Kamis, 31 Maret 2016

Kuwait usir 60 warga Lebanon syiah Hezbollah,strategi Arab boikot teroris Syi'ah


Ilustrasi militan Syi'ah
Awal pekan ini, media Kuwait al-Qabas kembali memberitakan bahwa pemerintah Kuwait telah mendeportasi sebanyak 60 warga Lebanon yang terkait organisasi teroris Syi'ah Hezbollah.

Mereka yang "diusir" tersebut tercatat memiliki izin tinggal tetap. Namun telah dimasukkan dalam kategori berbahaya sehingga hanya diberi waktu 2 hari untuk angkat kaki dari negeri kaya minyak ini.

Pengusiran ini menjadi gelombang kedua deportasi oleh pemerintah Kuwait sejak negara-negara Arab mengumumkan "black list" terhadap teroris Syi'ah dan memberlakukan travel warning ke Lebanon.

Sebelumnya, Kuwait sudah lebih dulu mengusir belasan warga Lebanon dan Irak karena alasan serupa. Negara teluk lainnya juga menyatakan kebijakan pembersihan negaranya dari anggota Hezbollah dan simpatisannya.

Diperkirakan terdapat sekitar 50 ribu pekerja asal Lebanon di Kuwait. Ribuan orang terus dipantau oleh pemerintah atas keterkaitan mereka dengan jaringan teroris Syi'ah.

Arab ingin tekan hegemoni politik Syi'ah dan Persia?
Persaingan ideologi agama-politik antara Muslim Sunni dengan penganut Syi'ah makin terbuka belakangan setelah ketegangan antara Arab Saudi dan Republik Syi'ah Iran. Walaupun konfrontasi tak langsung sebenarnya telah terjadi dalam perang Suriah dan Yaman.

Negara Sunni mulai mengambil sikap menekan terhadap Iran dan pendukungnya, termasuk terhadap Hezbollah dan sekutunya, yang merupakan sel politik dan milter Syi'ah di Lebanon.

Seorang diplomat negara Teluk di Lebanon kepada surat kabar Asharq Al-Awsat menyebutkan bahwa kebijakan terhadap Hezbollah bersifat strategis.

Kebijakan ini dilakukan untuk membendung proyek regional Iran dalam memperluas pengaruhnya.

Seorang warga Lebanon memprediksi bahwa deportasi terhadap warga Lebanon akan terjadi dalam jumlah besar karena keanggotaan dan dukungan mereka pada kelompok teroris yang dipimpin oleh Hassan Nasrallah tersebut.

Beberapa orang dideportasi negara-negara Teluk karena track record mereka dalam politik Lebanon. Sedangkan yang lainnya adalah pengusaha dan pejabat perusahaan.

Seorang warga Kristen pendukung koalisi 14 Maret (sekutu politik Hezbollah di Lebanon) telah menerima peringatan langsung agar menghentikan dukungan dan menjauh dari partainya.

Jika tidak, ia harus segera berkemas untuk kembali ke Lebanon karena namanya dimasukkan dalam daftar cekal sebagai afiliasi politik teroris Syi'ah. (Al-Arabiya

Tidak ada komentar: