Minggu, 31 Januari 2016

Zinadine Zidane, salah satu pesepakbola orang Barbar yang berimigrasi ke Prancis.

Zinadine Zidane, salah satu pesepakbola orang Barbar yang berimigrasi ke Prancis.. di balik nama Barbar. Mungkin kita tidak pernah tahu bahwa Tariq bin Ziyad, salah satu prajurit paling legendaris dalam sejarah Islam adalah seorang Barbar. Dia yang memimpin pasukan Islam saat menaklukkan Andalusia (Spanyol) pada tahun 711 Masehi dan namanya hingga kini diabadikan sebagai nama sebuah selat yang memisahkan Afrika Utara dengan Eropa, Giblartar (Jabal Thariq). Mungkin kita juga tidak pernah tahu bahwa Ibnu Batutah, seorang pengembara muslim terkemuka yang dicatat oleh sejarah sebagai pengembara terbesar pra-modern, adalah orang Barbar tulen. Bahkan, Zinadine Zidane, salah satu pesepakbola terbaik sepanjang masa, adalah orang Barbar yang berimigrasi ke Prancis.
Oleh karena itu, pemahaman yang benar tentang apa itu “Barbar” sangatlah dibutuhkan bagi para pengkaji sejarah Islam, terutama yang menekuni kajian Timur Tengah. Dengan pemahaman ini, diharapkan spektrum pemikiran kita akan lebih luas dan tidak hanya fokus kepada Arabisme saja.
2. Definisi Barbar
Secara etimologi, para sejarawan mencatat bahwa kata “Barbar” (Berber) baru dikenal pada masa akhir Kekaisaran Romawi. Oleh karena itu, relevansi penggunaan kata ini untuk periode-periode sebelumnya tidak diterima oleh para sejarawan purbakala. Untuk memahami arti kata ini, biasanya dipakai istilah “Amazigh” (jamak: Imazighen) yang merupakan nama yang sering dipakai oleh orang-orang Barbar untuk menyebut diri mereka sendiri. Di dalam catatan Leo Africanus, “Amazigh” berarti “orang bebas” (free man). Namun, di dalam bahasa Barbar modern ternyata tidak ditemukan akar kata M-Z-Gh yang berarti “bebas”. Mungkin yang lebih tepat adalah kata “Amajegh” dalam dialeg suku Tuareg yang berarti “orang mulia” atau “bangsawan” (noble man).
Secara umum, para ilmuwan mendefinisikan “Barbar” sebagai penduduk asli yang mendiami wilayah Afrika Utara di sebelah barat lembah sungai Nil. Mereka tersebar dari pantai Atlantik di barat sampai oase Siwa (Mesir) di timur, serta dari pantai Mediterania di utara sampai sungai Niger di selatan. Di masa sekarang, mayoritas orang Barbar adalah penduduk Maroko, Aljazair, Libya, dan Tunisia. Sebagian kecil ada yang menjadi penduduk Mesir, Mali, Mauritania, Burkina Faso, dan Nigeria. Sejarah mencatat terdapat beberapa sebutan lain untuk Barbar. Orang Mesir menyebut mereka Meshwesh. Orang Yunani kuno menyebut mereka Libyans. Orang Romawi menyebut mereka Numidians dan Mauri. Orang Eropa abad Pertengahan menyebut mereka Moors.
3. Ras, Bahasa, dan Agama Orang Barbar
Barbar termasuk dalam rumpun Kaukasoid. Secara fisik, orang Barbar menyerupai sub-ras Mediterania atau Kaukasoid-Eropa Selatan. Namun, berbeda dengan orang kulit putih Eropa Selatan, orang Barbar memiliki tubuh lebih tinggi serta rambut, jenggot dan alis yang lebih pirang. Ibnu Khaldun menggambarkan karakter orang Barbar sebagai manusia pemberani, kuat, hebat, dan memiliki solidaritas tinggi. Ibnu Khaldun menambahkan bahwa orang Barbar benar-benar manusia sejati yang sederajat dengan orang Arab, Persia, Yunani, dan Romawi.
Bahasa asli orang Barbar yang dikenal sebagai bahasa Tamazigh diduga merupakan cabang dari bahasa Afro-Asiatic yang merupakan kelanjutan dari bahasa Proto-Afro-Asiatic. Sebagian ahli berpendapat bahwa bahasa Barbar termasuk dalam rumpun bahasa Hamitic. Namun, sebagian besar ahli bahasa menyatakan bahwa bahasa Barbar lebih mirip dengan bahasa Semitic dan Chadic. Pengguna bahasa Tamazigh hingga saat ini diperkirakan antara 30-40 juta orang. Hal ini dikarenakan sebagian besar orang Barbar memilih bahasa Arab sebagai bahasa utamanya. Sehingga, pengguna bahasa Barbar yang benar-benar masih murni hanya bisa ditemukan di daerah pedalaman, pegunungan, dan gurun pasir.
Bahasa Barbar sendiri memiliki beberapa dialek yang berbeda satu dengan yang lainnya, sesuai dengan kelompok etnik yang tersebar di beberapa wilayah Afrika Utara, yaitu antara lain:




Tidak ada komentar: