Rabu, 14 Oktober 2015

Emansipasi Wanita

Emansipasi wanita beraasal dari gerakan dari Negara Barat, yang dahulunya kaum wanita merasa dikerdikan, menjadi warga kelas 2, sehingga menimbulkan akumulasi kekecewaan kepada kaum wanita dan timbullah apa yang dinamakan perjuangan persamaan derajat atau emansipasi wanita.
Di Indonesia emansipasi wanita berkemabang pesat setelah kiprah Raden Ajeng kartini, dan RA kartini kemudian dinobatkan menjadi pelopor gerakan emansipasi wanita di indonesia.
makna emansipasi wanita
Definisi Emansipasi Wanita
Pengertian atau definisi emansipasi wanita itu sendiri secara harfiah adalah kesetaraan hak dan gender. Emansipasi wanita juga bisa diartikan sebagai suatu usaha untuk menuntut persamaan hak-hak kaum wanita terhadap hak-hak kaum pria di segala bidang kehidupan. Emansipasi wanita bertujuan memberi wanita kesempatan bekerja, belajar, dan berkarya seperti halnya para pria, seimbang dengan kemampuannya. Pengertian sama di sini lebih dipersepsikan pada kata sejajar karena tidak bisa dipungkiri wanita dan laki-laki jelas-jelas berbeda.
Perbedaan itu bisa dilihat dari kondisi fisik, sisi emosional yang menonjol, sifat-sifat bawaan. Secara fisiologis, misalnya, wanita mengalami haid hingga berkonsekuensi berbeda pada hukum-hukum yang dibebankan atasnya. Sementara dari kejiwaan, pria umumnya lebih mengedepankan akalnya sehingga lebih bijak, sementara wanita cenderung mengedepankan emosinya. Namun dengan emosi yang menonjol itu, wanita patut menjadi ibu yang mana punya ikatan yang kuat dengan anak.
Jadi pengertian emansipasi wanita adalah memperjuangkan agar wanita bisa memilih dan menentukan nasib sendiri dan mampu membuat keputusan sendiri. Untuk tahap selanjutnya pembekalan agar wanita mampu untuk menentukan nasib dan membuat keputusan ini sering disebut dengan pemberdayaan wanita.
Dengan adanya pemberdayaan wanita ini diharapkan wanita bebas menentukan dan melakukan apa yang diinginkannya. Kebebasan di sini maksudnya kebebasan yang berkualitas, bukan kebebasan seratus persen, karena biar bagaimanapun tetap saja ada perbedaan yang prinsifil antara wanita dan laki-laki (seperti yang sudah disebutkan di atas), ada pekerjaan yang tidak bisa kerjakan wanita hanya pria yang bisa, sesuai dengan kodrat masing-masing begitu juga sebaliknya wanita itu mempunyai kehebatan-kehebatan yang tidak dimiliki laki-laki.
Emansipasi yang dengan susah payah diperjuangkan oleh Kartini seharusnya ditindaklanjuti dengan tindakan nyata jangan hanya sebatas tataran konsep. Karena jika masih pada tataran konsep belaka maka tujuan yang diharapkan selama ini akan menjadi sia-sia. Bukti dari kesia-siaan itu adalah masih banyaknya wanita yang belum merasakan kesamaan gender terutama bidang pendidikan. Memang ada sebagian wanita yang sukses dan mempunyai pendidikan yang tinggi namun tidak sedikit pula wanita yang hanya mempunyai pendidikan SD/sederajat. Hal inilah yang terkadang membuat para wanita itu menjadi bahan ekploitasi baik fisik maupun seksual oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Akhirnya emansipasi wanita jangan disalah artikan, atau diterjemahkan dalam bentuk yang kasar, wanita adalah sama dengan pria, yup wanita tak boleh dihinakan, karena wanita adalah adalah ibu dari manusia, wanita adalah guru dan pendidik pertama kita, tapi tetap diingat wanita itu beda atau ada perbedaan dengan pria, wanita adalah patner pria seperti kekerasan mesti dihadapi dengan kelembutan dan nalar mesti dihiasi dengan emosi/perasaan, dan wanita itu adalah patner sejati pria, bukan pesaing pria ataupun rivalitas pria, melainkan adalah teman hidup, Ingatlah wanita itu diciftakan Allah bukan dari tengkorak kepala, jadi bukan untuk di disembah ataupun dipuja, tapi bukan pula diciftakan dari tulang kaki, jadi bukan untuk diinjak-injak atau dihinakan, tapi wanita itu dicifta dari tulang rusuk pria berarti wanita itu adalah patner sejati Pria, selamat hari kartini, perjuangkan emansipasi wanita secara kodrati dan tidak dengan cara radikal yang pada akhirnya membuat rivalitas antara pria dan wanita

Tidak ada komentar: