“Kontak senjata bahkan tidak sampai mendekati istana,” ungkap sebuah
sumber, seperti dikutip al-Mayadeen, Selasa (18/8), tanpa menyebutkan
nama.
Taiz merupakan salah satu kota yang menjadi ajang pertempuran di Yaman yang hingga kini masih berlanjut antara loyalis Hadi di satu pihak dan militer dan pasukan rakyat Yaman di pihak lain.
Menurut al-Mayadeen, pasukan loyalis Hadi berhasil menguasai benteng al-Qahirah dan posisi-posisi di bagian dataran tinggi Gunung al-Arus di kota Taiz dari arah selatan. Selain itu mereka juga merebut gedung keamanan politik di bagian tenggara Taiz.
Bersamaan dengan ini, jet-jet tempur Arab Saudi juga membombardir kota al-Hudaidah. Gedung Beit al-Shabab, gedung olah raga perwira polisi, dan gedung administrasi ekonomi di bagian utara kota ini menjadi sasaran serangan.
Di kota Ibb, pertempuran sengit berlangsung di Gunung Bu’dan antara kedua pihak. Sedangkan di kota Ma’rib jet-jet tempur Saudi dan sekutunya menggempur sedikitnya tujuh kawasan.
Di wilayah utara Yaman, militer dan pasukan rakyat Yaman kembali mendesak militer Saudi di kawasan perbatasan. Sejumlah perlengkapan militer Saudi hancur, dan beberapa tentara Saudi tertawan.
Petinggi militer Yaman mengatakan bahwa pasukan Yaman menggempur posisi-posisi Saudi kawasan al-Khubah di Jizan.
Husain al-Bukhaiti, orang yang dekat dengan Ansarullah, dalam pesan Twitternya menyatakan bahwa pasukan rakyat Yaman dapat bergerak hingga ke dekat kota Najran di bagian selatan Saudi.
Pasukan Saudi bersama milisi loyalis Hadi terlibat pertempuran sengit dengan militer dan pasukan rakyat Yaman di bagian selatan Yaman, sementara di bagian utaranya militer dan pasukan rakyat Yaman tak henti-hentinya menggempur bagian selatan Saudi hingga banyak pasukan Saudi yang terdesak mundur dari berbagai wilayah di dekat perbatasan dengan Saudi dengan Yaman.
Saudi dan sekutunya sejak Maret lalu menggempur Yaman dengan serangan udara untuk memulihkan pemerintahan Mansur Hadi yang tersingkir oleh revolusi rakyat, sementara rakyat Yaman bersumpah pantang menyerah di depan serangan yang telah menewaskan ribuan orang tersebut.
Lembaga Amnesti Internasional dalam laporannya mengingatkan kedua pihak bahwa tindakan yang dapat menyebabkan keterbunuhan puluhan warga sipil dapat dianggap sebagai kejahatan perang.
eperti dilansir Russia Today, Amnesti Internasional dalam laporannya yang berjudul “Tak Ada Tempat Aman Bagi Warga Sipil: Serangan Udara dan Perang Darat di Yaman” telah memaparkan berbagai dampak serangan pasukan koalisi Arab pimpinan Saudi serta perlawanan rakyat Yaman atas serangan tersebut.
Pejabat Amnesti Internasional Donatella Rovera menegaskan, “Warga sipil di bagian selatan Yaman terkepung oleh lokasi-lokasi pertempuran antara Ansarullah dan pasukan lawan mereka, dan di sisi lain juga menjadi sasaran serangan udara pasukan koalisi, sementara pihak-pihak yang terlibat konflik terus menjalankan aksinya tanpa mempedulikan jiwa warga sipil itu
Taiz merupakan salah satu kota yang menjadi ajang pertempuran di Yaman yang hingga kini masih berlanjut antara loyalis Hadi di satu pihak dan militer dan pasukan rakyat Yaman di pihak lain.
Menurut al-Mayadeen, pasukan loyalis Hadi berhasil menguasai benteng al-Qahirah dan posisi-posisi di bagian dataran tinggi Gunung al-Arus di kota Taiz dari arah selatan. Selain itu mereka juga merebut gedung keamanan politik di bagian tenggara Taiz.
Bersamaan dengan ini, jet-jet tempur Arab Saudi juga membombardir kota al-Hudaidah. Gedung Beit al-Shabab, gedung olah raga perwira polisi, dan gedung administrasi ekonomi di bagian utara kota ini menjadi sasaran serangan.
Di kota Ibb, pertempuran sengit berlangsung di Gunung Bu’dan antara kedua pihak. Sedangkan di kota Ma’rib jet-jet tempur Saudi dan sekutunya menggempur sedikitnya tujuh kawasan.
Di wilayah utara Yaman, militer dan pasukan rakyat Yaman kembali mendesak militer Saudi di kawasan perbatasan. Sejumlah perlengkapan militer Saudi hancur, dan beberapa tentara Saudi tertawan.
Petinggi militer Yaman mengatakan bahwa pasukan Yaman menggempur posisi-posisi Saudi kawasan al-Khubah di Jizan.
Husain al-Bukhaiti, orang yang dekat dengan Ansarullah, dalam pesan Twitternya menyatakan bahwa pasukan rakyat Yaman dapat bergerak hingga ke dekat kota Najran di bagian selatan Saudi.
Pasukan Saudi bersama milisi loyalis Hadi terlibat pertempuran sengit dengan militer dan pasukan rakyat Yaman di bagian selatan Yaman, sementara di bagian utaranya militer dan pasukan rakyat Yaman tak henti-hentinya menggempur bagian selatan Saudi hingga banyak pasukan Saudi yang terdesak mundur dari berbagai wilayah di dekat perbatasan dengan Saudi dengan Yaman.
Saudi dan sekutunya sejak Maret lalu menggempur Yaman dengan serangan udara untuk memulihkan pemerintahan Mansur Hadi yang tersingkir oleh revolusi rakyat, sementara rakyat Yaman bersumpah pantang menyerah di depan serangan yang telah menewaskan ribuan orang tersebut.
Lembaga Amnesti Internasional dalam laporannya mengingatkan kedua pihak bahwa tindakan yang dapat menyebabkan keterbunuhan puluhan warga sipil dapat dianggap sebagai kejahatan perang.
eperti dilansir Russia Today, Amnesti Internasional dalam laporannya yang berjudul “Tak Ada Tempat Aman Bagi Warga Sipil: Serangan Udara dan Perang Darat di Yaman” telah memaparkan berbagai dampak serangan pasukan koalisi Arab pimpinan Saudi serta perlawanan rakyat Yaman atas serangan tersebut.
Pejabat Amnesti Internasional Donatella Rovera menegaskan, “Warga sipil di bagian selatan Yaman terkepung oleh lokasi-lokasi pertempuran antara Ansarullah dan pasukan lawan mereka, dan di sisi lain juga menjadi sasaran serangan udara pasukan koalisi, sementara pihak-pihak yang terlibat konflik terus menjalankan aksinya tanpa mempedulikan jiwa warga sipil itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar