Minggu, 28 Februari 2016

Battle Comic Arab vs Comic Kampung2

subhanallah


you


subhanallah


youdan wawelo sukron al makmun

palestine


asmaul husna


Allah الله Allah
1 Ar Rahman الرحمن Yang Maha Pengasih
2 Ar Rahiim الرحيم Yang Maha Penyayang
3 Al Malik الملك Yang Maha Merajai (bisa di artikan Raja dari semua Raja)
4 Al Quddus القدوس Yang Maha Suci
5 As Salaam السلام Yang Maha Memberi Kesejahteraan
6 Al Mu`min المؤمن Yang Maha Memberi Keamanan
7 Al Muhaimin المهيمن Yang Maha Mengatur
8 Al `Aziiz العزيز Yang Maha Perkasa
9 Al Jabbar الجبار Yang Memiliki Mutlak Kegagahan
10 Al Mutakabbir المتكبر Yang Maha Megah, Yang Memiliki Kebesaran
11 Al Khaliq الخالق Yang Maha Pencipta
12 Al Baari` البارئ Yang Maha Melepaskan (Membuat, Membentuk, Menyeimbangkan)
13 Al Mushawwir المصور Yang Maha Membentuk Rupa (makhluknya)
14 Al Ghaffaar الغفار Yang Maha Pengampun
15 Al Qahhaar القها Yang Maha Memaksa
16 Al Wahhaab الوهاب Yang Maha Pemberi Karunia
17 Ar Razzaaq الرزاق Yang Maha Pemberi Rezeki
18 Al Fattaah الفتاح Yang Maha Pembuka Rahmat
19 Al `Aliim العليم Yang Maha Mengetahui (Memiliki Ilmu)
20 Al Qaabidh القابض Yang Maha Menyempitkan (makhluknya)
21 Al Baasith الباسط Yang Maha Melapangkan (makhluknya)
22 Al Khaafidh الخافض Yang Maha Merendahkan (makhluknya)
23 Ar Raafi` الرافع Yang Maha Meninggikan (makhluknya)
24 Al Mu`izz المعز Yang Maha Memuliakan (makhluknya)
25 Al Mudzil المذل Yang Maha Menghinakan (makhluknya)
26 Al Samii` السميع Yang Maha Mendengar
27 Al Bashiir البصير Yang Maha Melihat
28 Al Hakam الحكم Yang Maha Menetapkan
29 Al `Adl العدل Yang Maha Adil
30 Al Lathiif اللطيف Yang Maha Lembut
31 Al Khabiir الخبير Yang Maha Mengenal
32 Al Haliim الحليم Yang Maha Penyantun
33 Al `Azhiim العظيم Yang Maha Agung
34 Al Ghafuur الغفور Yang Maha Memberi Pengampunan
35 As Syakuur الشكور Yang Maha Pembalas Budi (Menghargai)
36 Al `Aliy العلى Yang Maha Tinggi
37 Al Kabiir الكبير Yang Maha Besar
38 Al Hafizh الحفيظ Yang Maha Memelihara
39 Al Muqiit المقيت Yang Maha Pemberi Kecukupan
40 Al Hasiib الحسيب Yang Maha Membuat Perhitungan
41 Al Jaliil الجليل Yang Maha Luhur
42 Al Kariim الكريم Yang Maha Pemurah
43 Ar Raqiib الرقيب Yang Maha Mengawasi
44 Al Mujiib المجيب Yang Maha Mengabulkan
45 Al Waasi` الواسع Yang Maha Luas
46 Al Hakiim الحكيم Yang Maha Maka Bijaksana
47 Al Waduud الودود Yang Maha Mengasihi
48 Al Majiid المجيد Yang Maha Mulia
49 Al Baa`its الباعث Yang Maha Membangkitkan
50 As Syahiid الشهيد Yang Maha Menyaksikan
51 Al Haqq الحق Yang Maha Benar
52 Al Wakiil الوكيل Yang Maha Memelihara
53 Al Qawiyyu القوى Yang Maha Kuat
54 Al Matiin المتين Yang Maha Kokoh
55 Al Waliyy الولى Yang Maha Melindungi
56 Al Hamiid الحميد Yang Maha Terpuji
57 Al Muhshii المحصى Yang Maha Mengalkulasi (Menghitung Segala Sesuatu)
58 Al Mubdi` المبدئ Yang Maha Memulai
59 Al Mu`iid المعيد Yang Maha Mengembalikan Kehidupan
60 Al Muhyii المحيى Yang Maha Menghidupkan
61 Al Mumiitu المميت Yang Maha Mematikan
62 Al Hayyu الحي Yang Maha Hidup
63 Al Qayyuum القيوم Yang Maha Mandiri
64 Al Waajid الواجد Yang Maha Penemu
65 Al Maajid الماجد Yang Maha Mulia
66 Al Wahid الواحد Yang Maha Tunggal
67 Al Ahad الاحد Yang Maha Esa
68 As Shamad الصمد Yang Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta
69 Al Qaadir القادر Yang Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan
70 Al Muqtadir المقتدر Yang Maha Berkuasa
71 Al Muqaddim المقدم Yang Maha Mendahulukan
72 Al Mu`akkhir المؤخر Yang Maha Mengakhirkan
73 Al Awwal الأول Yang Maha Awal
74 Al Aakhir الأخر Yang Maha Akhir
75 Az Zhaahir الظاهر Yang Maha Nyata
76 Al Baathin الباطن Yang Maha Ghaib
77 Al Waali الوالي Yang Maha Memerintah
78 Al Muta`aalii المتعالي Yang Maha Tinggi
79 Al Barru البر Yang Maha Penderma (Maha Pemberi Kebajikan)
80 At Tawwaab التواب Yang Maha Penerima Tobat
81 Al Muntaqim المنتقم Yang Maha Pemberi Balasan
82 Al Afuww العفو Yang Maha Pemaaf
83


84


85


86


87


88


89


90


91


92 An Nafii` النافع
93 An Nuur النور
94 Al Haadii الهادئ
95 Al Badii' البديع
96 Al Baaqii الباقي
97 Al Waarits الوارث
98 Ar Rasyiid الرشيد

As Shabuur الصبور

Nils Jansons Skater of the year 2012 by ONE magazine


MUSLIM mauritania


Franky Morales - USD


Franky Morales | USD Winter/Spring 2015


Nils Jansons


Remz Nils Jansons


KODUSA

KODUSA merupakan salah satu band metal Indonesia. KODUSA didirikan pada tahun 1998 oleh Ivan Wijaya. Lirik dan syair yang mereka lantunkan umumnya bertemakan rohani Islam.


Band ini berdiri pada tanggal 19 Juli 1998 oleh Almarhum Ivan 'Bhatocx' Wijaya. Pada waktu itu formasi band tersebut, masih belum seperti sekarang. Dulu semasa era Ivan, KODUSA mengalami berbagai perubahan formasi. Yang jelas format band sebelum sepeninggalnya Ivan adalah Ivan (gitar), TJ (vokal perempuan), Dicky (vokal pria), Zack (bass) dan Beni (drum). Kemudian pada tanggal 2 Desember 1999, Ivan wafat karena leukimia. Setelah sepeninggalannya Ivan, Dicky sang vokalis, mengusulkan agar Lulu masuk sebagai Additional mengisi kekosongan pemain gitar ditubuh KODUSA. Sempat beberapa Additional lainnya yang mengisi posisi gitar 2 pada KODUSA, diantaranya Bemby dan Fajar. Namun yang masih bertahan menemani KODUSA adalah Lulu.
Tak berapa lama formasi ini berjalan, KODUSA mengalami perubahan formasi yang baru lagi. Kali ini TJ (TJ Extravaganza) mengundurkan diri dan memilih untuk bersolo karier serta Dicky pun memutuskan keluar dari KODUSA dan memilih menjalankan bandnya yang lain. Karena terjadi kekosongan pada Vokal 1 dan Vokal 2, kemudian Lulu mengajukan Lila yang tidak lain adalah adik kandungnya sendiri untuk mengisi Vokal perempuannya. Atas usulah dari Om John, Ayah Almarhum Ivan, maka Ives yang tidak lain juga merupakan adik kandung Almarhum Ivan lah yang mengisi Vokal laki-lakinya.
Untuk menambah nuansa baru di tubuh KODUSA, Lulu menyampaikan idenya agar menambah satu instrument lagi, berupa satu perangkat TurnTable berikut Sampling yang dimainkan oleh seorang DJ perempuan yang bernama Amy.
Selang beberapa waktu, disebabkan sesuatu hal, kemudian Beni (drummer), hengkang dari KODUSA dan posisinya digantikan oleh AL (drummer Purgatory (grup musik)).
Sekitar awal tahun 2000, KODUSA mengalami Reformasi total. Personil ininya hanya tinggal pemain bass KODUSA saja yang bernama Zack. Kemudian pada tahun inilah akhirnya dinyatakan terbentuknya formasi baru untuk KODUSA, yang dimotori oleh Ives (vokal pria), Lila (vokal wanita), Zack (bass), Lulu (gitar), Amy (DJ) dan Al (drum). Namun sayangnya formasi ini hanya dapat bertahan selama 2 tahun. KODUSA harus mengalami kekurangan personel kembali. Amy mengundurkan diri disebabkan kesulitannya membagi waktu antara band dengan pekerjaannya. Dan 3 tahun kemudian, tepatnya tahun 2004, Al (drummer) yang kemudian statusnya adalah suami dari Lulu, terpaksa harus dinonaktifkan dari KODUSA dikarenakan harus melanjutkan perjuanannya bersama Purgatory(grup musik). Dalam formasi yang minimalis ini KODUSA dibantu oleh Oky (drummer TABOO) sebagai Additional drummer.
KODUSA juga ikut dalam album kompilasi keluaran ZR RecordRevolution of Sound” dengan lagu andalannya yang berjudul "Damai" pada tahun 2005 yang dimotori oleh SONY/BMG Indonesia.
Saat ini KODUSA kembali dalam format minimalis. Tetap dengan mengandalkan kekuatan lirik dan lagu, karakter vokal Ives dan Lila, permainan bass Zack dan solo gitarnya Lulu serta penabuh drum andalan yang baru dipertemukan oleh ALLAH SWT. di sebuah mesjid, ketika Zack sedang menunaikan ibadah salat taraweh di bulan Ramadhan tahun 2007, bernama Rala.

Sabtu, 27 Februari 2016

Aggressive Inline - Urban Freestyler TV

ya allah ya tuhanku,Daging Kucing untuk "Lauk Makan Dijual Bebas di Pasar "Ini Harga Per Ekor Rp 100 Ribu

Biasanya maraknya daging makanan berlebihan seperti ular, biawak, kucing bahkan monyet yang dilindungi muncul saat akan digelarnya acara Thanksgiving atau pengucapan sukur, kebiasaan ini telah berjalan dengan cara turun temurun di lokasi Sulawesi Utara, terutama di Minahasa.
Tetapi anehnya kesempatan ini nampak juga daging-daging seperti ini.
 " Saat-saat ini banyak kucing rumahan yang hilang, tampaknya sudah mulai marak, tidak hanya anjing yang dipotas (diracun) tetapi kucing juga, " terang Dian. (Tribun Manado/Tribunnews)
 -
 Pasar Beriman Kota Tomohon, Propinsi Sulawesi Utara populer menjual daging hewan yang dianggap kalangan tertentu berlebihan untuk di mengkonsumsi.
Satu salah satunya daging kucing. Di pasar ini, daging kucing untuk mengkonsumsi di bandrol Rp 100 ribu per ekor untuk ukuran besar.
Daging kucing memanglah cukup popular jadi hidangan lauk.
 " Bila tengah dapat Rp 75 ribu hingga 80 ribu. Yang kecil lebih murah lagi, " tutur salah seseorang Pedagang daging saat didapati reporter Tribun Manado Riyo Noor di lapak daging Pasar Beriman Tomohon.
Daging Kucing yang diperjual belikan itu sudah dihilangkan bulu-bulunya.
Biasanya sebelum di proses bulu-bulu kucing dibakar lebih dahulu.
Menurut Si pedagang, daging kucing dipasok dari luar daerah.
 selanjutnya Daging anjing biasanya dihitung per kg.
Harga sekilo yaitu Rp 30 ribu.
Sesaat daging kelelawar di jual paketan.
5 Ekor kelelawar di jual Rp 50 ribu.
Selain kucing ada biawak
Selain di Tomohon, lokasi induknya dahulu, Minahasa ada juga pasar yang tidak jauh beda. Pasar Langowan, Kabupaten Minahasa juga didapati penjualan daging yang tidak umum.
 " Really its break my heart!!! " Catat Dian Pratiwi di Facebook sambil mengunggah photo Biawak serta sebagian ekor kucing mati, pada Tribunnews. com ia menjelaskan, Sabtu (26/9/2015).
 " Saya fotonya tadi pagi di Pasar Langowan, " jawab Dian Pratiwi waktu diwawancarai Tribunnews via Facebook Messenger.
Ibu rumah-tangga asal Kecamatan Remboken, Kabupaten Minahasa, Propinsi Sulawesi Utara itu mengakui syok dengan apa yang ia lihat di Pasar Langowan Minahasa.
Ia bersama suami dan anak-anaknya lama tinggal di Hamilton, Bermuda.
Yaitu sebuah lokasi di seberang laut Britania Raya di Samudra Atlantik bagian Utara. Letaknya sekitar 933 km dari pesisir Carolina Utara, Amerika Serikat.
Ia bersama anaknya saat ini pulang kampung dan menetap di Remboken. Waktu berbelanja di Pasar Langowan ia melihat panorama yang menurut dia memprihatinkan, ia lalu memfoto serta mengunggah di Facebook.
Kontan photo itu jadi viral serta mengundang perhatian banyak netizen.
Dalam photo itu tampak dua biawak dengan luka berdarah di kepala sesaat berjejer sekitar 7 ekor kucing mati yang telah hangus atau di hilangkan bulu-bulunya.
Umumnya dua type hewan ini akan dimasak rica-rica (masakan dengan adanya banyak cabai).
 " Disini apa-apa jadi lauk makan. Saya saja daging anjing tak sukai makan (di Minahasa masakan daging anjing telah lumrah karena sangat biasanya dimasak serta jadi lauk-red) apalagi ini kucing serta biawak, " tuturnya.
Dian mengakui prihatin dengan keadaan ini Biawak yang mulai langka hewan yang semestinya dilindungi sementara kucing atau anjing yaitu hewan peliharaan yang menolong manusia tidak semestinya untuk jadikan lauk makan.
 " Daging kucing per ekor Rp 40 ribu sementara biawak Rp 130 ribu namun tergantung juga besar dan kecilnya, " imbuh Dian.

Kalo ISIS emang beneran jahat, 2 reporter ini belom tentu nongol dpn kamera ini!


Ingatkah dulu ketika IS masih bernama ISIL pernah menyelamatkan repoter metro tivu ? Sekarang mereka media yang paling banyak memfitnah IS bersama tv oon

Laskar PO AN TUI, adalah satuan bersenjata orang-orang Cina di Indonesia yang loyal kepada Belanda.. Inilah fakta sejarah tak pernah terungkap selama ini dikalangan pribumi. Tugas laskar Po An Tui selain menjadi mata-mata juga untuk meneror pejuang pribumi. Kehadiran serta sepak terjangnya yang terkenal kejam menjadi salah satu penyebab pejuang Islam sangat membenci etnis Cina, dan sebaliknya etnis Cinapun antipati terhadap para pejuang Islam. Aksi Po An Tui itu tergolong kejam bahkan lebih kejam dibanding dengan tentara Belanda. Sayangnya, dalam penulisan sejarah, keberadaan dan kejahatan serta tindak-tanduk laskar Po An Tui cenderung diabaikan. Ada upaya sistematis untuk menghilangkan fakta sejarah ini. Mengapa Westerling setelah menebar teror di Bandung dan berniat membunuh Menteri Pertahanan Sri Sultan Hamengku Buwono IX berhasil kabur ke Singapura? Jenderal TNI (Purn) Abdul Haris Nasution yang kala itu menjabat KSAD (Kepala Staf Angkatan Darat) dalam bukunya “Memenuhi Panggilan Tugas,” mengisahkan bahwa, setelah menebar teror di Bandung, dan jadi buronan pasukan Siliwangi Westerling berhasil lolos ke Jakarta. Tapi persembunyiannya di Jakarta (Tanjung Priok) akhirnya berhasil diendus oleh satuan CPM dari KMKBDR (Komando Militer Kota Besar Djakarta Raja), khususnya sub KMK Tanjung Priok. Westerling pun tertangkap. Namun, saat hendak digelandang ke KMK, secara tiba-tiba Westerling dan ajudannya memberondong satuan CPM, dan melarikan diri ke aeah Zandvoort (pantai Sampur). Di pantai itu telah menunggu sebuah pesawat Catalina yang kemudian membawa Westerling kabur ke Singapura. Mudahnya Westerling kabur ke Singapura, karena ia memiliki hubungan istimewa dengan Laskar PO AN TUI. Dimasa Perang Kemerdekaan laskar ini mendapat pasokan senjata dari Singapura. Laskar PO AN TUI, adalah satuan bersenjata orang-orang Cina di Indonesia yang loyal kepada Belanda. . Tugas laskar Po An Tui selain menjadi mata-mata juga untuk meneror pejuang pribumi. Kehadiran serta sepak terjangnya yang terkenal kejam menjadi salah satu penyebab pejuang membenci etnis Cina dan etnis Cina pun antipati terhadap para pejuang. Sebagai mata-mata, anggota laskar Po An Tui selalu mengamat-amati kegiatan para pejuang. Akibatnya gerak-gerik dan markas pejuang dapat diketahui. Setelah markas para pejuang diketahui, Belanda melakukan serangan gabungan dengan Inggris terhadap markas para pejuang. Laskar Po An Tui tidak hanya terdapat di Jakarta, tapi juga di Medan, Surabaya dan kota-kota lainnya. Aksi Po An Tui itu tergolong kejam bahkan lebih kejam dibanding dengan tentara Belanda. Di Bandung, laskar Po An Tui aktif membantu NICA (Nederland Indische Civil Administration) menebar teror terhadap para pejuang, seperti pembunuhan, penculikan, pemerkosaan, dan penjarahan. Teror itu bertujuan agar pribumi segera pindah ke Bandung Selatan dan tidak mendukung RI. Sayangnya, dalam penulisan sejarah, keberadaan dan tindak tanduk laskar Po An Tui cenderung diabaikan. Ada upaya sistematis untuk menghilangkan fakta sejarah ini. Mungkin tujuannya agar bangsa ini tidak mengetahui sejarah. Tapi para pejuang yang pernah menderita kekejamannya tentu tidak dapat melupakannya. Menurut salah seorang putera pejuang kemerdekaan RI, masalah kekejaman Po An Tui sempat disinggung dalam persidangan Konstituante di tahun 1950-an. Ia menulis salinan penggalan pidato seorang pejuang yang menjadi anggota Konstituante. Pidato yang disampaikan oleh Mado Miharna (organisasi Persatuan Rakyat Desa) di hadapan Sidang Pleno Konstituante tahun 1959 adalah sebagai berikut: Saudara Ketua dan Madjelis Konstituante jang terhormat, dalam rangka pemandangan umum; Saudara Ketua, bagi seluruh pedjuang bangsa Indonesia jang mengikuti dan mengalami pahit-getirnja perdjuangan sedjak Proklamasi 1945, lebih-lebih tentunja bagi perintis-perintis kemerdekaan bangsa, melihat keadaan dan penderitaan masjarakat dewasa ini, pasti akan sedih, sedih karena ini bukanlah tudjuan kita, bukan masjarakat sematjam sekarang jang kita idam-idamkan. Seluruh lapisan masjarakat telah berdjuang tetapi baru beberapa gelintir orang-orang sadja jang senang. Beribu-ribu pedjuang kita dibunuh, tetapi golongan pembunuh jang menikmati keuntungan. Para pedjuang kita ditangkap dan disiksa, tetapi hasilnja golongan jang menangkapi dan menjiksa para pedjuang masih berkuasa. Pao An Tui sementara dari golongan Tionghoa jang membantu aktif tentara Belanda jang telah membunuh, membakar, menangkapi anak-anak buah kami, sampai sekarang masih bergelandangan, bukan sadja masih bergelandangan, tetapi berkuasa dan menguasai segala sektor penghidupan rakjat. Golongan Po An Tui jang telah dengan kedjamnja membunuh dan membakar para pedjuang kemerdekaan termasuk anak-anak buah kami, karena mereka tidak mengungsi dan terus berada di kota bersama Belanda, mendadak menjadi kaja, sesudah Belanda tidak ada mereka menduduki bekas tempat Belanda. "Inilah bukan bajangan, bukan impian, tetapi kenjataan, lihatlah sadja di Bandung" …. (Pidato yang disampaikan oleh Mado Miharna –organisasi Persatuan Rakyat Desa– di hadapan Sidang Pleno Konstituante, waktu itu (1959). Sekarang, para anak keturunan dan anak cucu laskar PO AN TUI telah berkuasa dan menguasai Indonesia, kemudian memperbudak dan menjadikan kaum pribumi sebagai kuli di negerinya sendiri. Kejahatan mereka tidak kalah hebatnya, saat di zaman Belanda terhadap pribumi. Asset ekonomi Indonesia sudah digenggam anak keturunan laskar PO AN TUI. Anak keturunan laskar PO AN TUI sudah masuk di ranah politik, seperti sekarang Hary Tanoe yang menjadi Cawapres Partai Hanura, di Kalimantan Barat menjadi Gubernur, di DKI ada Ahok, dan sangat arogan. Padahal, mereka dahulunya kaki tangan penjajah Belanda dan Jepang. Sadarlah wahai kaum pribumi.

Laskar PO AN TUI, adalah satuan bersenjata orang-orang Cina di Indonesia yang loyal kepada Belanda.. Inilah fakta sejarah tak pernah terungkap selama ini dikalangan pribumi.  Tugas laskar Po An Tui selain menjadi mata-mata juga untuk meneror pejuang pribumi. Kehadiran serta sepak terjangnya yang terkenal kejam menjadi salah satu penyebab pejuang Islam sangat membenci etnis Cina, dan sebaliknya etnis Cinapun antipati terhadap para pejuang Islam.  Aksi Po An Tui itu tergolong kejam bahkan lebih kejam dibanding dengan tentara Belanda.  Sayangnya, dalam penulisan sejarah, keberadaan dan kejahatan serta tindak-tanduk laskar Po An Tui cenderung diabaikan. Ada upaya sistematis untuk menghilangkan fakta sejarah ini.      Mengapa Westerling setelah menebar teror di Bandung dan berniat membunuh Menteri Pertahanan Sri Sultan Hamengku Buwono IX berhasil kabur ke Singapura?  Jenderal TNI (Purn) Abdul Haris Nasution yang kala itu menjabat KSAD (Kepala Staf Angkatan Darat) dalam bukunya “Memenuhi Panggilan Tugas,” mengisahkan bahwa, setelah menebar teror di Bandung, dan jadi buronan pasukan Siliwangi Westerling berhasil lolos ke Jakarta.  Tapi persembunyiannya di Jakarta (Tanjung Priok) akhirnya berhasil diendus oleh satuan CPM dari KMKBDR (Komando Militer Kota Besar Djakarta Raja), khususnya sub KMK Tanjung Priok.  Westerling pun tertangkap. Namun, saat hendak digelandang ke KMK, secara tiba-tiba Westerling dan ajudannya memberondong satuan CPM, dan melarikan diri ke aeah Zandvoort (pantai Sampur).  Di pantai itu telah menunggu sebuah pesawat Catalina yang kemudian membawa Westerling kabur ke Singapura. Mudahnya Westerling kabur ke Singapura, karena ia memiliki hubungan istimewa dengan Laskar PO AN TUI. Dimasa Perang Kemerdekaan laskar ini mendapat pasokan senjata dari Singapura.  Laskar PO AN TUI, adalah satuan bersenjata orang-orang Cina di Indonesia yang loyal kepada Belanda. .  Tugas laskar Po An Tui selain menjadi mata-mata juga untuk meneror pejuang pribumi. Kehadiran serta sepak terjangnya yang terkenal kejam menjadi salah satu penyebab pejuang membenci etnis Cina dan etnis Cina pun antipati terhadap para pejuang.  Sebagai mata-mata, anggota laskar Po An Tui selalu mengamat-amati kegiatan para pejuang. Akibatnya gerak-gerik dan markas pejuang dapat diketahui. Setelah markas para pejuang diketahui, Belanda melakukan serangan gabungan dengan Inggris terhadap markas para pejuang.  Laskar Po An Tui tidak hanya terdapat di Jakarta, tapi juga di Medan, Surabaya dan kota-kota lainnya. Aksi Po An Tui itu tergolong kejam bahkan lebih kejam dibanding dengan tentara Belanda.  Di Bandung, laskar Po An Tui aktif membantu NICA (Nederland Indische Civil Administration) menebar teror terhadap para pejuang, seperti pembunuhan, penculikan, pemerkosaan, dan penjarahan. Teror itu bertujuan agar pribumi segera pindah ke Bandung Selatan dan tidak mendukung RI.  Sayangnya, dalam penulisan sejarah, keberadaan dan tindak tanduk laskar Po An Tui cenderung diabaikan. Ada upaya sistematis untuk menghilangkan fakta sejarah ini. Mungkin tujuannya agar bangsa ini tidak mengetahui sejarah. Tapi para pejuang yang pernah menderita kekejamannya tentu tidak dapat melupakannya.  Menurut salah seorang putera pejuang kemerdekaan RI, masalah kekejaman Po An Tui sempat disinggung dalam persidangan Konstituante di tahun 1950-an. Ia menulis salinan penggalan pidato seorang pejuang yang menjadi anggota Konstituante.  Pidato yang disampaikan oleh Mado Miharna (organisasi Persatuan Rakyat Desa) di hadapan Sidang Pleno Konstituante tahun 1959 adalah sebagai berikut:  Saudara Ketua dan Madjelis Konstituante jang terhormat, dalam rangka pemandangan umum;  Saudara Ketua, bagi seluruh pedjuang bangsa Indonesia jang mengikuti dan mengalami pahit-getirnja perdjuangan sedjak Proklamasi 1945, lebih-lebih tentunja bagi perintis-perintis kemerdekaan bangsa, melihat keadaan dan penderitaan masjarakat dewasa ini, pasti akan sedih, sedih karena ini bukanlah tudjuan kita, bukan masjarakat sematjam sekarang jang kita idam-idamkan.  Seluruh lapisan masjarakat telah berdjuang tetapi baru beberapa gelintir orang-orang sadja jang senang. Beribu-ribu pedjuang kita dibunuh, tetapi golongan pembunuh jang menikmati keuntungan.  Para pedjuang kita ditangkap dan disiksa, tetapi hasilnja golongan jang menangkapi dan menjiksa para pedjuang masih berkuasa.  Pao An Tui sementara dari golongan Tionghoa jang membantu aktif tentara Belanda jang telah membunuh, membakar, menangkapi anak-anak buah kami, sampai sekarang masih bergelandangan, bukan sadja masih bergelandangan, tetapi berkuasa dan menguasai segala sektor penghidupan rakjat.  Golongan Po An Tui jang telah dengan kedjamnja membunuh dan membakar para pedjuang kemerdekaan termasuk anak-anak buah kami, karena mereka tidak mengungsi dan terus berada di kota bersama Belanda, mendadak menjadi kaja, sesudah Belanda tidak ada mereka menduduki bekas tempat Belanda.  "Inilah bukan bajangan, bukan impian, tetapi kenjataan, lihatlah sadja di Bandung" …. (Pidato yang disampaikan oleh Mado Miharna –organisasi Persatuan Rakyat Desa– di hadapan Sidang Pleno Konstituante, waktu itu (1959).  Sekarang, para anak keturunan dan anak cucu laskar PO AN TUI telah berkuasa dan menguasai Indonesia, kemudian memperbudak dan menjadikan kaum pribumi sebagai kuli di negerinya sendiri. Kejahatan mereka tidak kalah hebatnya, saat di zaman Belanda terhadap pribumi. Asset ekonomi Indonesia sudah digenggam anak keturunan laskar PO AN TUI.  Anak keturunan laskar PO AN TUI sudah masuk di ranah politik, seperti sekarang Hary Tanoe yang menjadi Cawapres Partai Hanura, di Kalimantan Barat menjadi Gubernur, di DKI ada Ahok, dan sangat arogan. Padahal, mereka dahulunya kaki tangan penjajah Belanda dan Jepang.  Sadarlah wahai kaum pribumi.



Laskar PO AN TUI, adalah satuan bersenjata orang-orang Cina di Indonesia yang loyal kepada Belanda.. Inilah fakta sejarah tak pernah terungkap selama ini dikalangan pribumi.
Tugas laskar Po An Tui selain menjadi mata-mata juga untuk meneror pejuang pribumi. Kehadiran serta sepak terjangnya yang terkenal kejam menjadi salah satu penyebab pejuang Islam sangat membenci etnis Cina, dan sebaliknya etnis Cinapun antipati terhadap para pejuang Islam.
Aksi Po An Tui itu tergolong kejam bahkan lebih kejam dibanding dengan tentara Belanda.
Sayangnya, dalam penulisan sejarah, keberadaan dan kejahatan serta tindak-tanduk laskar Po An Tui cenderung diabaikan. Ada upaya sistematis untuk menghilangkan fakta sejarah ini.
Mengapa Westerling setelah menebar teror di Bandung dan berniat membunuh Menteri Pertahanan Sri Sultan Hamengku Buwono IX berhasil kabur ke Singapura?
Jenderal TNI (Purn) Abdul Haris Nasution yang kala itu menjabat KSAD (Kepala Staf Angkatan Darat) dalam bukunya “Memenuhi Panggilan Tugas,” mengisahkan bahwa, setelah menebar teror di Bandung, dan jadi buronan pasukan Siliwangi Westerling berhasil lolos ke Jakarta.
Tapi persembunyiannya di Jakarta (Tanjung Priok) akhirnya berhasil diendus oleh satuan CPM dari KMKBDR (Komando Militer Kota Besar Djakarta Raja), khususnya sub KMK Tanjung Priok.
Westerling pun tertangkap. Namun, saat hendak digelandang ke KMK, secara tiba-tiba Westerling dan ajudannya memberondong satuan CPM, dan melarikan diri ke aeah Zandvoort (pantai Sampur).
Di pantai itu telah menunggu sebuah pesawat Catalina yang kemudian membawa Westerling kabur ke Singapura. Mudahnya Westerling kabur ke Singapura, karena ia memiliki hubungan istimewa dengan Laskar PO AN TUI. Dimasa Perang Kemerdekaan laskar ini mendapat pasokan senjata dari Singapura.
Laskar PO AN TUI, adalah satuan bersenjata orang-orang Cina di Indonesia yang loyal kepada Belanda. .
Tugas laskar Po An Tui selain menjadi mata-mata juga untuk meneror pejuang pribumi. Kehadiran serta sepak terjangnya yang terkenal kejam menjadi salah satu penyebab pejuang membenci etnis Cina dan etnis Cina pun antipati terhadap para pejuang.
Sebagai mata-mata, anggota laskar Po An Tui selalu mengamat-amati kegiatan para pejuang. Akibatnya gerak-gerik dan markas pejuang dapat diketahui. Setelah markas para pejuang diketahui, Belanda melakukan serangan gabungan dengan Inggris terhadap markas para pejuang.
Laskar Po An Tui tidak hanya terdapat di Jakarta, tapi juga di Medan, Surabaya dan kota-kota lainnya. Aksi Po An Tui itu tergolong kejam bahkan lebih kejam dibanding dengan tentara Belanda.
Di Bandung, laskar Po An Tui aktif membantu NICA (Nederland Indische Civil Administration) menebar teror terhadap para pejuang, seperti pembunuhan, penculikan, pemerkosaan, dan penjarahan. Teror itu bertujuan agar pribumi segera pindah ke Bandung Selatan dan tidak mendukung RI.
Sayangnya, dalam penulisan sejarah, keberadaan dan tindak tanduk laskar Po An Tui cenderung diabaikan. Ada upaya sistematis untuk menghilangkan fakta sejarah ini. Mungkin tujuannya agar bangsa ini tidak mengetahui sejarah. Tapi para pejuang yang pernah menderita kekejamannya tentu tidak dapat melupakannya.
Menurut salah seorang putera pejuang kemerdekaan RI, masalah kekejaman Po An Tui sempat disinggung dalam persidangan Konstituante di tahun 1950-an. Ia menulis salinan penggalan pidato seorang pejuang yang menjadi anggota Konstituante.
Pidato yang disampaikan oleh Mado Miharna (organisasi Persatuan Rakyat Desa) di hadapan Sidang Pleno Konstituante tahun 1959 adalah sebagai berikut:
Saudara Ketua dan Madjelis Konstituante jang terhormat, dalam rangka pemandangan umum;
Saudara Ketua, bagi seluruh pedjuang bangsa Indonesia jang mengikuti dan mengalami pahit-getirnja perdjuangan sedjak Proklamasi 1945, lebih-lebih tentunja bagi perintis-perintis kemerdekaan bangsa, melihat keadaan dan penderitaan masjarakat dewasa ini, pasti akan sedih, sedih karena ini bukanlah tudjuan kita, bukan masjarakat sematjam sekarang jang kita idam-idamkan.
Seluruh lapisan masjarakat telah berdjuang tetapi baru beberapa gelintir orang-orang sadja jang senang. Beribu-ribu pedjuang kita dibunuh, tetapi golongan pembunuh jang menikmati keuntungan.
Para pedjuang kita ditangkap dan disiksa, tetapi hasilnja golongan jang menangkapi dan menjiksa para pedjuang masih berkuasa.
Pao An Tui sementara dari golongan Tionghoa jang membantu aktif tentara Belanda jang telah membunuh, membakar, menangkapi anak-anak buah kami, sampai sekarang masih bergelandangan, bukan sadja masih bergelandangan, tetapi berkuasa dan menguasai segala sektor penghidupan rakjat.
Golongan Po An Tui jang telah dengan kedjamnja membunuh dan membakar para pedjuang kemerdekaan termasuk anak-anak buah kami, karena mereka tidak mengungsi dan terus berada di kota bersama Belanda, mendadak menjadi kaja, sesudah Belanda tidak ada mereka menduduki bekas tempat Belanda.
"Inilah bukan bajangan, bukan impian, tetapi kenjataan, lihatlah sadja di Bandung" …. (Pidato yang disampaikan oleh Mado Miharna –organisasi Persatuan Rakyat Desa– di hadapan Sidang Pleno Konstituante, waktu itu (1959).
Sekarang, para anak keturunan dan anak cucu laskar PO AN TUI telah berkuasa dan menguasai Indonesia, kemudian memperbudak dan menjadikan kaum pribumi sebagai kuli di negerinya sendiri. Kejahatan mereka tidak kalah hebatnya, saat di zaman Belanda terhadap pribumi. Asset ekonomi Indonesia sudah digenggam anak keturunan laskar PO AN TUI.
Anak keturunan laskar PO AN TUI sudah masuk di ranah politik, seperti sekarang Hary Tanoe yang menjadi Cawapres Partai Hanura, di Kalimantan Barat menjadi Gubernur, di DKI ada Ahok, dan sangat arogan. Padahal, mereka dahulunya kaki tangan penjajah Belanda dan Jepang.  Sadarlah wahai kaum pribumi.  mh/nahimunkar.
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2013/12/17/28172/begitu-sangat-kejamnya-laskar-po-an-tui-terhadap-kaum-pribumi/#sthash.yptPwkYy.dpuf
Laskar PO AN TUI, adalah satuan bersenjata orang-orang Cina di Indonesia yang loyal kepada Belanda.. Inilah fakta sejarah tak pernah terungkap selama ini dikalangan pribumi.
Tugas laskar Po An Tui selain menjadi mata-mata juga untuk meneror pejuang pribumi. Kehadiran serta sepak terjangnya yang terkenal kejam menjadi salah satu penyebab pejuang Islam sangat membenci etnis Cina, dan sebaliknya etnis Cinapun antipati terhadap para pejuang Islam.
Aksi Po An Tui itu tergolong kejam bahkan lebih kejam dibanding dengan tentara Belanda.
Sayangnya, dalam penulisan sejarah, keberadaan dan kejahatan serta tindak-tanduk laskar Po An Tui cenderung diabaikan. Ada upaya sistematis untuk menghilangkan fakta sejarah ini.
Mengapa Westerling setelah menebar teror di Bandung dan berniat membunuh Menteri Pertahanan Sri Sultan Hamengku Buwono IX berhasil kabur ke Singapura?
Jenderal TNI (Purn) Abdul Haris Nasution yang kala itu menjabat KSAD (Kepala Staf Angkatan Darat) dalam bukunya “Memenuhi Panggilan Tugas,” mengisahkan bahwa, setelah menebar teror di Bandung, dan jadi buronan pasukan Siliwangi Westerling berhasil lolos ke Jakarta.
Tapi persembunyiannya di Jakarta (Tanjung Priok) akhirnya berhasil diendus oleh satuan CPM dari KMKBDR (Komando Militer Kota Besar Djakarta Raja), khususnya sub KMK Tanjung Priok.
Westerling pun tertangkap. Namun, saat hendak digelandang ke KMK, secara tiba-tiba Westerling dan ajudannya memberondong satuan CPM, dan melarikan diri ke aeah Zandvoort (pantai Sampur).
Di pantai itu telah menunggu sebuah pesawat Catalina yang kemudian membawa Westerling kabur ke Singapura. Mudahnya Westerling kabur ke Singapura, karena ia memiliki hubungan istimewa dengan Laskar PO AN TUI. Dimasa Perang Kemerdekaan laskar ini mendapat pasokan senjata dari Singapura.
Laskar PO AN TUI, adalah satuan bersenjata orang-orang Cina di Indonesia yang loyal kepada Belanda. .
Tugas laskar Po An Tui selain menjadi mata-mata juga untuk meneror pejuang pribumi. Kehadiran serta sepak terjangnya yang terkenal kejam menjadi salah satu penyebab pejuang membenci etnis Cina dan etnis Cina pun antipati terhadap para pejuang.
Sebagai mata-mata, anggota laskar Po An Tui selalu mengamat-amati kegiatan para pejuang. Akibatnya gerak-gerik dan markas pejuang dapat diketahui. Setelah markas para pejuang diketahui, Belanda melakukan serangan gabungan dengan Inggris terhadap markas para pejuang.
Laskar Po An Tui tidak hanya terdapat di Jakarta, tapi juga di Medan, Surabaya dan kota-kota lainnya. Aksi Po An Tui itu tergolong kejam bahkan lebih kejam dibanding dengan tentara Belanda.
Di Bandung, laskar Po An Tui aktif membantu NICA (Nederland Indische Civil Administration) menebar teror terhadap para pejuang, seperti pembunuhan, penculikan, pemerkosaan, dan penjarahan. Teror itu bertujuan agar pribumi segera pindah ke Bandung Selatan dan tidak mendukung RI.
Sayangnya, dalam penulisan sejarah, keberadaan dan tindak tanduk laskar Po An Tui cenderung diabaikan. Ada upaya sistematis untuk menghilangkan fakta sejarah ini. Mungkin tujuannya agar bangsa ini tidak mengetahui sejarah. Tapi para pejuang yang pernah menderita kekejamannya tentu tidak dapat melupakannya.
Menurut salah seorang putera pejuang kemerdekaan RI, masalah kekejaman Po An Tui sempat disinggung dalam persidangan Konstituante di tahun 1950-an. Ia menulis salinan penggalan pidato seorang pejuang yang menjadi anggota Konstituante.
Pidato yang disampaikan oleh Mado Miharna (organisasi Persatuan Rakyat Desa) di hadapan Sidang Pleno Konstituante tahun 1959 adalah sebagai berikut:
Saudara Ketua dan Madjelis Konstituante jang terhormat, dalam rangka pemandangan umum;
Saudara Ketua, bagi seluruh pedjuang bangsa Indonesia jang mengikuti dan mengalami pahit-getirnja perdjuangan sedjak Proklamasi 1945, lebih-lebih tentunja bagi perintis-perintis kemerdekaan bangsa, melihat keadaan dan penderitaan masjarakat dewasa ini, pasti akan sedih, sedih karena ini bukanlah tudjuan kita, bukan masjarakat sematjam sekarang jang kita idam-idamkan.
Seluruh lapisan masjarakat telah berdjuang tetapi baru beberapa gelintir orang-orang sadja jang senang. Beribu-ribu pedjuang kita dibunuh, tetapi golongan pembunuh jang menikmati keuntungan.
Para pedjuang kita ditangkap dan disiksa, tetapi hasilnja golongan jang menangkapi dan menjiksa para pedjuang masih berkuasa.
Pao An Tui sementara dari golongan Tionghoa jang membantu aktif tentara Belanda jang telah membunuh, membakar, menangkapi anak-anak buah kami, sampai sekarang masih bergelandangan, bukan sadja masih bergelandangan, tetapi berkuasa dan menguasai segala sektor penghidupan rakjat.
Golongan Po An Tui jang telah dengan kedjamnja membunuh dan membakar para pedjuang kemerdekaan termasuk anak-anak buah kami, karena mereka tidak mengungsi dan terus berada di kota bersama Belanda, mendadak menjadi kaja, sesudah Belanda tidak ada mereka menduduki bekas tempat Belanda.
"Inilah bukan bajangan, bukan impian, tetapi kenjataan, lihatlah sadja di Bandung" …. (Pidato yang disampaikan oleh Mado Miharna –organisasi Persatuan Rakyat Desa– di hadapan Sidang Pleno Konstituante, waktu itu (1959).
Sekarang, para anak keturunan dan anak cucu laskar PO AN TUI telah berkuasa dan menguasai Indonesia, kemudian memperbudak dan menjadikan kaum pribumi sebagai kuli di negerinya sendiri. Kejahatan mereka tidak kalah hebatnya, saat di zaman Belanda terhadap pribumi. Asset ekonomi Indonesia sudah digenggam anak keturunan laskar PO AN TUI.
Anak keturunan laskar PO AN TUI sudah masuk di ranah politik, seperti sekarang Hary Tanoe yang menjadi Cawapres Partai Hanura, di Kalimantan Barat menjadi Gubernur, di DKI ada Ahok, dan sangat arogan. Padahal, mereka dahulunya kaki tangan penjajah Belanda dan Jepang.  Sadarlah wahai kaum pribumi.  mh/nahimunkar.
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2013/12/17/28172/begitu-sangat-kejamnya-laskar-po-an-tui-terhadap-kaum-pribumi/#sthash.yptPwkYy.dpuf
Laskar PO AN TUI, adalah satuan bersenjata orang-orang Cina di Indonesia yang loyal kepada Belanda.. Inilah fakta sejarah tak pernah terungkap selama ini dikalangan pribumi.
Tugas laskar Po An Tui selain menjadi mata-mata juga untuk meneror pejuang pribumi. Kehadiran serta sepak terjangnya yang terkenal kejam menjadi salah satu penyebab pejuang Islam sangat membenci etnis Cina, dan sebaliknya etnis Cinapun antipati terhadap para pejuang Islam.
Aksi Po An Tui itu tergolong kejam bahkan lebih kejam dibanding dengan tentara Belanda.
Sayangnya, dalam penulisan sejarah, keberadaan dan kejahatan serta tindak-tanduk laskar Po An Tui cenderung diabaikan. Ada upaya sistematis untuk menghilangkan fakta sejarah ini.
Mengapa Westerling setelah menebar teror di Bandung dan berniat membunuh Menteri Pertahanan Sri Sultan Hamengku Buwono IX berhasil kabur ke Singapura?
Jenderal TNI (Purn) Abdul Haris Nasution yang kala itu menjabat KSAD (Kepala Staf Angkatan Darat) dalam bukunya “Memenuhi Panggilan Tugas,” mengisahkan bahwa, setelah menebar teror di Bandung, dan jadi buronan pasukan Siliwangi Westerling berhasil lolos ke Jakarta.
Tapi persembunyiannya di Jakarta (Tanjung Priok) akhirnya berhasil diendus oleh satuan CPM dari KMKBDR (Komando Militer Kota Besar Djakarta Raja), khususnya sub KMK Tanjung Priok.
Westerling pun tertangkap. Namun, saat hendak digelandang ke KMK, secara tiba-tiba Westerling dan ajudannya memberondong satuan CPM, dan melarikan diri ke aeah Zandvoort (pantai Sampur).
Di pantai itu telah menunggu sebuah pesawat Catalina yang kemudian membawa Westerling kabur ke Singapura. Mudahnya Westerling kabur ke Singapura, karena ia memiliki hubungan istimewa dengan Laskar PO AN TUI. Dimasa Perang Kemerdekaan laskar ini mendapat pasokan senjata dari Singapura.
Laskar PO AN TUI, adalah satuan bersenjata orang-orang Cina di Indonesia yang loyal kepada Belanda. .
Tugas laskar Po An Tui selain menjadi mata-mata juga untuk meneror pejuang pribumi. Kehadiran serta sepak terjangnya yang terkenal kejam menjadi salah satu penyebab pejuang membenci etnis Cina dan etnis Cina pun antipati terhadap para pejuang.
Sebagai mata-mata, anggota laskar Po An Tui selalu mengamat-amati kegiatan para pejuang. Akibatnya gerak-gerik dan markas pejuang dapat diketahui. Setelah markas para pejuang diketahui, Belanda melakukan serangan gabungan dengan Inggris terhadap markas para pejuang.
Laskar Po An Tui tidak hanya terdapat di Jakarta, tapi juga di Medan, Surabaya dan kota-kota lainnya. Aksi Po An Tui itu tergolong kejam bahkan lebih kejam dibanding dengan tentara Belanda.
Di Bandung, laskar Po An Tui aktif membantu NICA (Nederland Indische Civil Administration) menebar teror terhadap para pejuang, seperti pembunuhan, penculikan, pemerkosaan, dan penjarahan. Teror itu bertujuan agar pribumi segera pindah ke Bandung Selatan dan tidak mendukung RI.
Sayangnya, dalam penulisan sejarah, keberadaan dan tindak tanduk laskar Po An Tui cenderung diabaikan. Ada upaya sistematis untuk menghilangkan fakta sejarah ini. Mungkin tujuannya agar bangsa ini tidak mengetahui sejarah. Tapi para pejuang yang pernah menderita kekejamannya tentu tidak dapat melupakannya.
Menurut salah seorang putera pejuang kemerdekaan RI, masalah kekejaman Po An Tui sempat disinggung dalam persidangan Konstituante di tahun 1950-an. Ia menulis salinan penggalan pidato seorang pejuang yang menjadi anggota Konstituante.
Pidato yang disampaikan oleh Mado Miharna (organisasi Persatuan Rakyat Desa) di hadapan Sidang Pleno Konstituante tahun 1959 adalah sebagai berikut:
Saudara Ketua dan Madjelis Konstituante jang terhormat, dalam rangka pemandangan umum;
Saudara Ketua, bagi seluruh pedjuang bangsa Indonesia jang mengikuti dan mengalami pahit-getirnja perdjuangan sedjak Proklamasi 1945, lebih-lebih tentunja bagi perintis-perintis kemerdekaan bangsa, melihat keadaan dan penderitaan masjarakat dewasa ini, pasti akan sedih, sedih karena ini bukanlah tudjuan kita, bukan masjarakat sematjam sekarang jang kita idam-idamkan.
Seluruh lapisan masjarakat telah berdjuang tetapi baru beberapa gelintir orang-orang sadja jang senang. Beribu-ribu pedjuang kita dibunuh, tetapi golongan pembunuh jang menikmati keuntungan.
Para pedjuang kita ditangkap dan disiksa, tetapi hasilnja golongan jang menangkapi dan menjiksa para pedjuang masih berkuasa.
Pao An Tui sementara dari golongan Tionghoa jang membantu aktif tentara Belanda jang telah membunuh, membakar, menangkapi anak-anak buah kami, sampai sekarang masih bergelandangan, bukan sadja masih bergelandangan, tetapi berkuasa dan menguasai segala sektor penghidupan rakjat.
Golongan Po An Tui jang telah dengan kedjamnja membunuh dan membakar para pedjuang kemerdekaan termasuk anak-anak buah kami, karena mereka tidak mengungsi dan terus berada di kota bersama Belanda, mendadak menjadi kaja, sesudah Belanda tidak ada mereka menduduki bekas tempat Belanda.
"Inilah bukan bajangan, bukan impian, tetapi kenjataan, lihatlah sadja di Bandung" …. (Pidato yang disampaikan oleh Mado Miharna –organisasi Persatuan Rakyat Desa– di hadapan Sidang Pleno Konstituante, waktu itu (1959).
Sekarang, para anak keturunan dan anak cucu laskar PO AN TUI telah berkuasa dan menguasai Indonesia, kemudian memperbudak dan menjadikan kaum pribumi sebagai kuli di negerinya sendiri. Kejahatan mereka tidak kalah hebatnya, saat di zaman Belanda terhadap pribumi. Asset ekonomi Indonesia sudah digenggam anak keturunan laskar PO AN TUI.
Anak keturunan laskar PO AN TUI sudah masuk di ranah politik, seperti sekarang Hary Tanoe yang menjadi Cawapres Partai Hanura, di Kalimantan Barat menjadi Gubernur, di DKI ada Ahok, dan sangat arogan. Padahal, mereka dahulunya kaki tangan penjajah Belanda dan Jepang.  Sadarlah wahai kaum pribumi.  mh/nahimunkar.
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2013/12/17/28172/begitu-sangat-kejamnya-laskar-po-an-tui-terhadap-kaum-pribumi/#sthash.yptPwkYy.dpuf

happy weekend anjing


Liwa Abu al-Fadhal al-Abbas

  1. Liwa Abu al-Fadl al-Abbas ( Arab : لواء أبو الفضل العباس) berarti Brigade Abu al-Fadl al-Abbas, juga dikenal sebagai brigade al-Abbas ( Arab : كتائب العباس, Kata'ib al-Abbas) adalah terutama Suriah Syiah kelompok militan yang beroperasi di seluruh Suriah. Hal ini dinamai julukan Al-Abbas ibn Ali . Kelompok ini semakin menonjol dalam reaksi terhadap penodaan berbagai kuil, situs warisan dan tempat ibadah oleh pemberontak selama perang sipil Suriah dan kemudian berkolaborasi dengan tentara Suriah . Perannya adalah sebagian besar defensif daripada ofensif, terutama di tempat-tempat menarik di Suriah, seperti Masjid Sayyidah Ruqayya , Masjid Al-Nuqtah dan Masjid Sayyidah Zainab , Masjid Hujr ibn Adi , Masjid Umayyah , Masjid Agung Aleppo , Masjid Nabi Habeel , Bab al-Saghir , Masjid Uwais al-Qarni , Palmyra , Krak des Chevaliers , Kota Kuno Bosra , dan daerah sekitarnya. [4] pada bulan Mei dan Juni 2013, Reuters melaporkan perpecahan telah dikembangkan antara pasukan brigade al-Abbas atas keuangan dan kepemimpinan yang meletus menjadi baku tembak. Banyak anggota non-Suriah kemudian membentuk brigade yang berbeda. [5]
    Pada tanggal 19 Mei 2014, pejuang dari Nour al-Din al-Zanki Brigade mengklaim telah mengambil alih kantor pusat regional al-Abbas Brigade di Aleppo. [6] Sebagai ISIS membuat keuntungan yang signifikan di Irak pada pertengahan 2014, anggota Syiah Irak yang berada dipaksa untuk kembali ke rumah untuk membela Syiah goyah menyebabkan pemerintah di Baghdad. [7]

    Lihat juga

    Referensi

  2. Zainab wali: MUNCULNYA SHI`A MILISI DI SURIAH Christopher Anzalone, Memerangi Terorisme Pusat , 23 Juli 2013
  3. "perang Suriah melebar perpecahan Sunni-Syiah sebagai jihadis asing bergabung perjuangan untuk kuil" . Penjaga. 4 Juni 2013. Diperoleh 18 September 2013.
  4. "milisi Syiah tiba untuk membela kuil" . CNN. 2 Juli 2014.
  5. "LSM: bentrokan sengit di distrik Damaskus" . AFP. 19 Juni 2013. Diperoleh 18 September 2014.
  6. "Syiah Irak berduyun-duyun ke sisi Assad sebagai sektarian perpecahan melebar" . Reuters. 19 Juni 2013. Diperoleh 18 September 2014.
  7. # حركة_نور_الدين_الزنكي - السيطرة على غرفة عمليات ابو الفضل العباس في حي الراشدين . YouTube. 19 Mei 2014. Diperoleh 29 November 2015.
  8. "Hizbullah menggusur pejuang Syiah Irak di Suriah" . Ya Libnan. 14 Juni 2014. Diperoleh 18 September 2014

Forqat al-Hamza

Forqat al-Hamza

Forqat_al_Hamza
Hamza Division is a Syrian rebel group based in Inkhil, Daraa governorate. It was formed on 8 April 2013 by colonel Saber Jafar as the “Hamza brigade.” The group received U.S.-made BGM-71 TOW anti-tank missiles. It is a member of the Southern Front. It is composed of six brigades.
It joined the First Army on 1 January 2015.
Group Name: Forqat al-Hamza
Associated Names: Hamza Division
Name in Arabic: فرقة الحمزة
Active Period: April 2013 – present
Classification: Rebel group
Type: Armed insurgency
Ideology: n/a
Size: n/a
Headquarters: Inkhil, Daraa, Syria
Provinces Present: Daraa
Leader: Col. Saber Jafar
Purpose: Fight the Syrian Government
Part of: Free Syrian Army, Southern Front, First Army