Yugoslavia selain disebabkan oleh konflik antar-etnik juga didorong oleh konflik antar-agama berkepanjangan.
Badan Pusat Statistik Bosnia memperkirakan afiliasi agama sebagai berikut: 45% Muslim (sebagian besar bangsa Bosnia), 36% Kristen Ortodoks (sebagian besar bangsa Serbia), dan 15% Kristen Katolik (sebagian besar bangsa Kroasia), dengan 1% sisanya menganut Kristen Protestan serta 3% lain-lain (ateis, Yahudi, dll.).

Bahasa

Konstitusi Bosnia tidak menetapkan bahasa resmi untuk Bosnia dan Herzegovina. Walau begitu, ditulisnya Perjanjian Dayton dalam bahasa Bosnia, Kroasia, dan Serbia (serta bahasa Inggris) menetapkan ketiga bahasa sebagai bahasa resmi de facto dalam tingkat negara. Pada tahun 2000, Mahkamah Konstitusi menetapkan bahwa ketiga bahasa memiliki derajat sama dan ditetapkan sebagai bahasa resmi untuk Federasi Bosnia dan Herzegovina dan Republika Srpska. Ketiga bahasa memiliki kepahaman antar bahasa tinggi karena sebelum Perang Yugoslavia, ketiganya dikenal sebagai satu bahasa, yaitu bahasa Serbo-Kroasia yang ditulis dengan Sirilik. Panasnya politik daerah Balkan tahun 1990-an menyebabkan tiap kelompok etnis membentuk dialek berbeda, serta pergantian penulisan menggunakan Alfabet Latin untuk bahasa Bosnia dan Kroasia. Hingga saat ini, penggunaan dialek bahasa Serbo-Kroasia berbeda menjadi penunjuk identitas bangsa etnis masing-masing.

Sejarah

Sejarah awal

Bosnia, dan Herzegovina merupakan sebuah wilayah perbatasan antara Kebudayaan Barat, dan Timur. Pada Abad Pertengahan, wilayah tersebut menjadi ajang pertikaian, dan perebutan pengaruh antara Romawi Barat yang Katolik dan Romawi Timur yang Ortodoks. Di tengah-tengah pergulatan tersebut, ikut pula sebuah kelompok bid'ah Kristen yang disebut Bogomil. Sekte ini terutama beranggotakan masyarakat kelas atas Bosnia.
Kekuatan ketiga yang berpengaruh dalam sejarah negeri itu muncul pada akhir abad ke-13, ketika wilayah tersebut ditaklukkan oleh Turki Usmani yang beragama Islam. Pengikut Bogomil berbondong-bondong pindah ke agama Islam sehingga agama tersebut lenyap. Perpindahan agama tersebut kebanyakan terjadi persamaan derajat yang ditawarkan oleh Islam. Jika mereka masuk Islam maka mereka akan mendapatkan kedudukan yang sama tingginya dengan orang Islam lainnya, akan tetapi bila mereka tetap pada agama agama leluhurnya maka mereka akan berstatus sebagai orang -orang yang kalah dalam peperangan tunduk dalam aturan Islam.
Hal itu bukan omong kosong belaka. Dalam perkembangannya, kaum Muslim Bosnia mendapatkan status sama dengan orang Turki asli. Mereka menjadi tangan kanan orang Turki untuk memerintah penduduk Bosnia yang tetap memeluk agama leluhurnya.
Masuknya pemikiran nasionalisme membawa perubahan besar, dan tajam di Bosnia. Apabila sebelumnya secara umum penduduk wilayah itu disebut orang Bosnia, dan hanya dibedakan menurut agamanya, kini mereka mengidentifikasikan diri dengan tetangganya. Orang Bosnia yang menganut Kristen Ortodoks mengidentifikasikan dirinya sebagai orang Serbia sementara penganut Katolik menjadi orang Kroasia.
Ketika Turki melemah, negara-negara jajahannya di Balkan memerdekakan diri. Salah satu di antaranya adalah Serbia. Negara yang baru merdeka ini berusaha menggabungkan Bosnia namun ambisinya digagalkan oleh Kekaisaran Austria-Hongaria, yang mencaplok wilayah tersebut pada tahun 1908. Hal tersebut kemudian mendorong kaum nasionalis Serbia membunuh putera mahkota kekaisaran tersebut di Sarajevo pada tahun 1914, yang kemudian menyebabkan pecahnya Perang Dunia I.
Setelah PD I usai, Bosnia, dan Herzegovina, bersama-sama dengan Kroasia, Slovenia, dan Vojvodina, diserahkan oleh Austria kepada Kerajaan Serbia-Montenegro. Dari penggabungan ini muncullah Kerajaan Yugoslavia (Slavia Selatan).
Akan tetapi perpecahan segera melanda negeri itu akibat pertentangan dua etnis utamanya. Orang Serbia berusaha membangun negara kesatuan sementara orang Kroasia menginginkan federasi yang longgar. Kaum Muslim Bosnia terjebak dalam pertikaian tersebut karena kedua pihak memperebutkan wilayah tersebut. Beberapa kaum Muslim mendukung klaim Serbia, dan menyebut dirinya sebagai Muslim Serbia. Namun lebih banyak lagi yang pro -Kroasia, dan menyebut dirinya sebagai orang Muslim Kroasia. Pertentangan tersebut kemudian meledak menjadi kekerasan setelah Jerman Nazi menguasai Yugoslavia tahun 1941.

Negeri yang terkoyak

Peta Bosnia dan Herzegovina
Setelah menaklukkan Yugoslavia, Hitler menggabungkan bekas provinsi Kroasia, Bosnia, dan Herzegovina ke dalam negara boneka yang disebut sebagai Negara Kroasia Merdeka (lebih dikenal dengan inisial Kroasianya, NDH). Negara tersebut dipimpin oleh Ante Pavelic, pemimpin organisasi nasionalis ekstrem Kroasia, Ustasa (pemberontak). Rezim NDH ini berusaha membersihkan wilayahnya dari orang Serbia, Yahudi, dan Gipsi.
Oleh karena besarnya jumlah penduduk Serbia di NDH, kaum Ustasa bersekutu dengan kaum Muslim guna mengimbanginya. Banyak orang Muslim yang bergabung dengan rezim tersebut, di mana bahkan wakil presiden, dan menlu NDH adalah tokoh-tokoh Muslim.
Kaum Muslim juga bergabung dengan Jerman dalam memerangi gerilyawan, baik Chetnik maupun Partisan. Dua divisi SS (Schutzstaffel, pengawal elit Hitler yang ditakuti) dibentuk dari kalangan kaum Muslim Bosnia, yaitu Divisi 'Handzar' dan 'Kama'.
Banyak orang Serbia yang selamat bergabung dengan gerilyawan Chetnik yang pro-raja, dan kemudian melancarkan pembantaian balasan terhadap orang Kroasia, dan Muslim. Konflik etnis berdarah ini memberikan keuntungan bagi kelompok Partisan pimpinan Tito. Oleh karena berhaluan komunis yang tidak membeda-bedakan latar belakang etnis, dan agama, kelompok ini menarik pendukung dari berbagai latar belakang yang tidak menyukai pertumpahan darah di antara sesama warga Yugoslavia. Dengan demikian, kaum Partisan berhasil merebut kekuasaan di seluruh Yugoslavia setelah usainya perang.

Zaman Tito

Setelah meraih kekuasaan atas Yugoslavia, Josip Broz Tito berusaha membangun kembali persaudaran negeri itu di bawah bendera komunisme. Dalam upayanya untuk mengatasi perselisihan antar kelompok etnis, dan agama, dia membentuk negeri itu menurut sistem federal yang ditarik berdasarkan etnisitas.
Bosnia, yang karena memiliki penduduk yang plural, merupakan ujian berat bagi Tito. Orang Serbia menuntut penggabungan wilayah tersebut karena penduduk Serbia yang hampir mencapai setengah dari total penduduk di sana pada masa itu. Akan tetapi Tito menolaknya. Dia tidak ingin membuat Serbia menjadi kuat seperti sebelumnya. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk memecah belah orang Serbia. Wilayah Serbia diperkecil dengan membentuk dua republik federal (yaitu Montenegro, dan Makedonia) serta dua provinsi otonom (Vojvodina dan Kosovo). Tito, sebagai seorang Kroasia-Bosnia, memutuskan bahwa wilayah Bosnia, dan Herzegovina harus menjadi sebuah republik federal. Dengan demikian, orang Serbia dapat diimbangi oleh gabungan Muslim-Kroasia di wilayah tersebut.
Dalam menghadapi ketidakpuasan atas keputusan tersebut, rezim Tito memakai tangan besi untuk menghadapinya. Cara tersebut memang efektif tapi hanya untuk sementara waktu. Ketika Tito meninggal, pertikaian antar etnik, dan agama kembali meletus di Yugoslavia, yang kemudian meruntuhkan negara tersebut.

Kemerdekaan Bosnia dan Herzegovina

Peta pembagian entitas politik di Bosnia dan Herzegovina
Yugoslavia terpecah-belah pada tahun 1991 setelah runtuhnya rezim-rezim Komunis di Eropa Timur. Mengikuti contoh Kroasia, dan Slovenia, pada bulan Maret 1992 Bosnia, dan Herzegovina menyatakan kemerdekaannya melalui referendum yang diikuti oleh masyarakat Muslim, dan Kroasia Bosnia. Hal tersebut ditentang oleh penduduk Serbia yang ingin menguasai seluruh wilayah eks Yugoslavia.
Di bawah pimpinan Radovan Karadzic, orang Serbia Bosnia memproklamasikan Republik Srpska. Dengan bantuan pasukan federal pimpinan Jenderal Ratko Mladic, orang Serbia Bosnia berhasil menguasai 70 persen wilayah negeri itu. Dalam konflik ini, etnis Serbia yang mayoritas berusaha melenyapkan etnis Muslim, dan Kroasia. Terjadilah pembantaian terbesar dalam sejarah yang jumlah korbannya hanya kalah oleh Perang Dunia. Pembunuhan, penyiksaan, dan pemerkosaan olah Kaum Serbia kemudian menyebabkan pemimpin-pemimpin Serbia ditetapkan sebagai penjahat perang oleh PBB. Dalam perkembangan terakhirpun mereka menyatakan tidak puas karena tidak berhasil membersihkan etnik Muslim-Bosnia.
Akhirnya, setelah perang berdarah yang berlarut-larut, perdamaian di antara ketiga kelompok tersebut berhasil dipaksakan oleh NATO. Sesuai dengan Kesepakatan Dayton tahun 1995, keutuhan wilayah Bosnia, dan Herzegovina ditegakkan namun negara tersebut dibagi dalam dua bagian: 51% wilayah gabungan Muslim-Kroasia (Federasi Bosnia, dan Herzegovina) dan 49% Serbia (Republik Srpska).
Kini negeri tersebut mulai menghirup perdamaian, dan ketiga belah pihak berusaha membangun saling percaya. Akan tetapi memang perlu waktu lama untuk menghapuskan permusuhan berabad-abad itu. Salah satu hal yang diusahakan untuk membangun saling percaya tersebut adalah mengadili para penjahat perang. Mantan Presiden Republik Srpska Radovan Karadžić berhasil ditangkap pada 21 Juli 2008, sementara mantan Panglima Tentara Federal Jenderal Ratko Mladic tertangkap pada bulan Mei 2011[5], dan sedang menjalani proses pengadilan di Mahkamah Internasional.



ottoman ghazi Ghazw

Bangsa Turkmen adalah salah satu subetnis bangsa Turk

Bangsa Turkmen adalah salah satu subetnis bangsa Turk yang tersebar di negara-negara Asia Tengah seperti Turkmenistan dan Afghanistan serta Iran timur laut. Mereka berbicara dengan bahasa Turkmen, sebuah bahasa dari rumpun bahasa Oghuz, bersama dengan bahasa Turki, Azeri, dan Gagauz, yang secara bergilir adalah bagian dari rumpun bahasa Turk.[7] Mereka hendaknya dapat dibedakan dengan bangsa Turkmen Irak (atau Turkoman Irak). Walau keduanya sama-sama berbahasa dari rumpun Oghuz, bangsa Turkmen adalah salah satu dari bangsa-bangsa Turk yang menetap di Asia Tengah setelah bermigrasi dari Mongolia barat, sementara bangsa Turkmen Irak adalah keturunan dari bangsa Turki yang menetap di Irak utara pada masa pemerintahan Kesultanan Utsmaniyah. Bahasa Turkmen yang dipakai bangsa Turkmen juga lebih divergen dibanding dengan bahasa-bahasa Oghuz lain, termasuk dialek istimewa dari bahasa Azeri yang dipakai oleh bangsa Turkmen Irak.

Daftar isi

Asal

Awalnya, semua bangsa Turk yang bukan bagian dari sistem mitos dinasti-dinasti Turk seperti Suku Uighur dijuluki dengan gelar Turkmen. Gelar ini memiliki arti menyerupai Türk dari kata Türk dan akhiran dari bahasa Sogdia -myn atau men. Mahmud al-Kashgari juga menyebutkan etimologi alternatif Türk manand yang juga berarti seperti Türk. Beberapa cendekiawan menduga akhiran men digunakan sebagai intensifier sehingga arti Turkmen menjadi Türk murni atau yang paling Türk dibanding bangsa-bangsa Türk lain. Sementara itu, ahli-ahli Muslim memberikan etimologi bahwa Turkmen adalah gabungan dari Türk dan Iman (إيمان) untuk menandakan bahwa mereka adalah bangsa Türk yang telah menjadi mualaf; kata i yang adalah hamzah kemudian dihilangkan supaya mudah diucapkan.
Dalam sejarah, selain bangsa Turk yang tinggal di Laut Kaspia timur, semua bangsa Turk Barat seperti bangsa Oghuz yang menetap di Eropa atau daerah yang dekat dengan Eropa seperti Anatolia, Kaukasus, dan Mesopotamia dijuluki Türkmen atau Turkoman. Zaman sekarang, istilah Turkmen hanya diaplikasikan pada dua subbangsa Turk: bangsa Turkmen yang menetap di Turkmenistan dan daerah disekitarnya, dan bangsa Turkmen/Turkoman Irak yang menetap di Irak utara.
Bangsa Turkmen zaman sekarang dapat mengklaim bangsa Turk Oghuz yang hidup nomaden di wilayah Transoxiana hingga Turkestan yang mencakup hampir seluruh Asia Tengah dan Xinjiang barat yang terletak di Tiongkok sebagai leluhur mereka. Suku-suku Oghuz bermigrasi dari Pegunungan Altai menuju stepa-stepa Siberia untuk mencapai daerah ini. Selain Asia Tengah, para Turk Oghuz ini juga mencapai cekungan sungai Volga dan daerah Balkan. Bangsa-bangsa Turkmen awal ini diyakini saling menikah dengan bangsa-bangsa Sogdia dan hidup sebagai orang nomaden penggembala hingga penaklukan Asia Tengah oleh Kekaisaran Rusia pada abad ke-19.

Bahasa

Bahasa Turkmen (Latin: Türkmençe, Sirilik: Түркменче, Arab: تورکمنچه) adalah bahasa yang digunakan oleh bangsa Turkmen. Bahasa ini adalah bahasa Turk dari cabang Oghuz yang juga mencakup bahasa Turki, Azeri, Gagauz, dan Salar. Bahasa Turkmen digunakan oleh 5.200.000 penduduk Turkmenistan serta 3.000.000 penduduk negara lain, terutama di Iran, Afghanistan, Pakistan dan Rusia. Sekitar 50% warga Turkmenistan juga fasih berbicara bahasa Rusia sebagai akibat dari pemerintahan panjang Kekaisaran Rusia dan Uni Soviet dari abad ke-19 hingga akhir abad ke-20.
Sebelum penjajahan Rusia, bahasa Turkmen ditulis hanya dengan abjad Arab. Saat ini, bahasa Turkmen ditulis dengan tiga macam aksara: alfabet Latin Turkmen yang didasari dari alfabet Latin Turki di Turkmenistan; alfabet Sirilik di Rusia dan Ukraina; dan abjad Arab di Iran, Afghanistan, dan Pakistan.

Agama

Seperti bangsa Turk lain yang tinggal di Asia Tengah, mayoritas bangsa Turkmen, baik yang tinggal di Turkmenistan maupun di negara-negara lain, beragam Islam. Menurut CIA World Factbook, 89% dari penduduk Turkmenistan adalah Muslim, sementara Pew Research Center mendaftarkan persentase yang lebih banyak, yaitu 93.1%. Bangsa Turkmen yang menganut Islam Syi'ah terkonsentrasi di Iran atau daerah perbatasan Iran dan Turkmenistan; selain itu, seluruh bangsa Turkmen menganut ajaran Islam Sunni.
Kebanyakan bangsa Turkmen di Asia Tengah menganut Islam dengan cara sekuler karena pengaruh pemerintahan Rusia yang mempromosikan ateisme, sementara Islam yang dianut bangsa Turkmen di Iran lebih konservatif. Pemerintahan Rusia yang membendung ajaran-ajaran yang lebih konservatif dan sensitif membuat bangsa Turkmen di Turkmenistan memandang Islam lebih sebagai identitas nasional dibanding sebagai ajaran spiritual. Hal unik yang mencirikan Islam di Turkmenistan adalah penggabungan ajaran Islam dengan paham animisme dan tradisi lokal seperti yang dilakukan saat bayi lahir atau orang meninggal, ditambah dengan tarian dan musik yang beberapa kaum Muslim konservatif lain, terutama dari Timur Tengah, anggap tidak lazim atau bahkan sesat. Hal ini disebabkan karena Islam disebarkan di Turkmenistan oleh shaykh sufi, bukan melalui dakwah yang dilakukan di masjid. Paham animisme secara bergilir menghasilkan tradisi ziarah ke makam-makam atau kuil sekte leluhur di seluruh Turkmenistan yang memiliki derajat kepentingan serupa dengan haji di Mekkah. Pada masa pemerintahan Saparmurat Niyazov, penduduk Turkmenistan juga harus memandang buku Ruhnama yang ditulis oleh Nizayov sama seperti ketika mereka memandang Al-Qur'an sehingga bahkan setelah Niyazov meninggal, Ruhnama masih digunakan dalam ajaran-ajaran spiritual seperti di masjid dan kaligrafi-kaligrafi tulisan Ruhnama mengukir bangunan-bangunan seperti ayat Al-Qur'an mengukir masjid.
Setelah pembubaran Uni Soviet dan terbentuknya negara Turkmenistan, jumlah bangsa Turkmen yang mempelajari Islam yang bukan hasil sinkretisme dengan tradisi lokal bertambah, sebagian besar karena donasi-donasi dari negara-negara Arab, walau pemerintah membatasi jumlah ajaran konservatif supaya penduduk tidak terpengaruh oleh ajaran-ajaran yang lebih fundamental.



Western Turkic Khaganate


turkmenistan traditional clothing

Turkmen atau Turkoman atau Turkman bisa merujuk ke:

Masyarakat

Etnis Turkmen jatuh ke dalam dua kelompok yang berbeda; membingungkan, kedua ini kadang-kadang disebut baik "Turkmen" dan "kaum Turki nomaden / laki-laki". Keduanya merupakan bagian dari kelompok yang lebih luas dari Oghuz Turki.
  • Oghuz Turki , cabang besar masyarakat Turki, historis Muslim nomaden Oghuz Turki (di abad 10-18)
Timur atau Asia Tengah / Iran group:
  • Turkmen , orang-orang Turki yang terletak terutama di Asia Tengah, di Turkmenistan, Iran, Afghanistan, Pakistan Utara, dan di Kaukasus Utara
  • Iran Turkmen , etnis minoritas keturunan Turki Oghuz yang tinggal di Iran
kelompok Barat
  • Irak Turkmen , minoritas etnis yang tinggal di Irak utara
  • Suriah Turkmen , etnis minoritas keturunan Turki Oghuz yang tinggal di Suriah
  • Yörüks , kelompok semi-nomaden di Anatolia sering disebut sebagai Turkmen di Turki
  • Karapapaks atau Terekeme, minoritas etnis yang hidup di Turki, Iran dan Kaukasus Selatan

Tempat

Azerbaijan

Turki

Kegunaan lain

Lihat juga


Man Shabara Zhafira

Kebanyakan mereka yang disebut sukses adalah mereka yang bermimpi tinggi. Ia memikirkan sesuatu untuk banyak orang, ia melakukan sesuatu yang tidak dikerjakan oleh orang lain. Mimpi inilah yang membuat mereka bertahan, tahan uji dan tidak terlalu menggubris apa yang dipersepsikan orang lain terhadap dirinya. Dalam tahap ini, ketika sukses telah menjadi jalan yang dipilih, maka orang tersebut harus berani bermimpi besar. Dan ketika mimpi besar telah merasuk ke dalam seluruh sendi kehidupannya, maka ia harus belajar menjadi tuli dari mendengarkan komentar buruk sesamanya.
Impian memang menjadi awal dari keberhasilan. Ada begitu banyak orang besar yang melalui perjuangannya dengan sebuah impian. Impian merupakan sumber energi yang kerap menjadikan manusia berlelah-lelah demi meraih sesuatu yang diimpikan. (Hal 4)
Impian akan menjadi semakin nyata ketika ia ditulis, ditentukan waktunya, ditentukan tujuan akhirnya, serta disusun langkah-langkah kecil untuk mencapainya. Sehingga ia menjadi sangat detail, mudah dicapai dan mudah dievaluasi. Perlu juga diwaspadai adanya pencuri impian yang biasanya berasal dari dalam atau luar diri.
Mimpi juga harus besar. Karena Allah Maha Besar. Dia bisa memberikan apapun yang Dia kehendaki dan sebanding dengan upaya yang dilakukan. Ketika seseorang bermimpi besar, maka dia mempunyai kemungkinan untuk meraih mimpi tersebut ataupun mendapatkan mimpi yang lebih kecil. Sementara orang yang puas dengan mimpi kecil, maka ia hanya berpeluang mewujudkan mimpinya itu, tanpa sekalipun berpeluang mewujudkan mimpi yang lebih besar.
Mimpi hanya khayalan selama tidak berwujud aksi. Maka hal terpenting dari suksesnya seseorang –setelah bermimpi besar- adalah melaksanakan semua impian hidupnya melalui langkah-langkah terarah yang telah dipetakan.


skatepark kalijodoh

Kawasan bekas lokalisasi Kalijodo kini berubah total. Daerah yang juga terkenal dengan tindak premanisme, kini disulap menjadi sebuah tempat Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) dan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Makan Gulai 'GULTIK

  Jalan Meruya Selatan Rt 04 Rw 02 Kelurahan Meruya Selatan Kecamatan, Kembangan, Jakarta Barat, RT.7/RW.4, Meruya Sel., Kembangan, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta 11610, Indonesia

Rabu, 15 Februari 2017

John Carter

John Carter adalah sebuah film petualangan fiksi ilmiah Amerika Serikat tahun 2012 yang disutradarai oleh Andrew Stanton dan diproduksi oleh Walt Disney Pictures. Hal ini didasarkan pada A Princess of Mars, buku pertama dalam seri Barsoom novel karya Edgar Rice Burroughs. Film kronik petualangan antarplanet pertama John Carter, diperankan oleh aktor Taylor Kitsch[4]. Film ini menandai seratus tahun penampilan pertama karakter[4][5]. Film ini adalah debut live-action untuk penulis dan sutradara Stanton; karya sutradara sebelumnya termasuk film animasi Pixar Finding Nemo (2003) dan WALL-E (2008)[6][7]. Ditulis oleh Stanton, Mark Andrews dan Michael Chabon, diproduksi oleh Jim Morris, Colin Wilson, dan Lindsey Collins. Skor tersebut disusun oleh Michael Giacchino dan dirilis oleh Walt Disney Records pada 6 Maret 2012[6][8][9]. Para pemain juga dilengkapi Lynn Collins, Samantha Morton, Mark Strong, Ciarán Hinds, Thomas Haden Church, Dominic West, James Purefoy, dan Willem Dafoe

Daftar isi


John Carter (Taylor Kitsch) adalah seorang kapten yang berasal dari Virginia. Saat itu dia hidup dalam suasana perang saudara. Usai perang dia dipindahkan ke Arizona dan menjadi pencari emas di sana. Namun dia mendapat tentangan dari penduduk setempat. Salah satunya Kolonel Powell (Bryan Cranston) yang menekannya untuk ikut melawan suku Apache. Carter menolaknya. Maka usaha-usaha pelarian dari kolonel Powell pun sering dilakukan tapi tidak pernah berhasil.
Suatu hari Carter bisa meloloskan diri dari kurungan Powell. Ditengah kejar-kejaran itu, mereka bertemu dengan suku Apache yang justru membalik situasi sehingga Powell dan Carter kini menjadi buruannya. Mereka bersembunyi dari suku Apache di sebuah gua keramat. Di situlah Carter secara tiba-tiba bisa berpindah ke Mars.
Pada awalnya Carter tidak menyadari bahwa dirinya berada di Mars. Yang menjadi pertanyaan hanyalah mengapa dia memiliki kemampuan meloncat yang jauh lebih tinggi dari biasanya dan banyak mahluk-mahluk aneh yang ditemuinya. Carter berjumpa dengan suku Tharks yang terkesan dengan kemampuan super Carter. Karena adanya perbedaan gravitasi yang jauh lebih ringan dripada di bumi, Carter mampu bergerak lebih lincah danbisa melompat lebih jauh. Di planet itu Carter terjebak dalam petempuran yang telah terjadi ratusan tahun antara negri Helium dan Zodanga. Dalam pertempuran itu Carter menyelamatkan puteri Helium, Dejah Thoris (Lynn Collins) yang sedang betarung dengan Sab Than (Dominic West), pimpinan Zodanga. Sab Than sendiri diperalat oleh bangsa Thern yang dipimpin oleh Matai Shang (Mark Strong) yang memiliki misi memecah belah dan membuat kehancuran di Mars.
Carter bersama Dejah Thoris dan anak Tarkas (pimpinan suku Tharks), Sola (Samantha Morton) menjalani petualangan dengan konflik-konflik berbagai pihak di planet itu.

Daulah Zankiyah

Daulah Zakniyah merupakan bagian sejarah Islam yang tidak boleh dilupakan. Sebab ia merupakan kelengkapan sejarah Islam yang sudah ada sebelumnya. Di antara raja-raja muslim shaleh yang memimpin Daulah Zankiyah; Aq Sunqur, Imadudin Zanki, Nurudin Zanki, Saifun Ghazi, dll, mereka adalah orang-orang besar tang sudah membuat sejarah besar.
Banyak yang tidak terlalu mengenal raja-raja muslim itu, karena mereka todak melakukan penaklukan spektakuler terhadap wilayah  musuh seperti yang dilakukan oleh Muhammad Al-Fatih terhadap Konstantinopel atau Shalahuddin Al-Ayyubi terhadap Al-Quds. Tetapi apa mereka lakukan boleh jadi penting. Sebab merekalah yang meletakkan dasar-dasar kemenangan bagi Shalahuddin Al-Ayyubi setelah 13 tahun kemudian ia bisa membebaskan Al-Quds.
Pengakuan akan Kebesaran mereka pernah ditulis Ibnu Al-Atsir, seorang sejarawan Islam,”Aku telah meneliti sejarah para raja Islam zaman dahulu hingga hari ini. Aku tidak menemukan, setelah Khulafaurrasyidin dan Umar bin Abdul Aziz, yang lebih baik prilakunya darpada raja yang adil Nuruddin Zanki, tidak ada yang lebih berusaha keras untuk berbuat adil dan insaf darpada dia. Malam dan siangnya pendek untuk keadilan yang disebarkannya, jihad yang dipersiapkannya, kezhaliman yang dihapusnya, ibadah yang dilakukannya, prilaku baik yang dilakukannya dan kenikmatan yang diberikannya…”
Buku,”Bangkit & Runtuhnya Daulah Zankiyah” ini, ditulis oleh seorang ulama dan ahli sejarah, DR Ali Muhammad Ash-Shallabi, beliau membahas tentang asal usul Daulah Zankiyah, hubungannya dengan kekhalifahan Bani Abbasiyah dan Bani Saljuk, perjuangan mereka melawan pasukan Salib dan Daulah Fathimiyah yang berhaluan syiah, Peran Syaikh Abdul Qadir Jailani dan ulama lainnya dalam mengobarkan api jihad pada masa itu, faktor-faktor yang mendorong Daulah Zankiyah bangkit lalu kemudian runtuh, serta beragam tema menarik lainnya. Tak pelak, kehadiran buku ini dapat memenuhi dahaga para pencinta sejarah Islam.

Kamis, 09 Februari 2017

terowongan palestina mesir di bom israel

Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan bahwa bom pasukan Israel di terowongan dekat perbatasan Mesir menewaskan dua orang Palestina, Kamis (9/2/2017), namun pihak militer Israel menolak semua keterlibatan dalam insiden tersebut. Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza dalam pernyataannya mengatakan bahwa dua orang pria menjadi syahid dan lima orang lainnya terluka setelah menjadi target pesawat tempur Israel di sepanjang perbatasan Palestina-Mesir. Juru bicara militer Israel mengaku belum tahu atas serangan yang terjadi sebelum subuh itu. Beberapa jam sebelumnya militer Israel menyatakan bahwa pihaknya menghadang beberapa roket yang diluncurkan dari Semenanjung Sinai, Mesir, menuju Kota Elat, Israel. Salah satu roket mendarat di area terbuka, namun tidak sampai meimbulkan jatuhnya korban jiwa atau merusakkan apa pun, demikian pernyataan polisi. Sejauh ini tidak ada pihak atau kelompok mana pun yang mengaku bertanggung jawab atas penembakan roket tersebut. Beberapa waktu yang lalu, kelompok garis keras yang berjaringan dengan ISIS di Semenanjung Sinai menyatakan bertanggung jawab atas beberapa jenis serangan. Gaza yang berbagi perbatasan dengan Israel dan Mesir itu dikuasai oleh kelompok Islam Hamas Palestina. Pemerintah Mesir menuding Hamas membantu kelompok garis keras yang berjaringan dengan militan ISIS di gurun Sinai. Namun Hamas menolak tudingan tersebut. Perbatasan Israel-Gaza secara umum relatif tenang dalam beberapa bulan terakhir, namun Senin (6/2) lalu roket Palestina diluncurkan dari kantung yang menyebabkan beberapa serangan Israel terhadap beberapa sasaran Hamas. Israel menyatakan bahwa Hamas harus memikul tanggung jawab secara keseluruhan atas apa yang terjadi di daerah kantung itu. Hamas secara de facto menghormati gencatan senjata dengan Israel sejak perang 2014 namun…

ulama syiah iraq Muqtada al-Sadr

Muqtada al-Sadr ( Arab : مقتدى الصدر, . Translit Muqtada S-Sadr; lahir 12 Agustus 1973) [2] adalah Irak Syiah ulama, politisi dan milisi pemimpin. Dia adalah pemimpin dari partai politik , yang Gerakan Sadr dan pemimpin Saraya al-Salam , milisi Syiah yang merupakan reformasi dari milisi sebelumnya ia memimpin selama pendudukan Amerika di Irak, Tentara Mahdi.
Muqtada al-Sadr adalah salah satu tokoh agama dan populer yang paling berpengaruh di Irak, meskipun tidak memegang apapun judul resmi di pemerintah Irak. [3]

Judul

Dia adalah yang menonjol Sadr keluarga yang berasal dari Jabal Amel di Lebanon tetapi kemudian menetap di Najaf, ayah mertuanya menjadi Mohammad Baqir al-Sadr . Ia sering bergaya dengan gelar kehormatan Sayyid .
Media Barat sering menyebut Muqtada al-Sadr sebagai ulama "anti-Amerika" atau "radikal", [4] tetapi berdiri agama formal relatif rendah, di peringkat agama Syiah pertengahan Peringkat mungkin mencerminkan masa mudanya, dan ia mengklaim tidak judul mujtahid (setara dengan ulama senior yang) atau kewenangan untuk mengeluarkan fatwa . [5] Namun pada awal 2008 ia dilaporkan akan belajar untuk menjadi Ayatullah , yang akan sangat meningkatkan berdiri agamanya. [6]

Keluarga

Muqtada al-Sadr adalah putra keempat dari Irak terkenal Syiah ulama, akhir Grand Ayatollah Mohammad Mohammad Sadeq al-Sadr . Dia juga menantu-Grand Ayatollah Mohammad Baqir al-Sadr .
Muqtada al-Sadr adalah Irak dan Iran keturunan. Kakek buyutnya adalah Ismail as-Sadr . Mohammed Sadeq al-Sadr, ayah Muqtada al-Sadr, adalah tokoh yang dihormati di seluruh dunia Syiah Islam. Dia dibunuh, bersama dengan dua putranya, diduga oleh pemerintah Saddam Hussein . Muqtada ini ayah mertua dieksekusi oleh pemerintah Irak pada tahun 1980. Muqtada adalah sepupu dari menghilang Musa al-Sadr , pendiri Iran-Lebanon yang populer Gerakan Amal . [7]
Pada tahun 1994, al-Sadr menikahi salah satu putri Muhammad Baqir al-Sadr. [8] Dia tidak memiliki anak. [8]

Posisi

Muqtada al-Sadr mendapatkan popularitas di Irak setelah menggulingkan pemerintah Saddam oleh invasi Irak 2003 . Al-Sadr memiliki pada kesempatan menyatakan bahwa ia ingin menciptakan sebuah " demokrasi Islam ".
Al-Sadr perintah dukungan yang kuat (khususnya di Kota Sadr kabupaten di Baghdad , sebelumnya bernama Saddam City namun berganti nama setelah tua al-Sadr). Setelah jatuhnya pemerintahan Saddam pada 2003, Muqtada al-Sadr terorganisir ribuan pendukungnya menjadi gerakan politik, yang mencakup sayap militer yang dikenal sebagai Jaysh al-Mahdi atau Tentara Mahdi ). [9] Nama mengacu pada Mahdi , menghilang-sejak lama Imam yang diyakini oleh umat Islam Syiah terjadi karena muncul kembali ketika akhir pendekatan waktu. Kelompok ini telah secara berkala terlibat dalam konflik kekerasan dengan Amerika Serikat dan pasukan koalisi lainnya, sementara gerakan Sadr yang lebih besar telah membentuk pengadilan agama sendiri, dan terorganisir pelayanan sosial, penegakan hukum, dan penjara di daerah yang dikuasai nya [10]
dukungannya terkuat berasal dari kelas Syiah direbut, seperti di daerah Kota Sadr di Baghdad. Banyak pendukung Irak melihat dalam dirinya simbol perlawanan terhadap pendudukan asing. [11] Tentara Mahdi dioperasikan kematian regu yang sering membunuh warga sipil Sunni terutama selama perang sipil fase perang Irak.
Dalam sebuah pernyataan yang diterima AFP pada 15 Februari 2014, Sadr mengumumkan penutupan semua kantor, pusat dan asosiasi yang berafiliasi dengan Al-Shaheed Al-Sadr, ayahnya martir, di dalam dan luar Irak, ia mengumumkan non-intervensi dalam semua urusan politik , menambahkan bahwa tidak ada blok akan mewakili gerakan dalam atau di luar pemerintahan atau parlemen. [12]

Perang di Irak

2003

Tak lama setelah koalisi pimpinan AS menggulingkan Saddam Hussein dan rezim Ba'ath nya, al-Sadr menyuarakan oposisi terhadap Otoritas Sementara Koalisi . Ia kemudian menyatakan bahwa ia memiliki lebih legitimasi dari Koalisi ditunjuk Dewan Pemerintahan Irak . Dia diberikan utama wawancara televisi Barat pertamanya ke Bob Simon dari 60 menit , di mana al-Sadr terkenal mengatakan "Saddam adalah ular kecil, tapi Amerika adalah ular besar." [13]
Pada bulan Mei 2003, al-Sadr mengeluarkan fatwa yang dikenal sebagai al-Hawasim (yang berarti para finalis - istilah yang digunakan untuk merujuk pada penjarah pasca-invasi Irak) fatwa. [14] Fatwa diperbolehkan pencurian dan pemerasan dengan syarat bahwa para pelaku membayar diperlukan khumus untuk imam Sadr, [15] mengatakan bahwa "penjarah bisa berpegang pada apa yang telah mereka disesuaikan selama mereka membuat sumbangan (khumus) dari satu -fifth dari nilainya ke kantor Sadr lokal mereka. " Fatwa itu terasing banyak anggota yang lebih tua dari gerakan ayahnya, [15] serta Syiah mainstream, [16] dan pembentukan Syiah dan kelas properti-yang memiliki dari Sadrists. [14] Namun, fatwa tersebut diperkuat popularitasnya di antara anggota masyarakat termiskin, terutama di Kota Sadr . [17] Telah diklaim bahwa fatwa asli sebenarnya dikeluarkan oleh penasihat al-Sadr Ayatollah Kazem Husseini Haeri , dan bahwa al-Sadr itu hanya setia mengeluarkan instruksi yang sama. [14]

2004

Pada tahun 2004 khotbah-khotbahnya dan wawancara publik, al-Sadr berulang kali menuntut penarikan segera semua pasukan koalisi pimpinan AS, semua pasukan asing di bawah PBB kontrol, dan pembentukan sebuah pemerintahan Irak tengah baru, tidak terhubung ke partai Ba'ath atau Allawi pemerintah.
Pada akhir Maret 2004, pihak berwenang Koalisi (759 MP Batalyon) di Irak menutup koran Sadr al-Hawza atas tuduhan menghasut kekerasan. pengikut Sadr mengadakan demonstrasi memprotes penutupan surat kabar. Pada tanggal 4 April, pertempuran pecah di Najaf, Kota Sadr, dan Basra. Sadr Tentara Mahdi mengambil alih beberapa poin dan tentara koalisi menyerang, menewaskan puluhan tentara asing, dan mengambil banyak korban dari mereka sendiri dalam proses. [18] Pada saat yang sama, pemberontak Sunni di kota Baghdad, Samarra , Ramadi , dan, terutama, Fallujah , melakukan pemberontakan juga, menyebabkan tantangan paling serius untuk mengendalikan koalisi Irak sampai saat itu.
Selama pengepungan pertama Fallujah pada akhir Maret dan April 2004, Muqtada ini Sadrists mengirim konvoi bantuan ke Sunni terkepung di sana. [19]
Paul Bremer , maka administrator AS di Irak, diumumkan pada tanggal 5 April 2004, bahwa al-Sadr adalah seorang penjahat dan bahwa pemberontakan oleh para pengikutnya tidak akan ditoleransi. [20]
Hari itu Al Sadr menyerukan jihad melawan pasukan koalisi. Untuk melakukan hal ini ia harus mendapatkan kontrol sementara Al Kut , An Najaf dan pinggiran kota Baghdad bernama setelah kakeknya, Kota Sadr . Pada malam 8 April nya Mahdi Milisi turun delapan overspans dan jembatan sekitar Convoy Support Center Scania, sehingga memutuskan lalu lintas ke utara ke Baghdad. Keesokan harinya, Jumat Agung, milisinya menyerang setiap dan setiap konvoi yang berusaha untuk masuk atau keluar dari Bandara Internasional Baghdad , yang dikenal dengan tentara sebagai BIAP. Hal ini menyebabkan penyergapan konvoi terburuk dari perang, penyergapan dari Perusahaan Angkutan 724 (POL), yang mengakibatkan delapan KBR driver tewas dan tiga tentara tewas. Salah satunya adalah Matt Maupin yang awalnya terdaftar sebagai tentara Amerika pertama yang hilang dalam aksi. Rangkaian serangan menunjukkan tingkat yang tak terduga kecanggihan dalam perencanaan. Sementara Mahdi Milisi tahu mereka tidak cocok untuk M1 Abrams tank, mereka menyadari perut lembut dari tank-tank tersebut truk mereka bergantung pada untuk segala sesuatu yang mereka butuhkan untuk melawan dengan. BIAP adalah tempat yang baru tiba Divisi Kavaleri 1 menarik persediaan nya. Divisi Kavaleri 1 telah menggantikan Divisi Lapis Baja 1 di dan sekitar Baghdad. Divisi Lapis Baja 1 sudah dikerahkan ke Irak selama satu tahun. CENTCOM komandan, Jenderal John Abizaid , memutuskan untuk memperpanjang Divisi melampaui penyebaran 1 tahun, untuk tambahan 120 hari, untuk digunakan dalam memerangi Mahdi Milisi. [21] [22] Pada hari Minggu Paskah, 11 April Milisi melancarkan serangan di dinding barat daya di BIAP balik yang beberapa ratus truk diparkir. Sebuah kekuatan kecil kurang dari selusin truk driver yang dipimpin oleh 2LT James McCormick menahan musuh selama hampir 45 menit. 30 Menit setelah laga ini, McCormick dan krunya dari Humvee gun truk Zebra harus mengawal konvoi melalui tantangan dari penyergapan delapan mil ke Zona Hijau . Mereka dibagi konvoi menjadi empat serial dan Milisi disergap yang pertama. McCormick kemudian mengubah taktik untuk seri konvoi kedua untuk berubah menjadi musuh dan membalas tembakan. Ini menimbulkan korban ke milisi dan oleh serial konvoi ketiga tembakan musuh telah mengendur dan konvoi urut terakhir tidak dianiaya. Dia akan memperbaiki ini "gilirannya, memperbaiki dan api" taktik ketika ia membantu membentuk Combat 518 Gun Truck Company. Putus asa untuk bahan bakar, tangki dan Strykers ditarik untuk mengawal konvoi bahan bakar utara dari Scania. Pada akhir April, Divisi Lapis Baja 1 telah melanggar belakang al Sadr Uprising [21] [22] tetapi ia telah mencapai tujuannya menjadi kekuatan yang signifikan bagi pasukan koalisi untuk menangani. [23]

2005

Hal ini umumnya disukai di Irak untuk ulama untuk berpartisipasi aktif dalam politik sekuler, dan seperti tokoh agama terkemuka lainnya Muqtada al-Sadr tidak berjalan di pemilu Irak 2005 . Hal ini diyakini ia secara implisit mendukung Nasional Independen Kader dan elit partai yang terkait erat dengan Tentara Mahdi. Banyak pendukungnya, bagaimanapun, mendukung jauh lebih populer Aliansi Irak Bersatu (UIA) dari al-Sistani.
Tanggal 26 Agustus 2005 sekitar 100.000 warga Irak berbaris dalam mendukung al-Sadr dan cita-citanya. [24]

2006

Pada 25 Maret 2006 Muqtada al-Sadr berada di rumahnya dan lolos mortar serangan; Serangan ini diperdebatkan, sebagai persenjataan mendarat lebih dari 50 meter dari rumahnya.
Leverage yang cukup Sadr jelas di awal minggu 16 Oktober 2006, ketika Perdana Menteri Nouri al-Maliki memerintahkan pembebasan salah seorang pembantu senior yang Sadr. pembantu itu telah ditangkap sehari sebelumnya oleh pasukan Amerika atas dugaan ikut serta dalam penculikan dan pembunuhan. [25]

2007

Pada tanggal 13 Februari beberapa sumber di pemerintah AS mengklaim bahwa Muqtada al-Sadr telah meninggalkan Irak dan melarikan diri ke Iran dalam mengantisipasi datangnya operasi keamanan . [26] US juru bicara militer Mayjen. William B. Caldwell diperkuat akun ini pada tanggal 14 Februari, [27] tetapi anggota parlemen Irak dan seorang pembantu al-Sadr telah membantah klaim. [26] [28]
Pada tanggal 30 Maret dilaporkan bahwa Sadr, melalui ulama berbicara atas namanya, "menyampaikan pidato membakar ... mengutuk kehadiran Amerika di Irak ... [dan] panggilan [ing] untuk protes massa anti-pendudukan pada tanggal 9 April .... " [29] panggilan ini untuk protes adalah signifikan dalam bahwa, sejak awal gelombang pasukan Amerika (yang dimulai pada 14 Februari 2007), Sadr telah memerintahkan nya" milisi berbohong rendah selama rencana keamanan Baghdad baru sehingga tidak memprovokasi konfrontasi langsung dengan Amerika ". [29]
Dalam sebuah pernyataan dicap dengan segel resmi al-Sadr dan didistribusikan di kota suci Syiah Najaf sehari sebelum demonstrasi, pada Minggu 8 April, 2007, Muqtada al-Sadr mendesak tentara dan polisi Irak untuk berhenti bekerja sama dengan Amerika Serikat dan mengatakan pejuang gerilya untuk berkonsentrasi pada mendorong pasukan Amerika di luar negeri. "Kau, tentara dan polisi Irak pasukan, tidak berjalan bersama penjajah, karena mereka adalah musuh Anda," kata pernyataan itu.
Tanggal 17 April 2007 beberapa menteri yang setia kepada al-Sadr meninggalkan pemerintah Irak. Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki menyatakan bahwa penarikan menteri ini tidak melemahkan pemerintah dan bahwa ia akan nama teknokrat untuk menggantikan mereka segera. [30]
Pada 25 April 2007 al-Sadr mengecam pembangunan tembok Azamiyah sekitar lingkungan Sunni di Baghdad, dengan menyerukan demonstrasi menentang rencana tersebut sebagai tanda "kejahatan akan" dari Amerika "penjajah"
Tanggal 25 Mei 2007 al-Sadr menyampaikan khotbah untuk sekitar 6.000 pengikut di Kufah . Sadr menegaskan kutukannya pendudukan Amerika Serikat dari Irak dan menuntut penarikan pasukan asing, pidato al-Sadr juga berisi panggilan untuk persatuan antara Sunni dan Syiah. [31] Pada bulan Juni 2007, al-Sadr bersumpah untuk terus maju dengan pawai yang direncanakan ke hancur Askariyya suci di Irak tengah, al-Sadr mengatakan pawai tersebut bertujuan untuk membawa Syi'ah dan Sunni lebih dekat bersama-sama dan mogok hambatan yang dikenakan oleh Amerika dan ekstremis agama Sunni.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan 29 Agustus 2007 Muqtada al-Sadr mengumumkan bahwa perintah untuk mundur selama enam bulan telah didistribusikan ke loyalis menyusul kematian lebih dari 50 peziarah Syiah selama pertempuran di Karbala sehari sebelumnya. Pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor Sadr di Najaf mengatakan: "Saya mengarahkan tentara Mahdi untuk menangguhkan semua kegiatan selama enam bulan sampai direstrukturisasi dengan cara yang membantu menghormati prinsip-prinsip yang terbentuk." Maksud di balik gencatan senjata itu diduga sebagian menjadi untuk memungkinkan al-Sadr menegaskan kembali kontrol atas gerakan, yang diduga telah pecah. "Kami minta pada semua Sadrists untuk mengamati menahan diri, untuk membantu pasukan keamanan mengendalikan situasi dan menangkap para pelaku dan mongers penghasutan, dan mendesak mereka untuk mengakhiri semua bentuk persenjataan di kota suci," kata pernyataan itu, mengacu pada 28 bentrokan Agustus di Karbala. Ditanya apakah urutan terduga berarti tidak ada serangan terhadap tentara Amerika, serta larangan pertikaian Syiah, seorang ajudan senior al-Sadr mengatakan: "Semua jenis tindakan bersenjata untuk menjadi beku, tanpa kecuali." [32]

2008

Pada bulan Maret 2008 selama Pertempuran Basra , yang Gerakan Sadr meluncurkan kampanye pembangkangan sipil nasional di Irak untuk memprotes serangan dan penahanan terhadap Tentara Mahdi. [33]
Pada bulan Agustus 2008, al-Sadr memerintahkan sebagian besar milisi untuk melucuti namun mengatakan ia akan mempertahankan unit pertempuran elit untuk melawan Amerika jika jadwal bagi penarikan pasukan AS tidak didirikan. "Senjata yang secara eksklusif di tangan satu kelompok, kelompok perlawanan," sementara kelompok lain yang disebut Momahidoun adalah fokus pada sosial, pekerjaan agama dan masyarakat, kata Sadr ulama Mudhafar al-Moussawi. [34]

2009

Menanggapi Israel menyerang Gaza , al-Sadr menyerukan pembalasan terhadap pasukan AS di Irak: "Saya memanggil perlawanan Irak jujur untuk melakukan operasi balas dendam terhadap kaki besar musuh Zionis."
Pada tanggal 1 Mei 2009, al-Sadr melakukan kunjungan kejutan ke Ankara mana, dalam penampilan publik pertama selama dua tahun, ia bertemu dengan Presiden Turki Abdullah Gül dan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan untuk pembicaraan yang berfokus pada "proses politik" [35 ] dan meminta Turki memainkan peran lebih besar dalam membangun stabilitas di Timur Tengah . Juru bicara Sheikh Salah al-Obeidi menegaskan sifat pembicaraan yang telah diminta oleh al-Sadr dan menyatakan, "Turki adalah baik, teman lama. Percaya bahwa, kita tidak ragu-ragu dalam bepergian di sini." [36] Setelah pertemuan al-Sadr mengunjungi pendukungnya di Istanbul , di mana al-Obeidi mengatakan mereka dapat membuka kantor perwakilan.

2010

Dalam konferensi pers pada tanggal 6 Maret 2010 menjelang pemilihan parlemen Irak 2010 , Muqtada al-Sadr menyerukan kepada semua rakyat Irak untuk berpartisipasi dalam pemilu dan mendukung mereka yang berusaha untuk mengusir pasukan AS dari negara itu. Al-Sadr memperingatkan bahwa campur tangan oleh Amerika Serikat akan diterima. [37] [38]

2011

Pada 5 Januari 2011 Muqtada al-Sadr kembali ke kota Irak Najaf , untuk mengambil peran yang lebih proaktif dan terlihat dalam pemerintahan baru Irak. [39] Tiga hari kemudian, ribuan warga Irak ternyata di Najaf untuk mendengar pidato pertamanya sejak kembali, di mana ia disebut AS, Israel, dan Inggris "musuh bersama" terhadap Irak. Pidatonya disambut oleh kerumunan meneriakkan "Ya, ya untuk Muqtada! Ya, ya untuk pemimpin!" sambil melambaikan bendera Irak dan gambar al-Sadr. Selanjutnya, ia kembali ke Iran untuk melanjutkan studi. [40]
Pada akhir 2011, ternyata bahwa Amerika Serikat sebagian besar akan menarik diri dari Irak, permintaan yang membantu membuat Sadr pemimpin populer di kalangan pendukung segera setelah invasi. Sadr juga dikendalikan blok terbesar parlemen, dan telah mencapai semacam détente dengan Perdana Menteri Nouri al Maliki, yang membutuhkan dukungan Sadr untuk mempertahankan jabatannya. [41]

Penarikan pasca-US

Menyusul penarikan AS dari Irak, al-Sadr terus menjadi tokoh berpengaruh dalam politik Irak, terkait dengan blok Al-Ahrar, yang faksi Syiah masih berperang dengan tidak hanya pemerintah tetapi juga faksi Sunni. [42] Namun, sedangkan selama perang al-Sadr dikenal karena kekerasan advokasi, pada tahun 2012 ia mulai menampilkan dirinya sebagai pendukung moderasi dan toleransi dan menyerukan perdamaian. [43] [44]
Februari 2014 al-Sadr mengumumkan bahwa ia menarik diri dari politik dan melarutkan struktur partai untuk melindungi reputasi keluarganya. [45]
Namun, kemudian pada 2014 ia menyerukan pembentukan " Tentara Mahdi ", sering salah menerjemahkan "Peace Brigades", untuk melindungi tempat-tempat suci Syiah dari Negara Islam Irak dan Levant . [45] Pada bulan Juni, perusahaan Perdamaian ini berbaris di Kota Sadr . [46] Selain menjaga kuil, Perusahaan Perdamaian berpartisipasi dalam operasi ofensif seperti merebut kembali Jurf Al Nasr pada bulan Oktober 2014. [47] Mereka ditangguhkan kegiatan mereka sementara pada Februari 2015, [47] tetapi aktif dalam Pertempuran Kedua Tikrit pada bulan Maret. [48]

2016 dan seterusnya

Pada 26 Februari 2016, Sadr memimpin demonstrasi juta pria di Baghdad Tahrir Square untuk memprotes korupsi di Irak dan kegagalan pemerintah untuk memenuhi reformasi. "Abadi harus melaksanakan akar rumput reformasi," kata Sadr di depan para demonstran. "Angkat suara Anda dan berteriak sehingga korup takut dari Anda," ia mendorong orang-orang. [49] Pada tanggal 18 Maret, pengikut Sadr mulai duduk-in di luar Zona Hijau , sebuah distrik yang dijaga ketat di Baghdad kantor pemerintah perumahan dan kedutaan. Dia disebut Zona Hijau "benteng dukungan untuk korupsi". [50] Pada tanggal 27 Maret, ia sendiri masuk ke Zona Hijau untuk memulai sit-in, mendesak pengikutnya untuk tinggal di luar dan tetap damai. The Tentara Irak umum yang bertanggung jawab atas keamanan di Zona Hijau mencium tangan Sadr saat ia memungkinkan dia untuk masuk. [51] Ia bertemu dengan Abadi pada tanggal 26 Desember untuk membahas proyek reformasi ia mengusulkan selama protes di awal tahun. [52]

Referensi