Selasa, 30 Agustus 2016

Cinta itu buta dan tuli

Katar yang Kini Sudah Menghilang

Di antara deretan senjata mematikan yang pernah tercipta, nama Katar mungkin jadi yang paling tidak terkenal. Orang-orang lebih mengenal Katana, Keris, broadsword Eropa daripada senjata satu ini. Padahal, sebenarnya kalau dilihat dari sejarah dan bentuknya sendiri, Katar harusnya bisa mempunyai pamor segarang senjata-senjata yang lain
Katar-nya secepat mungkin dan kemudian menghadapi ancaman tersebut. Katar tidak pernah mengecewakan pemiliknya karena ia seperti seorang bodyguard yang selalu siap kapan saja.

Desain Unik Katar

Katar pada dasarnya sama seperti belati dan pedang. Hanya saja ia tidak dipegang langsung, melainkan melalui sebuah pegangan yang bentuknya seperti huruf H. belati Katar biasanya cukup panjang, tapi tak lebih dari pedang. Hal ini karena penggunaan Katar untuk bergerak cepat. Makin panjang tentu bakal membuat beban bertambah dan akhirnya memengaruhi pergerakan.

Desain unik Katar [Image 
Belati Katar biasanya didesain berbentuk lebar dengan ujungnya yang lancip. Tapi, beberapa Katar didesain memiliki lengkungan. Untuk pembuatannya sendiri, beberapa Katar ditempa menyatu dengan bagian handle-nya. Tapi, ada juga desain Katar yang terpisah dengan pegangannya dengan alasan khusus. Oh iya, Katar selalu dibuat sepasang untuk tangan kanan dan kiri.

Inilah Alasan Kenapa Katar Sangat Mematikan

Tidak seperti pedang yang dipakai dengan cara diayunkan, Katar lebih memanfaatkan gerakan tangan seperti memukul. Ilustrasinya adalah Katar dipakai di dua tangan kemudian si pengguna memakainya dengan cara mengayunkan tangan seperti meninju. Secepat apa pun pedang, takkan bisa mengalahkan cepatnya Katar dalam menusuk. Dengan berat yang tidak seberapa, Katar akan mengayun secepat kilat.

Katar sangat mematikan [Image
Katar umumnya digunakan untuk gerakan menusuk, tapi dengan desain ketajaman di sisi kanan dan kiri, ia juga bisa dipakai untuk menebas. Sangat mematikan. Katar akan makin lebih mengerikan ketika si penggunanya juga menguasai ilmu beladiri. Dengan katar di tangan, maka ia takkan bisa dikalahkan dengan mudah.

toraja


Mesjid Al Muhajirin pondok kelapa



BUNGA PENUTUP ABAD

Pertunjukan teater mengangkat kisah novel Pramoedya Anantatoer yakni "Bunga Penutup Abad" akhirnya dipentaskan beberapa waktu lalu di Gedung Kesenian Jakarta, Jakarta Pusat.
Empat bintang terbaik Tanah Air memerankan penokohan cerita, diantaranya Happy Salma, Chelsea Islan, Reza Rahadian, Lukman Sardi.
Setelah sebelumnya, beberapa kisah dalam novel Pramoedya disutradarai Wawan Sofwan, Happy Salma yang diketahui sebagai produser acara ini salut dengan para artis ternama mau melakukan pementasan teater dari novel anak bangsa tersebut.
"Saya kagum dengan komitmen, dedikasi dan kerja keras dari pemain utama Reza Rahadian, Lukman Sardi dan Chelsea Islan untuk bersama-sama berlatih serius agar tampil maksimal dan tidak mengecewakan para penonton," kata Happy, Jakarta, Minggu (28/8/2016).
Bersamaan dengan itu, Reza Rahardian menyampaikan, sebagai anak muda dan penerus bangsa Ia sangat mengapresiasi hasil sastra juga kekayaan intelektual Pramoedya ke dalam panggung teater.
"Sehingga kami pun semangat untuk menterjemahkan dan memberi warna pada karya sastra maestro Indonesia ke panggung teater," papar Reza.
Dalam berlangsungnya pementasan tersebut, singkatnya, cerita berakhir ketika Minke mendapatkan kabar bahwa Annelies meninggal di Belanda.
Saat itu, Minke yang dilanda kesedihan kemudian meminta izin pada Nyai Ontosoroh untuk pergi ke Batavia melanjutkan sekolah menjadi dokter.
Sesampainya di Batavia, Minke membawa serta lukisan potret Annelies yang dilukis oleh sahabatnya Jean Marais. Minke memberi nama lukisan itu, Bunga Penutup Abad.

KENAPA PIALA F1 JUARA 1,2,3 UKURANYA SAMA


ikan Paedocypris progenetica

Paedocypris progenetica adalah sejenis ikan dari genus Paedocypris yang dilaporkan sebagai ikan terkecil di dunia. Spesies ini termasuk juga sebagai organisme bertulang belakang terkecil di dunia, hingga Januari 2012 ketika ditemukannya organisme yang lebih pendek, sejenis katak yang dinamai Paedophryne amauensis. Ikan jenis ini hidup di daerah rawa-rawa tanah gambut di pulau Sumatra dan Bintan, Indonesia. Pada usia dewasa, Paedocypris progenetica memiliki panjang 7,9 mm. Mereka hidup dengan mengunyah plankton di dekat dasar rawa, dan karena ukurannya yang kecil, dapat tetap bertahan hidup ketika daerah tempat tinggalnya dilanda kekeringan dengan berlindung di genangan air terdangkal di rawa-rawa. Otak Paedocypris progenetica tidak dilindungi oleh tengkorak kepala, dan betinanya hanya mampu menghasilkan beberapa butir telur.
Kehidupan Paedocypris progenetica saat ini terancam akibat dirusaknya habitat mereka oleh tindakan manusia.

Minggu, 28 Agustus 2016

Matchbox Twenty - Unwell (Video)

♡ Gwiyomi / Kiyomi lucu

Pelangi & Matahari - BIP

Gigi Andai lyrics

Memang benar ku salah
Tak menghargai perasaanmu
Dan menghancurkan rasa cintamu

Saat kuingat dirimu
Harummu yang memeluk nafasku
Yang memberikanku kehangatan

Terangnya seribu bintang
Tak dapat menyamai cahaya
Keindahanmu dari wujudmu

Dan aku tak mengijinkan
Cahayamu redup karenaku
Dan atas kesombonganku

[Reff:]
Andai...
Ku tak membuang dirimu
Menjadikan yang kedua
Atas cintaku

Janganlah
Keterpurukanku ini
Membuat kau membenciku
Selamanya... dan membunuhku

lyrick Gallery Terkenal

Aku ingin menjadi orang yang terkenal
Kemana pergi slalu diliatin orang
Mau apapun caranya sangatlah gampang
Karena semua tahu aku orang terkenal
Slalu dimintai foto dan tanda tangan
Dan aku juga slalu dikerubuti wartawan
Segera saja senyumku aku pasang
Dan besok tampangku ada di majalah dan koran
Oh indahnya, mimpiku
Yang tak nyata aya ya ya
Oh indahnya mimpiku
Yang tak nyata
Tak pernah kusesali
Diriku yang sekarang ini
Jadi terkenal
Tak punyai kebebasan diri
Jadi diri sendiri
Jalani saja hidup ini
Lupakan semua
Mimpi - mimpi yang tak berarti

LIRIK ES NANAS KUNANG-KUNANG

C                 Am     
Kunanti diriMu sampai Aku ketiduran
   F           G           C G
Ku mimpi dikejar kunang kunang
      C                 Am 
Taringnya keluar kepalanya membesar
   F           G            C
Ku takut dikejar kunang kunang

F  C F       C
Sepi malam ini cantik


F      C             G
Ada bulan banyak bintang
F       C  F         C
Ku sendiri berjalan di taman
F        C             G
Lihat bunga lihat kumbang

      C                 Am 
Kunanti diriMu sampai Aku ketiduran
   F           G           C G
Ku mimpi dikejar kunang kunang
       C                 Am
Taringnya keluar kepalanya membesar
   F           G            C
Ku takut dikejar kunang kunang

F   C F       C
Sunyi dibalik tanaman
F      C             G
Bergerak gerak bersinar
F       C F       C
Tiba tiba mereka mendekat
F         C           G
Menghampiri dan menyerang

      C              Am
Terkejut terpana melihat kumpulan sinar
    F        G            C G
Ternyata mereka kunang kunang
      C               Am
Ku lari ketakutan mereka terbang mendekat
    F         G            C
Ku takut dikejar kunang kunang

 C                      Am
Taringnya keluar kepalanya membesar
    F         G             C
Ku takut dikejar kunang kunang
   C                  Am
Kunanti diriMu sampai Aku ketiduran
    F         G            C G
Ku mimpi dikejar kunang kunang
    F         G            C
Ku takut dikejar kunang kunang
    F         G            C
Ku lari diserbu kunang kunang

Es Nanas - Kunang-kunang

lyrick UFO - Oh Ibuku

Oh ibuku
Pergi kepasar
Membeli baju
Buat aku
Oh ibuku . . .
Kusayang kamu
Bolehkah aku
Pinjam duitmu

Ooooo
Oh ibuku ( Oh ibuku )
Aku cinta kamu ( Oh ibuku )
lagu ini ( Oh ibuku )
Hanya untukmu ( Oh ibuku )
Oh ibuku ( Oh ibuku )
Aku cinta kamu ( Oh ibuku )
Aku sayang kamu ( Oh ibuku )
Mana Bapakku ( Oh ibuku )
Oh ibuku
Pergi kepasar
Membeli baju
Buat aku
Oh ibuku
Maafkan aku
Memang aku
Tak tau malu

Oh ibuku ( Oh ibuku )
Aku cinta kamu ( Oh ibuku )
lagu ini ( Oh ibuku )
Hanya untukmu ( Oh ibuku )
Oh ibuku ( Oh ibuku )
Aku cinta kamu ( Oh ibuku )
Aku sayang kamu ( Oh ibuku )
Mana Bapakku ( Oh ibuku )
Oh ibuku ( Oh ibuku )
Aku cinta kamu ( Oh ibuku )
lagu ini ( Oh ibuku )
Hanya untukmu ( Oh ibuku )
Oh ibuku ( Oh ibuku )
Aku cinta kamu ( Oh ibuku )
Aku sayang kamu

Mana Bapakku

lyrick blukutuk gadis bali

kupernah jatuh hati pada seorang gadis bali
namanya si putri i gusti lambat sari ternyata si putri nggak suka kepadaku
alasannya si putri, lihatlah dulu wajahmu
aku lalu tanya pada ibu bapaknya apakah bapak ibunya cari menantu
jawaban ibunya bikin panas tlingaku
kucari menantu cumak nggak kayak wajahmu

meskipun orangtuanya nggak mau, aku tetep nekat
dulu apel malem minggu sekarang malam jumat
tapi kalau dulu aku apel bawa apel
tapi kalau sekarang, kubawa kemenyan
kemenyan kusebar dibawah meja
agar kalau si putri duduk diatas gila-gila
ternyata kemenyan dijilati anjing
dianya nggak papa, anjingnya yang gila
aku tau seneng karo arek mojoarum
dewek e due jeneng indah laning natingrum
tibake dewek e ga kolu karo aku
alasan e dewek e raimu kayak garpu
aku wados takon marang ibu bapak e
ibu bapak menopo mboten mbados mantu
jawaban ibuk e gawe panas kuping ku
aku golek mantu cumak ga koyok raimu
mesio wong tuo ne gak kolu, aku tetep nekat
biyen apel malem minggu, saiki malem jumat
tapi nek biyen aku apel nggowo apel
tapi nek saiki aku nggowo menyan
menyan ta sebarno nang ngisor e mejo
supoyo nek arek e longgoh nggolih jiwo
tilalah menyan e dijilati kucing
arek e gapopo, kucing e gendeng

SCOPE - Siti (Official Video Clip)

dari pada memberi ikan,lebih baik mengajarkan memancing ikan

Sebuah pepatah Cina kuno yang pertama kali saya dapatkan dari ayah saya. Mungkin sudah lebih dari 20 tahun yang lalu. Saya sendiri tidak ingat persis saat itu sedang membicarakan apa dengan ayah saya, tapi saya ingat dengan jelas pepatah ini. Ayah saya mengatakan :
Jika kita ingin menolong orang lain, jangan langsung memberi ikan, tapi berikan pancingnya, karena Memberi Pancing lebih baik daripada Memberi Ikannya. Itu pepatah Cina kuno. Jika kita memberi ikan, nanti orang yang kita tolong akan keenakan, menjadi malas dan tidak mau berusaha. Tapi kalau kita memberi pancingnya, dia akan berusaha mendapatkan ikannya sendiri. Maksudnya adalah jika menolong orang, jangan langsung memberikan apa yang dia inginkan, tapi kita berikan bantuan yang bisa dia pakai untuk berusaha sendiri.
Kira-kira seperti itu yang dikatakan ayah saya dahulu. Saat itu saya membenarkan dan mengagumi pepatah ini. Sebuah pepatah yang sangat bagus dan tepat. Dan sejak saat itu juga saya selalu mengingat pepatah yang diberikan oleh ayah saya ini, meskipun saya tidak menghafalnya. Setiap kali ingin menolong orang saya mengamati dahulu apa yang harus saya berikan agar orang yang saya tolong tidak jadi pemalas dan mau berusaha memenuhi kebutuhannya.

Seiring berjalannya waktu, saya menemukan ternyata pepatah ini digunakan oleh banyak orang, dan sering disebut-sebut. Teman-teman saya banyak yang mengetahuinya, bahkan di Gereja saya juga pernah mendengarnya. Ini sebuah pepatah yang terkenal!
Tapi, bersamaan dengan itu, banyak hal saya temukan, teman-teman yang menghadapi kesulitan, pengemis dijalanan, tontonan di televisi tentang orang-orang yang mengalami musibah dan membutuhkan bantuan. Saya juga membaca banyak kisah tentang orang-orang yang mengalami kesulitan dan bagaimana reaksi orang-orang disekitarnya.
Saya melihat, ada banyak sekali kejadian dimana seseorang benar-benar membutuhkan bantuan. Dan bantuan yang dibutuhkannya itu harus berupa ikan, bukan pancing. Tapi sayangnya, yang menolong justru memberinya pancing, yang akibatnya, pancing itu justru menjerat orang tersebut dalam kesulitan yang lebih dalam. Tidak semua orang dapat ditolong dengan pancing, ada orang-orang yang harus ditolong dengan ikan.
Pepatah hanyalah sebuah pepatah, itu hanya berlaku untuk kondisi tertentu, itulah yang muncul dalam pikiran saya. Ketika ada seorang yang kelaparan meminta makanan, apa yang akan anda lakukan? Jika anda mengandalkan pepatah Memberi Pancing lebih baik daripada Memberi Ikannya, yang anda lakukan mungkin memberikan sesuatu yang bisa ia jual dan nanti hasilnya bisa dibelikan makanan. Tapi ia tidak bisa berjualan saat itu, ia benar-benar sedang kelaparan, ia harus makan dahulu supaya memiliki kekuatan untuk bekerja. Apakah tepat menolongnya untuk berjualan?
Saya berpikir ulang mengenai pepatah ini “Memberi Pancing lebih baik daripada Memberi Ikannya”. Seorang yang kelaparan membutuhkan ikan untuk dimakan, tapi anda memberikan pancing agar ia memancing ikannya sendiri. Bagaimana kalau ia tidak tahu caranya memancing? Bagaimana kalau tempat memancingnya cukup jauh dan membutuhkan perjalanan panjang?
Bisakah anda bayangkan seorang yang kelaparan, membutuhkan ikan untuk dimakan, dengan kondisi diatas, tapi yang ia dapatkan adalah pancing? Apakah anda yakin sudah memberikan pertolongan yang tepat? Mungkin ketika dalam perjalanan menuju tempat memancing atau ketika sedang berusaha memancing ikan, rasa laparnya semakin tinggi dan kekuatannya semakin lemah. Apa yang akan terjadi? Mungkin ia akan MATI sebelum bisa menangkap ikannya sendiri.
Anda bisa saja berkata, apa yang saya ceritakan diatas kan cuma kiasan, tidak benar-benar terjadi dalam dunia nyata. Memang, yang saya contohkan hanyalah kiasan, tapi bukankah pepatah Cina kuno itu juga hanya kiasan? Dan kalau anda mau memperhatikan sekitar anda, kiasan yang saya ceritakan diatas, seringkali benar-benar terjadi dalam dunia nyata.
Orang-orang yang memberi pertolongan menggunakan “pancing” mungkin merasa sudah memberikan pertolongan yang tepat, tapi yang terkadang terjadi justru anda memberikan masalah baru pada si penderita. Lalu, anda menolong atau mempersulit?
Sudah lebih dari 7 tahun yang lalu, saya merubah pandangan saya. Pepatah “Memberi Pancing lebih baik daripada Memberi Ikannya” adalah sebuah pepatah yang salah. Banyak orang yang mempercayai pepatah ini, tapi menurut saya itu salah. Saat menolong orang lain, kita harus benar-benar tahu apa dia butuhkan saat itu. Jika dia benar-benar membutuhkan ikannya langsung, maka berikan ikan itu dahulu, baru setelah itu berikan pancing dan ajarkan ia caranya menangkap ikan. Jika tempat memancingnya jauh, mungkin anda harus menolongnya lagi agar ia bisa sampai disana.
Menolong orang lain dengan cara Memberi Pancing lebih baik daripada Memberi Ikannya hanya bisa berlaku jika orang tersebut tidak terlalu membutuhkan ikan dan mengerti tentang memancing. Jika anda hanya berpedoman “Memberikan Pancing”, maka jangan-jangan anda bukannya menolong, tapi justru menjerumuskan.
Saya menjadi tidak tertarik lagi dengan pepatah ini. Ini pepatah yang salah. Saya penasaran, siapa orang Cina kuno yang mengeluarkan pepatah ini, hanya saya tidak pernah benar-benar serius memikirkannya. Saya beranggapan hanya seorang Cina kuno yang bodoh yang memberikan pepatah ini, dan setiap kali teman atau siapapun juga mengatakan mengenai pepatah ini, saya beranggapan ia tidak mengerti bagaimana caranya menolong orang lain.
Kira-kira dua bulan yang lalu, saya menerima e-mail dari seorang teman. Kalimat pertama dari e-mail tersebut berbunyi demikian :
“Beri dia ikan dan engkau memberinya makan untuk sehari. Ajari dia memancing ikan dan engkau memberinya makan untuk selamanya.” Itulah kata-kata bijaksana terkenal dari Konfusius.
Saya tertegun membaca kalimat ini. Saya-pun membacanya berulang selama beberapa kali dan mengabaikan isi e-mail yang ada dibawahnya. Ini mirip dengan pepatah yang selama ini saya kenal. Saya menyadari, inilah bunyi pepatah yang sesungguhnya dan orang Cina kuna yang mengatakannya adalah Konfusius.
“Memberi Pancing lebih baik daripada Memberi Ikannya” itu pepatah yang salah, pepatah yang sudah berubah dari aslinya. Saya tertarik untuk memikirkan kata-kata Konfusius ini.
“Beri dia ikan dan engkau memberinya makan untuk sehari. Ajari dia memancing ikan dan engkau memberinya makan untuk selamanya.”
Beri dia ikan, anda hanya akan memberinya makan untuk sehari, tapi AJARI DIA MEMANCING dan anda memberinya makan untuk selamanya. Itu intinya, AJARI DIA MEMANCING, bukan memberi pancing. Bisakah anda memahaminya?
Ketika anda melihat seseorang yang membutuhkan ikan, anda bisa menolongnya dengan memberi ikan atau mengajarinya memancing agar ia bisa menangkap ikannya sendiri. Konfusius mengatakan hal ini untuk mengajarkan bagaimana anda berespon terhadap orang yang membutuhkan pertolongan anda. Ia tidak mengajarkan tentang respon si penerima pertolongan. Anda bisa saja memberikan ikan, tapi itu hanya membuatnya kenyang dalam sehari, tapi anda bisa mengajarinya memancing gara ia kenyang setiap hari.
Anda mengerti maksud saya? Anda tidak perlu ketakutan bahwa orang yang anda tolong akan menjadi pemalas karena anda memberikan ikan. Anda yang berhak memberikan ikan itu dan anda juga berhak untuk tidak memberikannya. Tapi dengan mengajarinya memancing anda memberikannya sesuatu yang lebih bernilai dan berguna.
Mungkin ada yang mengatakan “Intinya sama saja kan, dengan memberikan pancing, kita juga mengajarkan dia untuk menangkap ikannya sendiri?”
Saya katakan tidak! Dua pepatah diatas sangat berbeda. Bandingkan ini
  1. “Anda memberikan pancing, lalu anda biarkan ia yang sedang membutuhkan ikan untuk menangkap ikannya sendiri. Ia sedang kelaparan, dan seperti cerita saya di atas, mungkin sebelum mendapatkan ikan ia sudah mati”
  2. “Anda mengajari ia memancing, sedangkan ia sangat membutuhkan ikan. Untuk dapat mengajarinya memancing, bukankah anda harus memberinya makan ikan terlebih dahulu? Jika anda mengajarinya memancing, anda tidak sekedar memberinya pancing, tapi terus menemaninya sampai ia bisa memancing sendiri.”
“Beri dia ikan dan engkau memberinya makan untuk sehari. Ajari dia memancing ikan dan engkau memberinya makan untuk selamanya.”
Tidak ada yang salah dengan pepatah ini, Konfusius memberikannya dengan tepat, hanya saja banyak orang yang mungkin bermaksud mempersingkatnya, sehingga bunyinya berubah. Tapi itu juga merubah maknanya. Konfusius mengajarkan kerelaan anda dalam menolong orang lain, relakah anda memberikan ikan? Relakah anda mengajarinya memancing? Relakah anda menemaninya dalam kesulitan sambil mengajarinya memancing sampai ia mandiri?
Satu pertanyaan yang muncul, bagaimana kalau orang yang anda tolong tersebut ternyata memanfaatkan anda? Ditambah lagi, diam-diam orang tersebut menipu anda?
Konfusius mengajarkan kerelaan anda menolong orang lain. Urusan anda tertipu itu berbeda masalah. Kalau anda takut tertipu saat menolong orang lain, itu berarti anda tidak rela. Kalau anda takut dimanfaatkan orang lain saat menolongnya, itu berarti anda tidak rela. Kalau anda takut orang yang anda berikan ikan akan menjadi pemalas, itu berarti anda tidak rela. Kalau anda tidak rela sebaiknya anda jangan menjadi penolong atau gunakan pepatah yang salah tersebut untuk main hitung-hitungan ketikan ingin menolong orang lain.
Pertanyaan diatas sebenarnya juga pernah muncul dalam pikiran saya. Tapi saya menyadari kalau pertanyaan seperti itu tidaklah tepat. Saya memiliki sebuah kisah nyata :
Saya mempunyai seorang teman. Ia seorang yang biasa saja menurut saya, tapi kerelaannya menolong orang lain sangat luar biasa. Ia tidak pernah main hitung-hitung ketika akan menolong orang lain, tapi ia langsung bertindak. Awalnya saya tidak tahu kalau ia memiliki kerelaan hati yang luar biasa, sampai suatu saat ketika sedang berbicara dengannya, saya menceritakan masalah yang saya hadapi. Saya sama sekali tidak mengharapkan bantuannya, saya hanya sekedar bercerita, tapi ternyata responnya luar biasa.
Ia bersedia menolong saya, menurut apa yang bisa ia lakukan. Saya terkejut, karena meskipun hanya bantuan kecil yang akan dia berikan, tapi itu di luar dugaan saya. Saya memang menolak bantuan itu dan mengatakan kalau saya benar-benar membutuhkannya, saya akan menghubungi dia.
Saya tidak bisa menceritakan detailnya, tapi sejak saat itu saya menyadari kalau teman saya ini sering sekali menolong orang lain, yang baru saja dikenalnya sekalipun. Saya pernah bertanya apakah dia tidak takut ditipu saat menolong orang lain, karena bisa saja orang tersebut berpura-pura sedang kesulitan dan memanfaatkan dia.
Tapi teman saya menjawab,”Tahu tidak, saya pernah dihubungi oleh orang yang saya kenal hanya lewat telepon (teman saya bekerja di toko dan sering berhubungan dengan pelanggan lewat telepon). Saat itu dia minta tolong kepada saya untuk meminjam uang 300 ribu. Dia juga minta di transfer ke rekeningnya saat itu juga. Saya tidak tahu tampangnya seperti apa, orang jujur atau tidak, tapi yang saya tahu dari cara bicaranya saat itu dia benar-benar membutuhkan uang 300 ribu. Saya langsung mentransfer uang tersebut ke rekeningnya. Tahu apa yang terjadi setelah itu, dia sangat berterima kasih kepada saya. Suatu kali saat sedang berbicara di telepon dengan dia, saya sedikit bercerita ingin kredit rumah. Ternyata dia menanggapi dengan serius, dia katakan, kamu pilih saja mau rumah yang mana, nanti saya yang bayarkan kreditnya! Ternyata orang yang saya tolong saat itu adalah seorang yang sangat kaya, saya tidak tahu kenapa ia membutuhkan uang 300 ribu, tapi karena uang 300 ribu itu, saya hampir saja dibelikan rumah, hanya saja, saya tolak kebaikannya tersebut.”
Masih banyak kisah lainnya dari kerelaan hati teman saya ini, saya ingin membaginya dalam sebuah tulisan, tapi tidak untuk saat ini. Mungkin di lain waktu kalau memang saya bisa menuliskannya. Teman saya tahu apakah ia harus memberikan ikan atau mengajari memancing. Seorang biasa yang memiliki kerelaan hati yang luar biasa.
Konfusius tidak bodoh dan tidak salah memberikan pepatah, yang salah adalah orang-orang yang mengatakan pepatah ini dengan keliru. Ubah cara pandang anda, dan gunakan pepatah yang benar dari Konfusius ini, maka anda pasti akan memberikan pertolongan dengan cara yang berbeda.
“Beri dia ikan dan engkau memberinya makan untuk sehari. Ajari dia memancing ikan dan engkau memberinya makan untuk selamanya.”

+ komentar + 1 komentar

August 20, 2015 at 8:52 PM
Makasih artikel bermanfaat.
Terimakasih Ali Majid Wardana atas Komentarnya di Memberi Pancing lebih baik daripada Memberi Ikannya

Post a Comment

Tuhan tidak selalu menjanjikan jalan yang lurus untuk kita lalui, tapi Tuhan selalu memberi jalan keluar. Biarlah blog sederhana ini bisa menjadi berkat untuk kita semua.

Search this blog

membangun personal banding yang positif

Personal branding mempunyai kesamaan maksud dengan pencitraan pribadi. Kurang tepat sepertinya kalau mengartikan kedua hal tersebut hanya sebatas upaya membangun kesan, seperti ingin terlihat cool, kaya, atau pintar saat ketemu dengan wanita yang disukai.

Menurut para ahli seperti Daniel J. Lair, Katie Sullivan dan George Cheney mendefinisikan personal branding merupakan praktik memasarkan diri dan karir sebagai sebuah merek. Begitu banyak definisi tentang istilah ini yang berujung pada bagaimana cara menunjang karir.

Secara enggak sadar, personal branding telah kalian lakuin dalam keseharian. Belum ada penelitian khusus untuk penjelasan ini, namun personal kalian bisa terlihat dalam 20 tweet (orisinil pikiran pribadi, bukan copy-paste) di media sosial. Sebagaimana ditulis oleh Forbes dalam artikel 7 Things You Can Do To Build An Awesome Personal Brand, yang mengatakan, “Setiap tweet, setiap update status, dan foto yang di-share, memiliki kontribusi terhadap pribadi Anda. Ini merupakan penggabungan dari beberapa tindakan sehari-hari”.

Be your self”, kalimat ini abadi banget, pasti pernah denger. Semua orang bisa mengucapkan kalimat tersebut, Logisnya, jadi diri sendiri itu hasil akhir dari proses pengenalan diri. Oleh karena itu, kenalin dulu siapa diri kalian. Dalam personal branding diajarkan untuk mengembangkan pemahaman diri tentang keunikan, kekuatan dan nilai positif yang dimiliki. Bukan untuk kesan sesaat, tapi informasi ini membantu kalian mengoptimalkan dan menunjukan kekuatan serta membedakan diri dengan yang lain. Enggak cuma soal tampilan,fisik tapi attitude dan pola pikir juga diperhatiin.
Membangun personal branding memang membutuhkan teori, tapi bagaimana cara melihat hasilnya minimal cukup menggunakan mata. Syahrini, Raditya Dika, dan Ahok merupakan figur publik yang enggak asing. Ketiganya punya branding yang terlihat jelas. Dari ketiganya pula bisa diambil contoh.
Syahrini dengan glamor dan fashionable-nya. Meski seringkali menyangkal, tapi publik bisa melihat apa yang coba ditampilkan oleh penyanyi yang bernama asli, Rini Fatimah Jaelani. Bantahan yang disampaikan olehnya merupakan contoh personal branding yang berhasil, namun tidak direncanakan, dia hanya mencoba menjadi dirinya sendiri. Terlepas soal pro-kontranya, dibilang berhasil karena dia sekarang jadi subjek pemberitaan yang dianggap laku bagi beberapa media-media. Artinya memberi efek positif untuk karirnya.
Kemudian ada Raditya Dika. seorang penulis, comic, aktor, sutradara dan produser. Figur yang layak untuk dijadikan contoh. Muda, lucu, dan kreatif merupakan personal branding yang terbangun. Kemampuan mengenali kelebihan dan keunikan diri dibuktikan melalui karya-karyanya. Respon positif atas karyanya dilanjutkan dengan membuat film hingga serial komedi seperti “Malam Minggu Miko”. Antara karya dan audiensnya connected. Garis besar karyanya tidak pernah lari dari kesuksesan pertamanya di buku dan materi stand-up comedy, yaitu muda, keseharian, dan jujur. Ini membuktikan ada perencanaan untuk membangun, mengoptimalkan, lalu mengembangkan personal branding miliknya menjadi sebuah keuntungan.
Bersih, transparan, dan profesional merupakan slogan milik Ir. Basuki Tjahaja Purnama, MM. seperti ditulis di website pribadinya, Ahok.org. Brand itu sebuah janji. Terwujud dalam slogannya, beliau menjanjikan ketiga hal tersebut kepada warga Jakarta. Hadirnya slogan, membuat Ahok lebih punya fokus dan memberikan tolak ukur bagi masyarakat dari mana menilai kinerjanya. Gubernur yang akan habis masa jabatan pada tahun 2017 ini juga memanfaatkan Youtube melalui video kegiatannya di pemerintahan sebagai cara beliau mencoba menunjukkan salah satu janjinya, yakni transparan.
Figur publik diatas merupakan contoh dari “be your self”. Perbedaan dari ketiganya adalah, Syahrini tidak menciptakan personal branding,melainkan publik yang memberikan dan tidak direspon olehnya. Raditya Dika hampir serupa, namun dia memberi respon dengan menyesuaikan diri lalu mengembangkan personal branding miliknya dalam bentuk karya. Sementara Ahok ada upaya sedari awal menciptakan sendiri personal branding miliknya, yaitu melalui slogan dan beliau berusaha buktikan.
Jadi, dari pengenalan ini bisa dikatakan bahwa personal branding itu perlu di ketahui, pahami, dan dipraktikan. Bukan hanya untuk kalangan artis, pemerintah, atau figur populer aja, berlaku bagi semua individu karena memberi efek besar bagi diri sendiri. Bahkan menurut Amalia E. Maulana, seorang Brand Consultant & Ethnographer, mengatakan seorang penjual sayur pun harus memiliki kekuatan “brand” agar berbeda dan punya keunggulan lebih dari penjual sayur lainnya. Mulailah dengan mengenali diri sendiri, tetapkan tujuan, dan manfaatkanlah media social sebagai langkah awal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

teh botol jadi pionir sehingga mereknya jadi top of mind(sosro djo

sudaah tentu teh botol.tetapi meski sekrang banyak teh manis yang dikemas dalam botol,,nama teh botol sudah jadi generik,,,itulah untungnya jadi pionir sehingga mereknya menjadi top of mind
teh botol awalnya bernama teh cap botol yang dijual pertama kali tahun 1940 sebenarnya saat itu hanya berupa teh kering yang dijual dalam kemasan,teh yang dijual itu merupakan teh pilihan,sayangnya banyak orang yang salah saat meraciknya menjadi minuman siap saji,,karena merasa ramuan teh yang di juanya tengelam oleh kesalahan cara meraciknya,,timbul gagasan untuk mengkampanyekan cara membuat air teh yang benar,,namun kampanye ini tak dapat sambutan,,masyarakat menanggap membuat air teh tak perlu di ajari..untuk mengatasi ini sosrodjo,penjual teh itu mengembangkan ide yang baru,yaitu menjual air teh dalam kemasan botol dengan takaran teh dan airnya yang benar benar pas,,,

sandal crocs berasal dari !!!

Crocs adalah produsen sepatu karet yang berasal dari Colorado Amerika Serikat yang dipasarkan pertama kali tahun 2002. Pada mulanya Crocs didesain untuk kegiatan outdoor dan berlayar. Ini karena Crocs terbuat dari karet yang anti-slip dan pastinya tahan air sehingga mudah untuk dikeringkan karena berbahan dasar Croslite yang anti-bacteria. Sandal sepatu Crocs sangat ringan, empuk dan nyaman, sepatu ini juga digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Dengan cepat Crocs maupun tiruannya tersebar di seluruh dunia.

Sejarah

Crocs, yang terkenal di dunia, awalnya berasal dari sepasang sepatu plastik spa yang berwarna warni. Pabrik manufaktur pertama, dan markas Crocs saat ini, terletak di Boulder, Colorado Amerika serikat. Namun, perusahaan Crocs telah cepat bercabang ke waralaba di seluruh dunia dengan perusahaan yang beroperasi di Italia, Cina, Florida, dan Meksiko. Semuanya berawal ketika George Boedecker mempresentasikan idenya dan mengubahnya menjadi 200 pasang sepatu Crocs pertama, penjualan debut pertama crocs adalah di sebuah acara perahu di Ft. Lauderdale. Setelah menjual hari itu, dia menyadari bahwa dia memiliki sesuatu dengan seluruh banyak potensi.
Sandal Crocs yang beraneka warna
Titik penjualan utama bagi sepatu Crocs adalah Croslite materi yang mereka buat sendiri, yang dibentuk untuk kaki pemakai dan memberikan kenyamanan dan manfaat ortopedi ganda. Foam Creations, perusahaan yang mengembangkan dan memproduksi Croslite, menjual material bernama crocslite tersebut kepada Crocs pada tahun 2004-bersama dengan hak atas materi Croslite. Berikutnya datang penambahan crocs jibbitz pada tahun 2006, dan crocs menambahkannya dalam kategorinya . crocs jibbitz merupakan aksesoris sepatu, desain kecil yang pop masuk dan keluar dari lubang ventilasi di sepatu Crocs. Hal ini membawa gelombang lain dari penggemar franchise Crocs, dan terus tumbuh. Pada tahun 2007 mendatang akan ada penambahan produksi Bite Footware dan Ocean Minded, golf sepatu dan sandal. Saat ini, 5.300 tim karyawan di Crocs memproduksi berbagai macam gaya sepatu, bersama dengan aksesoris dan pakaian, termasuk garis dompet. Sampai saat ini, anggaran operasional tetap perusahaan sekitar 168.200.000 dolar

sandal crocs berasal dari

Crocs adalah produsen sepatu karet yang berasal dari Colorado Amerika Serikat yang dipasarkan pertama kali tahun 2002. Pada mulanya Crocs didesain untuk kegiatan outdoor dan berlayar. Ini karena Crocs terbuat dari karet yang anti-slip dan pastinya tahan air sehingga mudah untuk dikeringkan karena berbahan dasar Croslite yang anti-bacteria. Sandal sepatu Crocs sangat ringan, empuk dan nyaman, sepatu ini juga digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Dengan cepat Crocs maupun tiruannya tersebar di seluruh dunia.

Sejarah

Crocs, yang terkenal di dunia, awalnya berasal dari sepasang sepatu plastik spa yang berwarna warni. Pabrik manufaktur pertama, dan markas Crocs saat ini, terletak di Boulder, Colorado Amerika serikat. Namun, perusahaan Crocs telah cepat bercabang ke waralaba di seluruh dunia dengan perusahaan yang beroperasi di Italia, Cina, Florida, dan Meksiko. Semuanya berawal ketika George Boedecker mempresentasikan idenya dan mengubahnya menjadi 200 pasang sepatu Crocs pertama, penjualan debut pertama crocs adalah di sebuah acara perahu di Ft. Lauderdale. Setelah menjual hari itu, dia menyadari bahwa dia memiliki sesuatu dengan seluruh banyak potensi.
Sandal Crocs yang beraneka warna
Titik penjualan utama bagi sepatu Crocs adalah Croslite materi yang mereka buat sendiri, yang dibentuk untuk kaki pemakai dan memberikan kenyamanan dan manfaat ortopedi ganda. Foam Creations, perusahaan yang mengembangkan dan memproduksi Croslite, menjual material bernama crocslite tersebut kepada Crocs pada tahun 2004-bersama dengan hak atas materi Croslite. Berikutnya datang penambahan crocs jibbitz pada tahun 2006, dan crocs menambahkannya dalam kategorinya . crocs jibbitz merupakan aksesoris sepatu, desain kecil yang pop masuk dan keluar dari lubang ventilasi di sepatu Crocs. Hal ini membawa gelombang lain dari penggemar franchise Crocs, dan terus tumbuh. Pada tahun 2007 mendatang akan ada penambahan produksi Bite Footware dan Ocean Minded, golf sepatu dan sandal. Saat ini, 5.300 tim karyawan di Crocs memproduksi berbagai macam gaya sepatu, bersama dengan aksesoris dan pakaian, termasuk garis dompet. Sampai saat ini, anggaran operasional tetap perusahaan sekitar 168.200.000 dolar

Kamis, 25 Agustus 2016

Musa Hafidz Indonesia Test Hapalan Quran dan Hadits

Daily Dua by Musa hafiz al quran 6 years old child

Subhanallah! inilah Musa Hafidz Qur'an Indonesia . Di tes Hafalan oleh s...

Cinta Rasul - Lil Abi Wal Ummi

Ya Robbi bil Mustofa yaRasulullah Salamun alaika-CinataRasul

sholawat qur'aniyah

magadir - musik and lirik original by OG AL FATA

lyrick gambus Ahbabina

أحبابنا يا عين ما هم معانا
 
Ahbabina yaa 'ain maa humma 'aana
رحنا و راحوا عنا ما حد منا إتهنى عين يا عينى
 ruhna waruuhu 'anna maa had minna ittahanna.. Aini Yaa Aini..
أحبابنا بالروح جاروا علينا يا هل ترى فى بالهم و لا نسيونا
Ahbabina birruh jaru 'alaina hal taro fi balihim wala nisyuna
رحنا و راحوا عنا ما حد منا إتهنىعين يا عينى
ruhna waruuhu 'anna maa had minna ittahanna.. Aini Yaa Aini.. 
فى كل يوم يزيد شوقى إليهم روح يا نسيم بالله سلم عليهم
Fii Kulli yawm yaziid syuqi ilaihum ruh ya nasim billahi sallim alaihum
نفسى أشوفهم مرة دى الفرقة صعبة و مرة عين يا عينى
Nafsi asyufu marroh dal furqah shu'ba marroh Aini Yaa Aini..

Laga National Park - Italy


Klevan Ukraina.


Selasa, 23 Agustus 2016

tilawatil quran h. muammar za surah al-baqarah ayat 30-32

tilawatil quran h. muammar za surah al-baqarah ayat 30-32

SUARA EMAS KH.MUAMMAR ZA

Abdul Muthalib temukan sumur Zam-zam

Sebagai keturunan keluarga besar Qushay bin kilab, Muthalib mempunyai tanggung jawab yang besar tentang segala bentuk yang ada kaitannya dengan Kabah. termasuk soal penyediaan air minum bagi jamaah yang tengah melaksanakan haji.

Sebelum menemukan sumur Zam-zam, Abdul mengambil air dari sumur-sumur di luar Mekkah, yang kemudian di tampungnya di wadah air yang ada di sekitar Kabah.

Suatu hari Mekkah tengah mengalami paceklik. Masalah ini tentunya membuat Abdul Muthalib blingsatan. Karena ribuan jamaah haji akan segera datang ke Mekkah. Abdul Muthalaib pun memikirkan seribu cara untuk mendapatkan air.

Abdul Muthalib pun mengumpulkan para kabilah Quraishy untuk memecahkan permasalahan ini secepatnya. Sebab, jika tak segera ditemukan solusi, harga diri kaum Quraisy dipertaruhkan. Mereka pun mendiskusikan ini di rumah Abdul Muthalib.

Di tengah perbincangan, mereka teringat akan kabar sumur yang tak pernah habis sepanjang masa. Sumur itu bernama Zam-zam. Sayangnya, sumur itu dikabarkan telah berabad-abad hilang dan tak ada yang tahu persis letak lokasi sumur itu berada. Pupus sudah harapan kaum Quraisy terutama Abdul Muthalib.

Namun di tengah kegalauan Abdul Muthalib, mukjizat diturunkan oleh Allah SWT kepadanya. Lewat mimpinya, Abdul Muthalib seolah diarahkan untuk menemukan sumur Zam-zam. Dalam mimpinya berkali-kali itu, Abdul Muthalib diperintahkan untuk menggali sumur Zam-zam.

Ibnu Hisyam menyebutkan, "Ketika Abdul Muthalib tidur di Hijir, dia mimpi didatangi seseorang dan disuruh untuk menggali sumur Zam-zam." Dalam mimpinya Abdul Muthalib mengaku bertemu dengan sesosok orang yang menyuruhnya segera menggali sumur Zam-zam.

"Ketika aku sedang tidur di hijir Ismail, aku mendengar suara, "Galilah Thayyibah (Zam-zam)!"

"Apa itu Thayyibah?" tanya Abdul dalam mimpinya.

"Tetapi kemudian orang itu pergi dan besoknya ketika tidur, aku kembali mendengar suara yang sama," kata Abdul.

"Galilah Birrah (Zam-zam)!" seru sosok itu.

"Apa itu Birrah?" tanya Abdul Muthalib.

"Tetapi orang itu kembali pergi. Keesokan harinya, katika aku tidur aku mendengar lagi suara yang sama," kata Abdullah.

"Galilah Al-Madhnunah!" kembali seru sosok itu.

"Kemudian orang itu pergi. Besoknya, ketika aku tidur, orang itu datang lagi dan berkata yang sama," kata Abdul Muthalib.

"Galilah Zam-zam?"

"Apa itu Zam-zam?"

"Air yang tidak kering dan tidak meluap, dengannya engkau bisa memberi minum para jamaah haji. Letaknya di bawah timbunan tahi binatang dan darah. Ada di paruh gagak yang tuli, di sarang semut."

Demikianlah mimpi itu menunjukkan kepada Abdul Muthalib letak terkuburnya sumur Zam-zam. Adapaun maksud dari "Di antara kotoran darah" adalah airnya mengenyangkan dan menyembuhkan penyakit.

"Paruh gagak yang tuli" artinya sebagaimana yang diisyaratkan Rasulullah SAW dalam sabdanya, "Seorang habasyah yang memiliki betis kecil, akan menghancurkan Kabah."

Sementara kata "Sarang semut" mempunyai banyak makna diantaranya, Zam-zam sebagai mata air di Mekkah akan dikerumuni orang-orang yang melaksanakan haji dan umrah dari setiap penjuru laksana semut mengerumuni sarangnya. (Disajikan dari buku Sejarah Kabah, kisah rumah suci yang tak lapuk dimakan zaman).

sholawat qur'aniyah

Kekuasaan Di Hijaz

Ismail ‘alaihissalaam berkuasa di Mekkah dan mengurus Ka’bah selama hidupnya.[6] Beliau meninggal pada usia 137 tahun.[7] Selanjutnya, dua putranya menggantikan kedudukannya secara berurutan, yaitu Nabat dan Qaidar. Ada yang berpendapat sebaliknya, yakni Qaidar lebih dahulu. Setelah itu Mudhadh bin Amru Al-Jurhumi. Dengan demikian kepemimpinan Mekkah beralih ke tangan mereka. Anak-anak Ismail merupakan titik pusat kemuliaan, sebab ayahnya yang telah membangun Ka’bah namun mereka tidak mempunyai kewenangan memerintah sama sekali.[8]
Seiring dengan perjalanan waktu, kedudukan anak cucu Ismail terus mengalami kemerosotan hingga keberadaan Jurhum bertambah lemah dengan kemunculan Nebukadnezar. Bintang Bani Adnan dalam bidang politik mulai redup di langit Mekkah sejak saat itu. Buktinya, saat Nebukadnezar berperang melawan bangsa Arab di Dzatu Irq, komandan pasukan bangsa Arab dalam peperangan itu bukan berasal dari Bani Jurhum.[9]
Bani Adnan berpencar ke Yaman pada saat perang Nebukadnezar II (587 M), lalu pergi bersama Ma’ad ke Syam. Setelah tekanan Nebukadnezar mulai mengendur, Ma’ad kembali ke Mekkah. Namun dia idak mendapatkan seorang pun dari Bani Jurhum kecuali Jursyum bin Jalhamah. Lalu dia menikahi anak putrinya, Mu’anah dan melahirkan seorang anak yang dinamai Nazar.[10]
Keadaan Bani Jurhum di Mekkah mulai memburuk dan keadaan mereka semakin sulit. Seringkali mereka berbuat semena-mena terhadap para utusan yang datang ke sana dan menghasilkan harta di Ka’bah. [11] Hal ini membuat murka orang-orang Bani Adnan. Tatkala Bani Khuza’ah tiba di Marru Zhahran dan bertemu dengan beberapa orang dari Bani Adnan yang merupakan keturunan Jurhum, mereka pun memanfaatkan kesempatan itu. Atas bantuan suku-suku Adnan yang lain, mereka menyerang Jurhum hingga dapat diusir dari Mekkah. Dengan demikian, Bani Khuza’ah berkuasa di sana pada pertengahan abad kedua masehi.
Tatkala Bani Jurhum berkuasa, mereka menggali sumur Zamzam untuk mencari tempatnya secara persis, lalu mengubur berbagai macam benda di sana. Ibnu Ishaq berkata, “Amru bin Al-Harits bin Mudhadh Al-Jurhumi[12] keluar sambil membawa tabir Ka’bah [13] dan Hajar Aswad, lalu menguburkannya di sumur Zamzam. Setelah itu, dia bersama orang-orang Jurhum berpindah ke Yaman. Tentu saja mereka sangat sedih karena harus meninggalkan kekuasaan mereka di Mekkah. Tentang hal ini, Amru berkata di dalam syairnya: [14]
Seolah tiada teman bagi si pemalas saat ke Shafa
Tiada pula orang yang diajak mengobrol di Mekkah
Kitalah penduduknya dan senantiasa berada di sana
Menyertai taburan debu dan malam-malam yang berubah
Zaman Ismail ‘alaihissalaam diperkirakan berlangsung dua puluh abad sebelum Masehi. Sedangkan keberadaan Jurhum di Mekkah diperkirakan sekitar 21 abad. Mereka berkuasa selama 20 abad. Khuza’ah menangani urusan kota Mekkah bersama Bani Bakar. Namun kabilah-kabilah Mudhar juga mempunyai tiga bidang penanganan yaitu:
  1. Menjaga keamanan manusia dari Arafah hingga Mudzalifah, dan memberi izin kepada mereka saat meninggalkan Mina, yang boleh dilakukan setelah Bani Ghauts bin Murrah dari suku Ilyas bin Mudhar yang disebut Shaufah. Artinya, siapapun tidak boleh melempar jumrah sebelum salah seorang dari Shaufah yang melakukannya. Bila semua orang telah selesai melempar jumrah dan hendak meninggalkan Mina, orang-orang Shaufah berada di antara dua sisi Aqabah dan tidak ada seorangpun yang boleh melewati sebelum mereka melewatinya. Setelah orang-orang Shaufah musnah, tradisi ini dilanjutkan oleh Bani Sa’ad bin Zaid dari Tamim.
  2. Melakukan Ifadhah (bertolak) dari Juma’ pada pagi hari Nahr (hari penyembelihan hewan qurban) menuju Mina; urusan ini diserahkan kepada Bani ‘Udwan.
  3. Menangguhkan bulan-bulan haram yang menjadi wewenang Bani Tamim bin Adi dari Bani Kinanah. [15]
___________________________
6. Qalbu Jaziratil ‘Arab, hal. 230-237.
7. Kitab Kejadian, XXV/7.
8. Qalbu Jaziratil ‘Arab, hal. 230-237; Ibnu Hisyam, 1/111. Ibnu Hisyam menyebutkan kekuasaan hanya diperoleh Nabat saja, dari keturunan Ismail.
9. Qalbu Jaziratil ‘Arab, hal. 230.
10. Rahmatun lil ‘Alamin, 2/48
11. Qalbu Jaziratil ‘Arab, hal. 231
12. Ini bukan Mudhadh Al-Jurhumi yang telah disebutkan di dalam kisah Ismail.
13. Al-Mas’udi mengatakan, “Persia mempersembahkan harta dan permata ke Ka’bah pada zaman ini. Sasan bin Babak pernah mempersembahkan dua pintalan tabir dari emas dan permata.

Nabi Ismail a.s. Sang Pemilik Hati yang Lembut



Nabi Ismail a.s. Sang Pemilik Hati yang Lembut
Ditulis pada: | Oleh:
Ismail a.s. merupakan putra dari Nabi Ibrahim a.s. dari istri keduanya, Hajar. Kata "ismail" dalam bahasa Ibrani berarti "Tuhan (telah) mendengar", sebagai ungkapan sukacita Ibrahim atas dikabulkannya doa  permohonan untuk diberi keturunan. Ismail adalah bapak kaum Quraisy, kakek-buyut Nabi Muhammad SAW.
Adapun Hajar, menurut sebuah riwayat, adalah putri dari Raja Maghribi. Ayahnya meninggal tatkala kerajaannya diserbu Bangsa Mesir, dan Hajar sendiri kemudian dijadikan budak oleh Fir’aun. Hajar kemudian dihadiahkan oleh Fir’aun kepada Siti Sarah, di mana mereka pernah menetap di Mesir selama lima tahun. Kata "hajar" dalam bahasa Arab berarti "batu". Namun konon, nama tersebut adalah pemberian Fir’aun, karena pernah menginginkan Sarah, lalu memberikan budaknya yang kemudian disebut "ha-ajruka", yang berarti "dia (perempuan) adalah balas-jasa bagimu".

Kelahiran Ismail

Pernikahan Ibrahim a.s. dengan Siti Hajar terjadi pada saat Ibrahim berusia 85 tahun, sementara Siti Sarah, istrinya yang pertama, berusia 76 tahun, di mana saat itu mereka telah menetap di daerah Kanaan, yakni Kota Hebron. Sarah mengizinkan Ibrahim menikahi Hajar, karena tidak kunjung dikaruniai anak. Pada saat Ismail dilahirkan, Ibrahim a.s. telah berusia 86 tahun.
Dalam Al-Qur’an, diceritakan bahwasanya Ibrahim berdo’a: "Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih" (Q.S. Ash-Shaaffaat [37]: 100). Lalu Allah menjawab doanya:
فَبَشَّرْ‌نَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ
Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang ‘ghulamin halim’ (anak yang lembut). —Q.S. Ash-Shaaffat [37]:101)
Ayat ini mengidentifikasikan Ismail sebagai ghulamun halim (anak yang lembut), yang sekaligus merupakan bantahan terhadap Ahlul-Kitab yang mengatakan bahwa Ismail adalah seorang anak yang kasar (Kitab Kejadian 16: 11-12). Sementara kelahiran Ishaq a.s., dalam Al-Qur’an, diidentifikasi dengan kata ghulamun ‘alim (anak yang berpengetahuan), sebagaimana terdapat dalam Q.S. Al-Hijr [15]: 53 dan Q.S. Adz-Dzaariyaat [51]: 28.

Lembah Bakkah

Lahirnya Bangsa Quraisy tidak terlepas dari keberadaan Siti Hajar dan Ismail a.s. yang hijrah dari Hebron ke Lembah Bakkah, di Jazirah Arabia, yang berjarak sekitar 1.200 km (700 mil). Perjalanannya biasa ditempuh melalui rute "Jalur Wewangian" (Incense Road), yang membentang di antara daerah Arabia Selatan hingga Mediterania. Perjalanan dari Hebron ke Bakkah membutuhkan waktu sekitar empat puluh hari dengan unta, atau dua bulan dengan keledai.
Dalam Shahih Bukhari disebutkan bahwa telah terjadi perselisihan pendapat antara Ibrahim dengan istri pertamanya, Sarah, yang kemudian membuat Ibrahim memutuskan untuk membawa pergi Hajar dan Ismail yang masih menyusu. Beberapa riwayat menyebutkan, sekalipun Hajar telah menjadi istri kedua Ibrahim, namun statusnya masih menjadi pelayan bagi Sarah.
Semasa Ismail masih dalam kandungan, Hajar pernah pula mencoba melarikan diri kembali ke Mesir. Sambil menyeret sabuk di belakangnya sebagai upaya menghapus jejak kakinya dari Sarah (Shahih Bukhari), Hajar berjalan dan akhirnya kelelahan, lalu beristirahat pada sebuah mata air. Pada saat itulah sesosok malaikat menghampiri Hajar, yang kemudian menghibur dan menguatkannya: "Janganlah engkau takut, sesungguhnya Allah Azza wa Jalla akan memberimu anak yang shalih", seraya berpesan agar kelak memberikan nama pada anaknya: "Ismail".
Terlepas dari semua kejadian yang melatar-belakanginya, Allah telah berfirman kepada Ibrahim untuk menuruti permintaan Sarah, dan membawa Hajar dan Ismail keluar dari Hebron menuju Lembah Bakkah. Berbagai ujian telah diterima Ibrahim, dan kini Ibrahim pun tetap melaksanakannya dengan keyakinan yang teguh kepada Allah Ta’ala. Atas semua ketaatan dan pengorbanannya ini, kelak Allah memberikan kepada Ibrahim anak-cucu dari kalangan nabi dan rasul, serta keturunan yang besar dan menguasai wilayah yang membentang antara Sungai Eufrat-Tigris di Mesopotamia hingga Sungai Nil di Mesir.
Maka berangkatlah Ibrahim membawa Hajar dan Ismail, meski Hajar tidak mengetahui akhir tujuan mereka. Hingga setelah beberapa hari lamanya, sampailah mereka di sebuah Lembah Bakkah yang tidak berpenghuni, yang dikelilingi Pegunungan Sirat dengan puncak-puncaknya: Jabal Ajyad, Jabal-Qubais, Jabal-Qu’aiqain, Jabal Hira, dan Jabal-Thair.
Sesampainya di lembah itu, Ibrahim membawa Hajar dan Ismail ke sebuah lokasi dekat sebuah pohon untuk bernaung. Setelah menaruh kantung berisi kurma dan tempat air dari kulit, Ibrahim lantas berbalik dan pergi meninggalkan Hajar dan Ismail.
Siti Hajar pun berlari mengejar Ibrahim: "Wahai Ibrahim! Kemana engkau hendak pergi? Apakah engkau akan meninggalkan kami di lembah ini, di mana tidak ada seorang pun teman dan apapun juga?" Berulangkali Hajar menanyakan hal yang sama, namun Ibrahim tidak tidak menoleh sedikit pun. Hingga akhirnya Hajar bertanya: "Apakah Allah memerintahkanmu melakukan ini?" Ibrahim menjawab singkat, "Ya". Hajar pun berhenti mengejar Ibrahim dan berkata: "Kalau demikian, kami tidak disia-siakan!" Hajar pun kembali ke tempat Ismail ditinggalkan.
Ketika sampai di Tsaniyah, Ibrahim menghadapkan wajahnya ke arah Mekkah, seraya melantunkan doa yang direkam di dalam Al-Qur’an:
رَّ‌بَّنَا إِنِّي أَسْكَنتُ مِن ذُرِّ‌يَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ‌ ذِي زَرْ‌عٍ عِندَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّ‌مِ رَ‌بَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْ‌زُقْهُم مِّنَ الثَّمَرَ‌اتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُ‌ونَ
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. —Q.S. Ibrahim [14]:37)
Sepeninggal Ibrahim, dengan cepat perbekalan yang hanya sedikit mulai habis. Hajar pun mulai kehausan, demikian halnya dengan Ismail yang mulai kekurangan pasokan asi dari ibunya. Hajar pun memandangi Ismail yang masih bayi. Karena tidak kuasa melihat penderitaan Ismail, maka Hajar meninggalkan Ismail dengan harapan menemukan pertolongan.
Di tengah cuaca Lembah Bakkah yang kering dan panas, disertai rasa lapar dan haus, Hajar berlari-lari menuju ke atas Bukit Shafa agar ia dapat melihat jauh dari ketinggian. Sesampainya di sana, Hajar memeriksa dataran di sekitarnya berharap ada rombongan khafilah yang lewat. Hajar pun menuruni Bukit Shafa dan berlari-lari menaiki Bukit Marwah yang berada di seberangnya. Sebagaimana di Shafa, Hajar pun mengamati dataran di sekitarnya namun tidak nampak seorang pun di sana. Hajar pun lantas menuruni Bukit Marwah. Namun rasa sayangnya kepada Ismail membuatnya kembali menaiki Bukit Shafa, namun kembali yang terlihat hanya padang pasir kosong tak bertuan. Sekali lagi Hajar turun dari Bukit Shafa dan kembali ke Bukit Marwah. Hal tersebut dilakukannya berulang kali sebanyak tujuh putaran.
Tatkala Siti Hajar berada di atas Bukit Marwah pada kali ketujuh, ia mengira telah mendengar suara manusia, maka Hajar pun diam dan berdiri tenang, berusaha menyimak dengan lebih seksama. Saat suara itu kembali terdengar, segera Hajar berkata: "Wahai, engkau yang telah membuatku dapat mendengar suaramu! Apakah engkau memiliki sesuatu yang dapat menolongku?" Kemudian, ketika pandangannya jatuh ke tempat Ismail, Hajar melihat sesosok malaikat berdiri di dekat putranya itu.
Malaikat tersebut, yakni Jibril a.s., kemudian mengepakkan salah satu sayapnya ke tanah, dan memancarlah air dari dekat kaki Ismail. Hajar bergegas menuruni Marwah dan dengan kedua tangannya membentuk sebuah ceruk di sekitar sumber air untuk mengumpulkan airnya, seraya berkata: "Zam-zam…", yang artinya "kumpulah-kumpulah". Setelah terkumpul, Hajar menciduk air itu untuk mengisi kantung airnya.
Setelah meminum air ini, Hajar pun kembali dapat menyusui Ismail. Pada saat itu, Jibril berkata: "Janganlah engkau takut ditinggalkan! Karena di sini akan dibangun sebuah Rumah Allah oleh anak ini bersama bapaknya. Dan sesunguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan umat-Nya."
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi SAW pernah bersabda: "Semoga Allah memberikan rahmat kepada ummu Ismail (Siti Hajar). Seandainya ia tidak menciduk air zamzam (dengan kedua tangannya), niscaya air zamzam itu hanya akan menjadi sumber air yang terbatas."
Dengan pertolongan Allah lah, Siti Hajar dan Ismail dapat bertahan di lembah tandus Bakkah. Dan keberadaan sumber air di dekat Jalur Wewangian itu pada akhirnya menarik orang datang ke sana. Kaum yang pertama kali datang adalah dari Bani Jurhum (dalam Al-Kitab dikenal sebagai kaum Yorhamit) yang berasal dari Yaman, di sekitar Semenanjung Arab. Bani Jurhum adalah keturunan dari Eber bin Qaynan bin Arpakhsad bin Sem bin Nuh. Artinya, kaum tersebut masih merupakan keturunan Semit (bin Sem), dan dapat dikatakan sebagai sepupu jauh Ibrahim maupun Ismail.
Ketika sekelompok musafir dari Bani Jurhum melintasi Pegunungan Sirat dari arah selatan, dari kejauhan mereka melihat burung berputar-putar di angkasa. Seorang dari mereka berkata, "Burung-burung itu tentulah mengitari sumber air, padahal kita semua tahu tidak terdapat air di sana." Maka mereka menyuruh beberapa orang untuk menyelidiki lokasi di mana burung-burung itu terbang.
Ibnu Abbas mengisahkan, Siti Hajar berada di dekat Sumur Zamzam tatkala para musafir dari Bani Jurhum itu datang ke sana. Dan ketika mereka meminta izin tinggal, Hajar berkata, "Kalian boleh tinggal di sini, tetapi tidak berhak menguasai sumber air ini." Demikianlah, Lembah Bakkah berkembang dengan keberadaan mata air Zamzam. Adapun bahasa yang kemudian berkembang di sana adalah Bahasa Arab, sebagaimana yang dibawa oleh Bani Jurhum dan Bani Amaliq serta suku-suku lain dari daerah Yaman.
Ismail tetap tinggal di Lembah Bakkah hingga akhir hayatnya. Beliau pernah menikah dengan seorang perempuan dari Suku Amaliq, bernama Imarah putri dari Sa’ad bin Usamah bin Ukail Al-Amaliqi. Namun Ibrahim a.s. menyuruhnya menceraikan wanita tersebut. Ismail menikah lagi dengan seorang wanita dari Bani Jurhum, bernama Sayidah putri dari Madhadh bin Amr al-Jurhumi.
Sebelum meninggal, Ismail berwasiat kepada Ishaq agar menikahkan putrinya, Nishamah, dengan putra pertama Ishaq yang bernama Al-Aish. Konon dari pernikahan ini lahir keturunan yang menjadi cikal bakal bangsa Yunani dan Romawi.

Pengurbanan Ismail

Di dalam Al-Qur’an Surah Ash-Shaaffaat, cerita tentang Nabi Ibrahim a.s. dikisahkan secara runtun. Diawali dari Q.S. Ash-Shaaffaat [37]: 83-97 yang menceritakan Ibrahim dengan para penyembah berhala. Q.S. Ash-Shaaffaat [37]: 98-99 menceritakan kisah pembakaran Ibrahim oleh kaumnya, hingga akhirnya Ibrahim memutuskan untuk hijrah.
Lalu pada Q.S. Ash-Shaaffaat [37]: 100 terdapat doa Ibrahim yang memohon keturunan anak yang shalih. Disusul ayat-ayat yang menceritakan kabar gembira tentang kelahiran Ismail serta kisah pengurbanannya (Q.S. Ash-Shaaffaat [37]: 101-111). Lalu diakhiri dengan kabar gembira tentang kelahiran Ishaq pada Q.S. Ash-Shaaffaat [37]: 112-113.
Dari urutan ayat-ayat tersebut terlihat jelas bahwa peristiwa pengurbanan Ismail terjadi sebelum kelahiran Ishaq, yang menurut sebagian besar ulama terjadi tatkala Ibrahim berusia 100 tahun dan sebagian lain mengatakan lebih dari 100 tahun. Artinya, pada saat peristiwa pengurbanan Ismail, umur Ismail kurang lebih 13 tahun.
Pada kurun tersebut dikisahkan dalam mimpinya (ru’ya), Ibrahim diperintah oleh Allah Azza wa Jalla untuk mengurbankan Ismail. Mimpi tersebut berlangsung hingga tiga kali. Maka kemudian Ibrahim mendatangi Ismail seraya berkata: "Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" Ismail menjawab: "Hai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar" (Q.S. Ash-Shaaffaat [37]: 102). Al-Qur’an pun menceritakan:
فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ
وَنَادَيْنَاهُ أَن يَا إِبْرَ‌اهِيمُ
قَدْ صَدَّقْتَ الرُّ‌ؤْيَا ۚ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
إِنَّ هَـٰذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ
وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ
Tatkala keduanya telah berserah diri (aslama) dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya. Dan kemudian Kami memanggilnya ‘Ya, Ibrahim, sesunguhnya kamu telah membenarkan ru’ya (mimpi) itu, sesungguhnya demikianlah kami membalas para muhsinin (ihsan).’ Sesungguhnya itu benar-benar ujian (bala) yang nyata. Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. —Q.S. Ash-Shaaffat [37]: 103-107)

Pembangunan Baitullah

Mekkah kian ramai dikunjungi para peziarah ibadah haji dan ihram, setelah Ibrahim a.s. dan Ismail a.s. meninggikan fondasi Baitullah, yang kemudian dikenal sebagai Ka’bah.
وَإِذْ يَرْ‌فَعُ إِبْرَ‌اهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَ‌بَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. —Q.S. Al-Baqarah [2]: 127

إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَ‌كًا وَهُدًى لِّلْعَالَمِينَ
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. —Q.S. Ali ‘Imran [3]: 96
Ritual ibadah haji dan ihram diajarkan Ibrahim tidak hanya kepada keturunan Ismail dan kaum di Jazirah Arab saja, tetapi juga dikenal oleh keturunan Ibrahim yang lain dari jalur Ishaq a.s. Mereka semua memuliakan Ka’bah sebagai Rumah Allah (Baitullah), serta mengerjakan haji dan ihram di sana sebagaimana diajarkan Ibrahim, moyangnya.
وَإِذْ بَوَّأْنَا لِإِبْرَ‌اهِيمَ مَكَانَ الْبَيْتِ أَن لَّا تُشْرِ‌كْ بِي شَيْئًا وَطَهِّرْ‌ بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْقَائِمِينَ وَالرُّ‌كَّعِ السُّجُودِ
وَأَذِّن فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِ‌جَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ‌ يَأْتِينَ مِن كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ
لِّيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُ‌وا اسْمَ اللَّـهِ فِي أَيَّامٍ مَّعْلُومَاتٍ عَلَىٰ مَا رَ‌زَقَهُم مِّن بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ ۖ فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ‌
ثُمَّ لْيَقْضُوا تَفَثَهُمْ وَلْيُوفُوا نُذُورَ‌هُمْ وَلْيَطَّوَّفُوا بِالْبَيْتِ الْعَتِيقِ
Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan): "Janganlah kamu memperserikatkan sesuatupun dengan Aku dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan orang-orang yang ruku' dan sujud. Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir. Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka dan hendaklah mereka melakukan melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah)." —Q.S. Al-Hajj [22]: 26-29)
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib r.a., bahwasanya Allah Azza wa Jalla membimbing Ibrahim dalam membangun Baitullah. Dan Allah pun membimbing Ibrahim menuju tempat yang sudah dipersiapkan untuk pembangunan Baitullah tersebut, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an Surah Al-Hajj [22]: 26: "Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan kepada Ibrahim tempat bagi rumah (Baitullah)."
Dan juga dikemukakan oleh sebagian ulama salaf, "Sesungguhnya di setiap langit terdapat rumah (Baitullah)