Senin, 31 Agustus 2015
petinju ahlusunah vs petinju syiah
Perjalanan karir Amir Khan agaknya hampir mirip dengan gerakan anti
Syiah di Indonesia. Sama-sama tengah populer. Karena semenjak meletusnya
revolusi Arab Spring di Timur Tengah, milisi bentukan dan rezim Syiah
tak malu lagi menampakan diri. Juga sama dalam hal eksplosifnya
perlawanan Ahlusunnah terhadap segala sesuatu yang dianggap berbau
Syiah.
Beberapa tahun belakangan, aktivitas di dunia maya selalu ramai dengan perdebatan Sunni-Syiah. Mulai dari perdebatan ilmiah, teologis, hingga lontaran caci dan makian antar satu dengan lainnya. Broadcast-broadcast provokatif hingga gambar-gambar meme ikut bertebaran meramaikan perang urat syaraf ini. Perlawanan umat ini pada akhirnya loncat ke dunia nyata. Mulai dari pasang spanduk hingga pengerahan massa untuk berdemonstrasi saat acara-acara Syiah digelar. Ini menunjukkan bahwa gesekan antara Sunni dan Syiah bukan sesuatu yang bisa dianggap sepele.
Jika berkaca pada sejarah, pertarungan antara Sunni-Syiah bukanlah pertentangan model baru. Kejayaan Syiah diraih pada masa Dinasti Fatimiyah, sekitar abad 10 Masehi. Sebelumnya, sekte menyimpang ini sudah ada namun tak pernah duduk di tampuk kekuasaan. Maka, pertarungan melawan Syiah harus dipahami sebagai sebuah pertarungan yang panjang. Karena, sebagaimana pada masa lampau, Dinasti Fatimiyah baru bisa ditaklukkan oleh wazir Nizamul Muluk, dan generasi selanjutnya seperti Nuruddin Zanki dan Shalahuddin Al-Ayyubi pada abad 12 Masehi.
Di masa itu, konflik Sunni-Syiah sudah terjadi di tingkat regional dan peradaban. Dunia Sunni merasakan ancaman yang serius dari pihak Syiah. Ini juga yang terjadi pada saat ini.
Maka, jika kelemahan internal pada diri Amir Khan adalah pelatih yang tidak kapabel dan terlalu menganggap remeh lawan. Hal itu juga terjadi pada gerakan anti Syiah yang merepresentasikan umat Islam. Bahkan, mungkin lebih kompleks.
Dulu yang dihadapi Syiah Ismailiyah, sekarang Itsna Asy’ariyah. Dulu pengaruh Syiah Ismailiyah tidak mengakar di tengah masyarakat Mesir. Mereka hanya berkuasa secara politik dan militer. Beda halnya dengan Itsna Asy’ariyah yang telah mensyiahkan masyarakat Iran sejak awal abad ke-16. Dulu kita punya Khalifah, sekarang tidak.
Dulu kita punya Imam al-Ghazali, wazir Nizam al-Muluk, yang kemudian melahirkan Nuruddin Zanki dan Salahuddin al-Ayyubi. Sekarang, kita belum punya semua itu.
Masalah Internal
“Itu bukan malamku,” ujar Khan. “Setelah menonton tayangan ulangnya aku pikir aku datang dengan tangan yang agak turun dan Danny (Garcia) mengambil keuntungan. Aku menghormati Danny, ia bertarung dengan sangat baik.”
Khan yang difavoritkan malam itu, tak mampu berbuat banyak ketika Garcia mengincar tubuhnya, memaksa Khan untuk menjatuhkan tangannya, dan melemparkan pukulan terbaiknya. Rencana sederhana. Eksekusi sempurna.
Malam itu Khan harus terjatuh di atas kanvas sebanyak tiga kali. Wasit Kenny Bayless memutuskan untuk menghentikan pertandingan meski Khan berkata bahwa ia masih kuat bertarung. Tapi, malam itu juga Khan menyadari kesalahannya.
Nasib Amir Khan, juga serupa dengan Muslim Ahlusunnah. Sempat dikalahkan oleh Syiah Fatimiyah, dan kemudian oleh pasukan salib, bukan semata-mata karena dirinya lemah. Tapi, disebabkan oleh masalah internal sendiri. Inilah yang terjadi hari ini.
Maka, secara mutlak harus disadari bahwa penyelesaian masalah Ahlu Sunnah pada masa itu adalah dengan membenahi masalah internal yang ada. Inti solusi kita pada hari ini juga bukan dengan cara menghabisi Syiah dengan pukulan kombinasi ala ‘King Khan’, melainkan dengan menyelesaikan masalah internal yang ada di tengah Ahlusunnah.
Pada era Imam al-Ghazali-Salahuddin Al-Ayyubi, senjata utama yang digunakan Ahlussunnah adalah pembenahan ilmu: keikhlasan dalam menuntut ilmu, menghilangkan fanatisme mazhab yang berlebihan, serta menggabungkan ilmu dengan kesalehan.
Untuk melawan Syiah, faktor fundamental yang perlu dimiliki umat Islam saat ini ialah Madrasah. Karena Madrasah merupakan wasilah penting untuk mendidik generasi. Madrasah melahirkan ulama. Ulama mendidik masyarakat. Kalau madrasahnya memiliki konsep yang baik, maka lahirlah para ulama yang lurus, dan seterusnya membentuk masyarakat yang ideal.
Di era modern ini wasilahnya bisa diperluas, termasuk di antaranya media massa. Pasalnya, media massa lah yang membentuk cara berpikir masyarakat dan membentuk opini publik.
Tanpa menihilkan peran satu sama lain, gerakan perlawanan terhadap
aliran sesat khususnya Syiah, memang harus dibangun dari semua lini.
Pendidikan, politik, budaya, juga militer. Tapi, yang tak kalah penting,
aktornya merupakan generasi yang terdidik. Cerdas secara intelektual
juga santun dalam berakhlak. Ia mampu menerapkan filosofi
permainan Muhammad Ali; menari seperti kupu-kupu, menyengat bagaikan lebah.
Beberapa tahun belakangan, aktivitas di dunia maya selalu ramai dengan perdebatan Sunni-Syiah. Mulai dari perdebatan ilmiah, teologis, hingga lontaran caci dan makian antar satu dengan lainnya. Broadcast-broadcast provokatif hingga gambar-gambar meme ikut bertebaran meramaikan perang urat syaraf ini. Perlawanan umat ini pada akhirnya loncat ke dunia nyata. Mulai dari pasang spanduk hingga pengerahan massa untuk berdemonstrasi saat acara-acara Syiah digelar. Ini menunjukkan bahwa gesekan antara Sunni dan Syiah bukan sesuatu yang bisa dianggap sepele.
Jika berkaca pada sejarah, pertarungan antara Sunni-Syiah bukanlah pertentangan model baru. Kejayaan Syiah diraih pada masa Dinasti Fatimiyah, sekitar abad 10 Masehi. Sebelumnya, sekte menyimpang ini sudah ada namun tak pernah duduk di tampuk kekuasaan. Maka, pertarungan melawan Syiah harus dipahami sebagai sebuah pertarungan yang panjang. Karena, sebagaimana pada masa lampau, Dinasti Fatimiyah baru bisa ditaklukkan oleh wazir Nizamul Muluk, dan generasi selanjutnya seperti Nuruddin Zanki dan Shalahuddin Al-Ayyubi pada abad 12 Masehi.
Di masa itu, konflik Sunni-Syiah sudah terjadi di tingkat regional dan peradaban. Dunia Sunni merasakan ancaman yang serius dari pihak Syiah. Ini juga yang terjadi pada saat ini.
Maka, jika kelemahan internal pada diri Amir Khan adalah pelatih yang tidak kapabel dan terlalu menganggap remeh lawan. Hal itu juga terjadi pada gerakan anti Syiah yang merepresentasikan umat Islam. Bahkan, mungkin lebih kompleks.
Dulu yang dihadapi Syiah Ismailiyah, sekarang Itsna Asy’ariyah. Dulu pengaruh Syiah Ismailiyah tidak mengakar di tengah masyarakat Mesir. Mereka hanya berkuasa secara politik dan militer. Beda halnya dengan Itsna Asy’ariyah yang telah mensyiahkan masyarakat Iran sejak awal abad ke-16. Dulu kita punya Khalifah, sekarang tidak.
Dulu kita punya Imam al-Ghazali, wazir Nizam al-Muluk, yang kemudian melahirkan Nuruddin Zanki dan Salahuddin al-Ayyubi. Sekarang, kita belum punya semua itu.
Masalah Internal
“Itu bukan malamku,” ujar Khan. “Setelah menonton tayangan ulangnya aku pikir aku datang dengan tangan yang agak turun dan Danny (Garcia) mengambil keuntungan. Aku menghormati Danny, ia bertarung dengan sangat baik.”
Khan yang difavoritkan malam itu, tak mampu berbuat banyak ketika Garcia mengincar tubuhnya, memaksa Khan untuk menjatuhkan tangannya, dan melemparkan pukulan terbaiknya. Rencana sederhana. Eksekusi sempurna.
Malam itu Khan harus terjatuh di atas kanvas sebanyak tiga kali. Wasit Kenny Bayless memutuskan untuk menghentikan pertandingan meski Khan berkata bahwa ia masih kuat bertarung. Tapi, malam itu juga Khan menyadari kesalahannya.
Nasib Amir Khan, juga serupa dengan Muslim Ahlusunnah. Sempat dikalahkan oleh Syiah Fatimiyah, dan kemudian oleh pasukan salib, bukan semata-mata karena dirinya lemah. Tapi, disebabkan oleh masalah internal sendiri. Inilah yang terjadi hari ini.
Maka, secara mutlak harus disadari bahwa penyelesaian masalah Ahlu Sunnah pada masa itu adalah dengan membenahi masalah internal yang ada. Inti solusi kita pada hari ini juga bukan dengan cara menghabisi Syiah dengan pukulan kombinasi ala ‘King Khan’, melainkan dengan menyelesaikan masalah internal yang ada di tengah Ahlusunnah.
Pada era Imam al-Ghazali-Salahuddin Al-Ayyubi, senjata utama yang digunakan Ahlussunnah adalah pembenahan ilmu: keikhlasan dalam menuntut ilmu, menghilangkan fanatisme mazhab yang berlebihan, serta menggabungkan ilmu dengan kesalehan.
Untuk melawan Syiah, faktor fundamental yang perlu dimiliki umat Islam saat ini ialah Madrasah. Karena Madrasah merupakan wasilah penting untuk mendidik generasi. Madrasah melahirkan ulama. Ulama mendidik masyarakat. Kalau madrasahnya memiliki konsep yang baik, maka lahirlah para ulama yang lurus, dan seterusnya membentuk masyarakat yang ideal.
Di era modern ini wasilahnya bisa diperluas, termasuk di antaranya media massa. Pasalnya, media massa lah yang membentuk cara berpikir masyarakat dan membentuk opini publik.
Minggu, 30 Agustus 2015
Abu Bakar
Abu
Bakar RA adalah orang dewasa pertama yang masuk islam, tetapi bukan itu saja,
Rasullullah SAW juga memujinya karena
cara penerimaan ajakan Rasullullah SAW untuk memeluk islam. Tentang hal ini
Beliau bersabda, "Tiada pernah aku mengajak seseorang masuk Islam, tanpa ada
hambatan, tanpa mengemukakan pandangan dan alasan kecuali Abu Bakar. Ketika aku
menyampaikan ajakan tersebut, dia langsung menerimanya tanpa ragu
sedikitpun
keutamaan Utsman bin Affan
Dzun-Nurain(pemilik dua cahaya)
Orang yang dua kali hijrah.
Juru tulis wahyu
Mengorbankan harta di jalan Allah tanpa batas.
Membantu angkatan perang pada masa sulit yang sedang memuncak.
Membeli bahan Rumah untuk disumbangkan kepada umat Islam.
Memperluas bangunan Ka'bah
Menyatukan umat Islam dengan Kitabullah.
Penyabar, pemalu dan tulus.
Orang yang diberi kabar gembira dengan syurga.
Orang terhormat yang gugur sebagai syahid.
Orang yang dua kali hijrah.
Juru tulis wahyu
Mengorbankan harta di jalan Allah tanpa batas.
Membantu angkatan perang pada masa sulit yang sedang memuncak.
Membeli bahan Rumah untuk disumbangkan kepada umat Islam.
Memperluas bangunan Ka'bah
Menyatukan umat Islam dengan Kitabullah.
Penyabar, pemalu dan tulus.
Orang yang diberi kabar gembira dengan syurga.
Orang terhormat yang gugur sebagai syahid.
SYIAH ADALAH AJARAN RABBI YAHUDI,Abdullah bin Saba/Ibnu Saudah
Ibnu Saudah merupakan seorang Rabbi Yahudi yang masuk Islam pada masa Khalifah Utsman bin Affan dan kemudian menyulut pemberontakan terhadap khalifah waktu itu(pendiri Syi'ah)
syiah adalah ajaran Yahudi Abdullah ibn Saba'--ia berpura-pura memeluk Islam bertujuan untuk menghancurkan pegangan aqidah umat Islam.
Jadi pembahasan tentang Abdullah bin Saba’ tidak sebatas ada dalam kitab Tarikh Ath-Thabari saja dan tidak hanya melalui jalur periwayatan Saif bin ‘Umar At-Tamimi, walaupun dia adalah seorang yang dapat dijadikan sandaran dalam bidang sejarah sebagaimana yang kami jelaskan di atas.
syiah adalah ajaran Yahudi Abdullah ibn Saba'--ia berpura-pura memeluk Islam bertujuan untuk menghancurkan pegangan aqidah umat Islam.
- Ia mempunyai madzhab Saba'iyyah mengemukakan teori Ali
adalah wasi Muhammad SAW. Abdullah ibn Saba' juga dikenali dengan nama
Ibn al-Sawda' atau ibn 'Amat al-Sawda'- anak kepada wanita kulit hitam.
- Allamah Murtadha Askari telah mengesan dan membuktikan Al-Tabari (w.310H/922M), Ibn Asakir (w571H/1175M), Ibn Abi Bakr (w741H/1340M) dan al-Dhahabi (w747H/1346M). Mereka ini sebenarnya telah mengambil cerita Abdullah ibn Saba' dari satu sumber iaitu Sayf ibn Umar dalam bukunya al-Futuh al-kabir wa al-riddah dan al-Jamal wal-masir Aishah wa Ali [Murtadha Askari, Abdullah ibn Saba' wa digar afsanehaye tarikhi, Tehran, 1360 H].
- Sayf adalah seorang penulis yang dipercayai oleh kebanyakan penulis-penulis rijal seperti Yahya ibn Mu'in (w233/847H), Abu Dawud (w275H/888M), al-Nasai (w303H/915M), Ibn Abi Hatim (w327H/938M), Ibn al-Sukn (w353H/964M), Ibn Hibban (w354H/965M), al-Daraqutni (w385H/995M), al-Hakim (w405H/1014M), al-Firuzabadi (w817H/1414M), Ibn Hajar (w852H/1448M), al-Suyuti (w911H/1505M, dan al-Safi al-Din (w923H/1517M).
- Abdullah bin Saba', adalah seorang Yahudi yang memeluk Islam pada zaman Utsman, dikatakan seorang pengikut Ali yang setia. Dia mengembara dari satu tempat ke satu tempat untuk menghasut orang ramai supaya bangun memberontak menentang khalifah Uthman. Sayf dikatakan sebagai pengasas ajaran Sabaiyyah dan pengasas madzhab ghuluww (sesat). Menurut Allamah Askari watak Abdullah ibn Saba' ini adalah hasil rekaan Sayf yang juga telah mencipta beberapa watak, tempat, dan kota khayalan. Dari cerita Sayf inilah beberapa orang penulis telah mengambil cerita Abdullah ibn Saba' tersebut seperti Said ibn Abdullah ibn Abi Khalaf al-Ashari al-Qummi (w301H/913M) dalam bukunya al-Maqalat al-Firaq, al-Hasan ibn Musa al-Nawbakhti (w310H/922M) dalam bukunya Firaq al-Shiah, dan Ali ibn Ismail al-Ashari (w324H/935M) dalam bukunya Maqalat al-Islamiyyin. Allamah al-Askari mengesan cerita Abdullah ibn Saba' dari riwayat syiah dari Rijal oleh al-Kashshi.
- Al-Kashshi telah meriwayatkan dari sumber Sa'd ibn Abdullah al-Ashari
al-Qummi yang menyebut bahawa Abdullah ibn Saba' mempercayai kesucian
Ali sehingga menganggapnya sebagai nabi. Mengikut dua riwayat ini, Ali
AS memerintahkannya menyingkirkan fahaman tersebut, dan disebabkan
keengganannya itu Abdullah ibn Saba telah dihukum bakar hidup-hidup
(walau bagaimanapun menurut Sa'd ibn Abdullah Ali telah menghalau Ibn
Saba' ke Madain dan di sana dia menetap sehingga Ali AS menemui
kesyahidannya. Pada ketika ini Abdullah ibn Saba' mengatakan Ali AS
tidak wafat sebaliknya akan kembali semula ke dunia). Al-Kashshi,
selepas meriwayatkan lima riwayat yang berkaitan dengan Abdullah ibn
Saba' menyatakan bahawa tokoh ini didakwa oleh golongan Sunni sebagai
orang yang pertama yang mengisytiharkan Imamah Ali AS. Allamah Askari
menyatakan bahawa hukuman bakar hidup-hidup adalah satu perkara bida'ah
yang bertentangan dengan hukum Islam sama ada dari madzhab Syi'ah atau
Sunnah. Kisah tersebut pula tidak pernah disebut oleh tokoh-tokoh
sejarah yang masyhur seperti Ibn al-Khayyat, al-Yakubi, al-Tabari,
al-Masudi, Ibn Al-Athir, ibn Kathir atau Ibn Khaldun. Peranan yang
dimainkan oleh Abdullah ibn Sabak' sebelum berlakunya peristiwa
pembunuhan Uthman atau pada zaman pemerintahan Imam Ali AS telah tidak
disebut oleh penulis-penulis yang terawal seperti Ibn Sa'd (w230H/844M0,
al-Baladhuri (w279H/892M) atau al-Yaqubi. Hanya al-Baladhuri yang
sekali sehaja menyebut namanya dalam buku Ansab al-Ashraf ketika
meriwayatkan peristiwa pada zaman Imam Ali AS berkata: " Hujr ibn Adi
al-Kindi, Amr ibn al-Hamiq al-Khuzai, Hibah ibn Juwayn al-Bajli
al-Arani, dan Abdullah ibn Wahab al-Hamdani - ibn Saba' datang kepada
Imam Ali AS dan bertanya kepada Ali AS tentang Abu Bakr dan Umar..." Ibn
Qutaybah (w276H/889M) dalam bukunya al-Imamah wal-Siyasah dan
al-Thaqafi (w284H/897M) dalam al-Gharat telah menyatakan peristiwa
tersebut. Ibn Qutaybah memberikan identiti orang ini sebagai Abdullah
ibn Saba'. Sa'd ibn Abdullah al-Ashari dalam bukunya al-Maqalat
wal-Firaq menyebutkan namanya sebagai Abdullah ibn Saba' pengasas ajaran
Saba'iyyah - sebagai Abdullah ibn Wahb al-Rasibi. Ibn Malukah
(w474H/1082M) dalam bukunya Al-Ikmal dan al-Dhahabi (w748H/1347M) dalam
bukunya al-Mushtabah ketika menerangkan perkataan 'Sabaiyyah ', menyebut
Abdullah ibn Wahb al-Saba'i, sebagai pemimpin Khawarij. Ibn Hajar
(w852H/1448M) dalam Tansir al-Mutanabbih menerangkan bahawa Saba'iyyah
sebagai ' satu kumpulan Khawarij yang diketuai oleh Abdullah ibn Wahb
al-Saba'i'. Al-Maqrizi (w848H/1444M) dalam bukunya al-Khitat menamakan
tokoh khayalan Abdullah ibn Saba' ini sebagai 'Abdullah ibn Wahb ibn
Saba', juga dikenali sebagai Ibn al-Sawda' al-Saba'i.'
Allamah Askari mengemukakan rasa kehairannya bahawa tidak seorang pun daripada para penulis tokoh Abdullah ibn Saba' ini menyertakan nasabnya - satu perkara yang agak ganjil bagi seorang Arab yang pada zamannya memainkan peranan yang penting. Penulis sejarah Arab tidak pernah gagal menyebutkan nasab bagi kabilah-kabilah Arab yang terkemuka pada zaman awal Islam tetapi dalam kisah Abdullah ibn Saba' , yang dikatakan berasal dari San'a Yaman, tidak dinyatakan kabilahnya. Allamah Askari yakin bahawa Ibn Saba' dan golongan Sabai'yyah adalah satu cerita khayalan dari Sayf ibn Umar yang ternyata turut menulis cerita-cerita khayalan lain dalam bukunya. Walau bagaimanapun, nama Abdullah ibn Wahb ibn Rasib ibn Malik ibn Midan ibn Malik ibn Nasr al-Azd ibn Ghawth ibn Nubatah in Malik ibn Zayd ibn Kahlan ibn Saba', seorang Rasibi, Azdi dan Saba'i adalah pemimpin Khawarij yang terbunuh dalam Peperangan Nahrawan ketika menentang Imam Ali AS.
Nampaknya kisah tokoh Khawarij ini telah diambil oleh penulis kisah khayalan itu untuk melukiskan watak khayalan yang menjadi orang pertama mengiystiharkan Imamah Ali AS. Watak ini tiba-tiba muncul untuk memimpin pemberontakan terhadap khalifah Uthman, menjadi dalang mencetuskan Perang Jamal, mengisytiharkan kesucian Ali AS, kemudian dibakar hidup-hidup oleh Ali AS atau dihalau oleh Ali AS dan tinggal dalam buangan seterusnya selepas kewafatan Imam Ali AS, mengisytiharkan kesucian Ali AS dan Ali akan hidup kembali dan orang yang pertama bercakap dengan lantang tentang musuh-musuh Ali AS.
Menurut Allamah Askari, perkataan Saba'iyyah adalah berasal-usul sebagai satu istilah umum untuk kabilah dari bahagian selatan Semenanjung Tanah Arab iaitu Bani Qahtan dari Yaman. Kemudian disebabkan banyak daripada pengikut-pengikut Imam Ali bin Abi Talib AS berasal dari Yaman seperti Ammar ibn Yasir, Malik al-Ashtar, Kumayl ibn Ziyad, Hujr ibn Adi, Adi ibn Hatim, Qays ibn Sa'd ibn Ubadah, Khuzaymah ibn Thabit, Sahl ibn Hunayf, Utsman ibn Hunayf, Amr ibn Hamiq, Sulayman ibn Surad, Abdullah Badil, maka istilah tersebut ditujukan kepada para penyokong Ali AS ini. justeru, Ziyad ibn Abihi pada suatu ketika mendakwa Hujr dan teman-temannya sebagai 'Saba'iyyah.' Dengan bertukarnya maksud istilah, maka istilah itu juga turut ditujukan kepada Mukhtar dan penyokong-penyokongnya yang juga terdiri daripada puak-puak yang berasal dari Yaman. Selepas kejatuhan Bani Umayyah. istilah Saba'iyyah telah disebut dalam ucapan Abu al-Abbas Al-Saffah, khalifah pertama Bani Abbasiyyah, ditujukan kepada golongan Syi'ah yang mempersoalkan hak Bani Abbas sebagai khalifah.
Walau bagaimanapun Ziyad maupun Al-Saffah tidak mengaitkan Saba'iyyah sebagai golongan yang sesat. Malahan Ziyad gagal mendakwa bahwa Hujr bin Adi dan teman-temannya sebagai golongan sesat. Istilah Saba'iyyah diberikan maksudnya yang baru oleh Sayf ibn Umar pada pertengahan kedua tahun Hijrah yang menggunakannya untuk ditujukan kepada golongan sesat yang kononnya diasaskan oleh tokoh khayalan Abdullah ibn Saba'.
Para ‘ulama terdahulu, baik dari kalangan ahli hadits, ahli sejarah, ataupun yang lainnya telah sepakat akan keberadaan tokoh besar syi’ah sekaligus pendirinya yang bernama Abdullah bin Saba’, tidak ada yang mengingkarinya kecuali sebagian syi’ah rafidhah.
Abdullah bin Saba’ yang juga dikenal dengan sebutan Ibnu Sauda’ adalah seorang Yahudi yang berasal dari negeri Yaman, tepatnya dari daerah Shan’a (Ibu kota Yaman). Ia berpura-pura masuk islam pada masa pemerintahan Utsman bin ‘Affan untuk menghancurkan islam dari dalam.
Berbagai macam fitnah ia timbulkan. Ia terlibat dalam pembunuhan Khalifah Utsman bin ‘Affan, juga terlibat mengobarkan fitnah pada perang Jamal antara Ali dan ‘Aisyah, dan perang Shiffin antara Ali dan Mu’awiyyah radhiallahu ‘anhum. Kemudian pada pemerintahan ‘Ali ia kembali membuat ulah dengan memunculkan satu fitnah besar yaitu mengajak manusia untuk meyakini Khalifah Ali sebagai Tuhan. Dengan sebab ulahnya itulah para Saba’iyyah ketika itu harus rela dibakar oleh seorang yang mereka anggap sebagai Tuhan.[1]
Abdullah bin Saba’ atau yang juga disebut dengan Ibnu Sauda’ bukanlah tokoh fiktif sebagaimana sangkaan sebagian orang-orang syi’ah sekarang. Di antara alasan mereka yang tidak mengakui keberadaan Abdullah bin Saba’ adalah, kata mereka, riwayat-riwayat yang menjelaskan tentang hakekat Abdullah bin Saba’ adalah lemah karena melewati jalur seorang perawi bernama Saif bin Umar At-Tamimi, ia telah dilemahkan oleh beberapa pakar hadits Ahlus Sunnah terkemuka.
Alasan mereka yang sangat lemah ini dapat kita jawab dari beberapa sisi:
- Pertama: pernyataan mereka bahwa para ulama pakar hadits telah
melemahkan Saif bin ‘Umar At-Tamimi adalah benar. Akan tetapi yang perlu
diperhatikan bahwa yang mereka lemahkan adalah periwayatan haditsnya
(maksudnya jika ia meriwayatkan hadits maka haditsnya lemah) adapun
dalam masalah sejarah maka dia dapat dijadikan sandaran dan rujukan, hal
ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Ibnu Hajar (dia termasuk ulama
yang mereka jadikan rujukan untuk melemahkan Saif bin Umar At-Tamimi)
dalam kitabnya Tahdzibut Tahdzib 1/408 dan Taqribut Tahdzib 1/408
- Saif bin Umar At-Tamimi pengarang kitab Ar-Riddah, ada yang mengatakan dia Adh-Dhabi ada yang mengatakan selainnya, Al-Kufi Dha’if haditsnya, (akan tetapi) Umdah (bisa dijadikan sandaran) dalam bidang tarikh/sejarah.”
- Imam Adz-Dzahabi (juga ‘ulama yang mereka jadikan rujukan untuk melemahkan Saif bin Umar At-Tamimi) berkata dalam kitabnya Mizanul I’tidal 2/ 255, “Ia adalah pakar sejarah yang paham.”
- Demikian pula Al-Mubarakfuri dalam kitabnya Tuhfatul Ahwadzi 10/249 menyebutkan seperti ucapan Ibnu Hajar di atas. Umar Kahalah dalam kitabnya Mu’jamul Muallifin 4/288 mengatakan, “Saif bin Umar At-Tamimi Al Burjumi, Ahli sejarah berasal dari Kufah.”
- Kedua: perlu diketahui bahwa riwayat-riwayat yang menjelaskan
keberadaan Abdullah bin Saba’ baik yang terdapat dalam kitab Tarikh Ibnu
Asakir, Tarikh Thabari, atau selain keduanya tidak hanya datang dari
jalur Saif bin Umar At-Tamimi, akan tetapi juga diriwayatkan dari
beberapa jalur yang sebagiannya shahih. Di antaranya adalah:
- Diriwayatkan dari jalur Abu Khaitsamah, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Abbad ia berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari ‘Ammar ad-Duhani katanya, saya mendengar Abu Thufail berkata …..” Diriwayatkan melalui jalur ‘Amr bin Marzuk, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Salamah bin Kuhail dari Zain bin Wahb ia berkata, “Ali radhiallahu ‘anhu berkata, ‘ada apa denganku dan dengan orang jahat yang hitam ini (maksudnya Abdullah bin Saba’) ia telah mencela Abu Bakar dan Umar radhiallahu ‘anhu.”
- Diriwayatkan pula melalui jalur Muhammad bin ‘Utsman bin Abi Syaibah ia berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Ala ia berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin ‘Ayyas dari Mujalid dari Sya’bi ia berkata, “Pertama kali yang berdusta adalah Abdullah bin Saba’.”
- Ibnu Ya’la Al-Mushili berkata dalam kitab Musnadnya, “Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib ia berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Hasan Al-Asadi ia berkata, telah menceritakan kepada kami Harun bin Shalih dari Harits bin Abdurrahman dari Abul Jallas katanya, ‘aku mendengar Ali berkata kepada Abdullah bin Saba’, ‘….”
- Berkata Abu Ishaq al-Fazzari dari Syu’bah dari Salamah bin Kuhail dari Abu Za’ra’ dari Zaid bin Wahb …………. (lihat semuanya di Lisanul Mizan 2/40)
- Ketiga: juga terdapat dalam kitab rujukan Syi’ah baik itu kitab tentang firqah, hadits, atau rijal riwayat yang cukup banyak yang sama sekali tidak melewati jalur Saif bin Umar At-Tamimi. Sebagaimana yang akan kita jelaskan insya Allah
Yahudi
Keberadaan Abdullah bin Saba' juga tercatat pada ensiklopedi sejarah Umat Yahudi, sebagaimana yang tercantum di dalam Jewish Encyclopedia bertahun 1906: "Seorang Yahudi Yaman, Arab, dari abad ketujuh, yang menetap di Madinah dan memeluk Islam. Setelah dia mengkritik pemerintahan Khalifah Utsman yang berakibat buruk, dia dibuang dari kota. Dari situ ia pergi ke Mesir, di mana ia mendirikan sebuah sekte anti-Utsman, untuk mempromosikan ketertarikan terhadap Ali. Kemudian di sadarinya bahwa ia memperoleh pengaruh besar di sana, dan merumuskan doktrin bahwa, setiap nabi memiliki asisten yang di kemudian hari akan menggantikannya, pengganti Muhammad adalah Ali, yang karena itu dijauhkan dari tampuk kekhalifahan dengan tipu daya. Utsman tidak memiliki klaim yang sah sama sekali terhadap Kekhalifahan, dan ketidakpuasan umum terhadap pemerintahnya banyak disumbang oleh menyebarnya ajaran Abdullah (bin Saba'). Tradisi meriwayatkan bahwa ketika Ali telah memegang kekuasaan, Abdullah menisbahkan sifat keilahiahan kepada Ali dengan berkata kepadanya, "Engkaulah Engkau!" Kemudian Ali mengusirnya ke Madain. Setelah peristiwa pembunuhan Ali, diceritakan bahwa Abdullah (bin Saba') telah mengajarkan bahwa Ali tidak mati tapi masih hidup, dan tidak pernah terbunuh, bahwa sebagian dari ketuhanan itu bersemayam di dalam dirinya, dan bahwa setelah beberapa waktu ia akan kembali untuk memenuhi bumi dengan keadilan. Sampai kemudian karakter ilahiyah Ali tersebut masih bersemayam dan tersembunyi pada para Imam, yang untuk sementara mengisi posisinya. Sangat mudah untuk melihat bahwa seluruh gagasan tersebut bersandar pada ide Mesias dalam kombinasi dengan riwayat nabi Eliyah. Pensifatan ilahiah untuk Ali mungkin berawal dari pengembangan (kesalah pahaman) bahwa dalam Alquran Allah sering disebut "Al-Aliy" (Yang Maha Tinggi)".[1]Abdullah bin Saba' dalam kitab-kitab
Kitab Ahlus Sunnah
Tentunya sangat banyak sekali penyebutan Abdullah bin Saba’ dalam kitab-kitab Ahlus Sunnah yang kesemuanya tidak lain menunjukkan keyakinan mereka akan keberadaannya. Berikut beberapa pendapatnya:- Ibnu Taimiyyah berkata, “Sesungguhnya permulaan rafidhah berasal dari seorang Zindiq, yaitu Abdullah bin Saba’.” (Majmu’ Fatawa 28/483)
- Imam Adz-Dzahabi berkata, “Abdullah (bin Saba’) termasuk zindiq yang ekstrem, ia sesat dan menyesatkan.” (Mizanul I’tidal 2/426)
- Ibnu Hajar berkata, “Abdullah bin Saba’ termasuk zindiq yang paling ekstrem…. Ia memiliki pengikut yang disebut Sabaiyyah, mereka (kaum Sabaiyyah) memiliki keyakinan sifat ketuhanan pada diri Ali bin Abi Thalib. Dia telah membakar mereka dengan api pada masa kekhilafaannya.” (Lisanul Mizan 3/360)
- Abul Muzhaffar Al Isfarayini dalam Al Milal wan Nihal ketika menceritakan tentang As-Sabaiyyah berkata, “Dan bahwasanya yang membakar mereka adalah Ali, yaitu kelompok dari rafidhah yang meyakini padanya (pada Ali) ada sifat ketuhanan, merekalah yang disebut kelompok Sabaiyyah pendirinya adalah Abdullah bin Saba’ seorang Yahudi yang menampakkan keislaman…” (lihat Fathul Bari 12/270)
- Abdullah bin Muslim bin Qutaibah dalam kitabnya Ta’wilu Mukhtalafil Hadits 1/21 berkata, “Kami tidak pernah mengetahui ada pada ahli bid’ah dan pengikut hawa nafsu yang meyakini adanya sifat ketuhanan pada manusia selain mereka (yaitu rafidhah ekstrem). Sesungguhnya Abdullah bin Saba’ meyakini adanya sifat ketuhanan pada diri Ali.”
- Az Zarkali berkata, “Abdullah bin Saba’ pendiri kelompok Sabaiyyah.” (Al-A’lam 4/88)
- Ash-Shafadi berkata, “As-Sabaiyyah dinisbahkan kepada Abdullah bin Saba’.’ (Al-Wafil Wafayat 5/30)
- Dia juga berkata, “Pendiri As-Sabaiyyah adalah Abdullah bin Saba’, dialah pendiri kelompok Sabaiyyah, dia pula yang berkata kepada Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, ‘Kamu adalah Tuhan.” (5/393)
- Ibnu Hibban berkata, “Dan adalah al-Kalbi seorang Sabaiyyah termasuk yang berkeyakinan Sesungguhnya Ali belum mati, dia akan kembali ke dunia sebelum hari kiamat…” (Al-Majruhin 2/253)
- Ibnu Makula berkata dalam kitab Rijalnya, “Faraj bin Sa’id bin ‘Alqamah bin Abyadh bin Hamal As Sabay… dan Sabayyah termasuk rafidhah yang paling ekstrem nisbah kepada Abdullah bin Saba’. (lihat Ikmalul Kamal 4/536)
- As Sam’ani dalam kitabnya Al Ansab 3/209 berkata, “Dan Abdullah bin Wahb as Saba’i, gembong khawarij, menurutku bahwa Abdullah bin Wahb ini dinisbahkan kepada Abdullah bin Saba’, dia dari rafidhah, dan jama’ah dari mereka yang dinisbahkan kepadanya disebut, as Sabaiyyah.”
- As Suyuthi dalam kitabnya Lubbul Lubab fi Tahriril Ansab 1/42 berkata, “…Dan (dinisbahkan juga) kepada Abdullah bin Saba’ pendiri Sabaiyyah dari rafidhah.”
Kitab Syi’ah
- Al Kisysyi dalam kitabnya Ar-Rijal 1/324 meriwayatkan dari Muhammad bin Qauluwiyah ia berkata, telah menceritakan kepadaku Sa’d bin Abdillah ia berkata, telah menceritakan kepadaku Ya’qub bin Yazid dan Muhammad bin ‘Isa dari Ali bin Mihziyar dari Fudhalah bin Ayyub al-Azdi dari Aban bin Utsman ia berkata, “Aku mendengar Abu Abdillah berkata, ‘La’nat Allah atas Abdullah bin Saba’, sesungguhnya ia meyakini adanya sifat ketuhanan pada diri Amirul Mukminiin (Ali), padahal demi Allah! Amirul Mukminin hanyalah seorang hamba yang taat.”
- Demikian pula Al Qummi dalam kitabnya Al Khishal meriwayatkan seperti di atas dengan sanad yang berbeda.
- Dan selain keduanya.
Jadi pembahasan tentang Abdullah bin Saba’ tidak sebatas ada dalam kitab Tarikh Ath-Thabari saja dan tidak hanya melalui jalur periwayatan Saif bin ‘Umar At-Tamimi, walaupun dia adalah seorang yang dapat dijadikan sandaran dalam bidang sejarah sebagaimana yang kami jelaskan di atas.
Sabtu, 29 Agustus 2015
hanya kepada allah,bukan yang lain(kitab al qur'an lah yang patut dibaca)
kita buktikan dari kitabullah=berdoa dikuburan husein atau yang lainya adalah perbuatan syirik,tidak ada dalil tentang itu,itu hanya ucapan muhammad bin abdil wahab
- ini dalilnya dari surat faatir
- allah memasukan malam kedalam siang,dan memasukan siang ke malam dan menundukan matahari dan bulan,masing masing berjalan menurut waktu yang ditentukan yang berbuat adalah allah tuhanmu yang mempunyai kerajaan
- dan orang orang yang berdoa kepada selain allah,contoh al husein dan yang lain (TIADA MEMPUNYAI APA APA)
rasulullah,saatbeliau berdebat dengan nasrani,
rasulullah,saatbeliau berdebat dengan nasrani,
- katakan jika ar-rahman mempunyai anak
- jika kalian mampuh membuktikan kepadaku ar-rahman(allah)mempunyai anak
tetapi mereka tak mampuh membuktikan,karena kebenaran akan melenyapkan yang batil
- maka akulah orang yang pertama kali yang akan menyembahnya(QS.AZ-ZUKHF:81)
Jumat, 28 Agustus 2015
syiah jalaludin debat dengan ahlusunah tengku zulkarnain,jalaludin berputar 90derajat
- ketua syiah indonesia jalaludin rakhmat mengomentari pernyataan tengku zulkarnain wasekjen MUI yang menyataakan syiah telah melecehkan/penghinaan sahabat nabi,
- lalu kang jalal(syiah)mengatakan perbedaan seharusnya tidak berbuat anarkisdan kang jalal membandingkan PERBEDAAN masalah tentang penghinaan sahabat nabi dan kristiani yg mengagap YESUS tuhan tapi islam menganggap isa hanya nabi manusia biasa dan kristiani tidak berantem atau melakukan anarkis,,inilah pernyatan orang syiah yang kurang mengerti tentang sejarah islam.
- kita seorang ahlusunah tertawa dengan perbandingan itu yang dilakukan orang syiah(jalaludin),,kita sebagai ahlusunah tidak akan lakukan anarkis kepada perbedaan,yang kita persalahkan adalah orang syiah itu MENGHINA,bukan melakukan perbedaan yang mereka bandingakan dengan yesus,,jelas orang kristiani tidak marah apa yang dilakukan kepada orang islam,karna orang islam tidak menghina yesus,sejarah,ketika islam disiarkan kemna mana dengan surat yang di utus oleh nabi pernah sampai kekerajaan kristiani ketika itu pengejaraan umat rasulullah dikejar terus oleh kaum quraisy,ketika sampai kekarajaan kristiani,raja itu menyuruh untuk menjelaskan tentang agama islam,banyaknya penjelasan raja mendengar satu yang membuatnya tersentuh,,yaitu KAMI MEMPUNYAI 25 NABI YANG DI UTUS OLEH ALLAH,SALAH SATUNYA ADALAH NABI ISA,,lalu raja menyuruh orang islam itu menceritakaan nabi isa,sungguh maha besar,raja kristiani senang dan terharu atas agama islam yang menceritakan tentang kebaikan kebaikan nabi isa.
islam,akan marah jika sahabat nabi,keluarga nabi dihinaa secara beramai ramai,seandainya orang syi tidak mencaci maki sahabat nabi,islam tidak akan marah,karna mereka tidak merobek aqidah islam,saya yakin orang kristiani akan marah dan anarkis jika nabi isa hanya menjadi caci maki untuk agama islam,karena orang islam menjujung isa sebagai nabi.
- syiah terus menerus menuduh islam menuduh nuduh terus dan membuat konflik,inilah bahaya syiah ajaran yang menjauhkan islam,yang menusuk terus umat islam
- islam benar benar ingin dirusak orang orang kafir ini
- semoga allah memberi pahala yang besar kepada tengku zulkarnain,amin
Kamis, 27 Agustus 2015
Rabu, 26 Agustus 2015
Amal Kristen AS membiayai permukiman Israel,Ramallah,Tepi Barat yang diduduki
Kelompok Kristen telah dituangkan jutaan dolar ke permukiman Israel di Tepi Barat
AS dari Partai Republik berharap presiden Mike Huckabee telah dijelaskan Tepi Barat yang diduduki sebagai bagian fundamental dari Israel
Awal bulan ini, di acara penggalangan dana bagi warga Amerika di Thea permukiman Israel dari Shiloh, US calon presiden dari Partai Republik Mike Huckabee,duduki Barat - yang ia disebut sebagai "Yudea dan Samaria", nama alkitabiah wilayah itu - sebagai bagian mendasar Israel.
Di perbukitan Tepi Barat utara, Al Jazeera mengunjungi sebuah settlement Israel untuk menemukan bagaimana Amerika amal beroperasi di sana.
Daya dari kota Nablus, Karnei Shomron adalah sebuah komunitas terisolasi dari lingkungannya dan dijaga oleh militer Israel. Rumah-rumah yang terbuat dari batu putih, bagian dari lingkungan di pinggiran kota modern yang menampilkan pohon dan trotoar.
Pemukiman adalah rumah bagi Sondra Oster Baras, seorang Yahudi kelahiran Amerika yang merupakan penghubung Israel dan direktur forum Kristen Friends of Israel Communities (CFOIC), yang didirikan pada tahun 1995 di kota AS Colorado Springs.  CFOIC dana proyek  untuk sekolah Yahudi, taman bermain, program pertanian, dan keamanan dan pengawasan proyek dalam permukiman.
"Tanggung jawab kami [di Israel] adalah untuk berhubungan dengan [pemukiman] masyarakat. Kami menerima permintaan dari mereka untuk dana, yang kita meninjau," kata Baras. Dia menjelaskan bahwa dana tersebut kemudian diberikan berdasarkan bagaimana donor bersedia untuk membantu masyarakat, serta pada standar kemanusiaan. Pada tahun 2014, organisasi memberi hampir $ 600.000 hingga proyek di Tepi Barat yang diduduki.
Namun menurut PBB, permukiman Israel adalah ilegal berdasarkan hukum internasional, dan AS juga menyatakan mereka untuk menjadi tidak sah. Kelompok hak asasi manusia Israel B'Tselem  memperkirakan bahwa ada hampir 125 pemukiman yang diakui pemerintah, selain sekitar 100 pos-pos pemukiman tidak diakui oleh pemerintah, tersebar di seluruh Tepi Barat.
Negara CFOIC di situsnya bahwa itu tidak percaya Tepi Barat adalah wilayah yang diduduki. Baras mengatakan kepada Al Jazeera dokumen hukum terakhir yang diakui oleh komunitasnya di Tepi Barat tanggal kembali ke 1917. Thea Deklarasi Balfour, yang ditulis oleh menteri luar negeri Britania Raya, menyatakan bahwa "rumah nasional bagi orang-orang Yahudi" akan dibentuk di Palestina.
Di sisi lain dari Tepi Barat dari Karnei Shomron, di selatan kota Hebron, sebuah permukiman Yahudi terutama diperdebatkan dibangun di dekat alun-alun tua kota dan sekarang host ratusan pemukim Israel.
Kristen Serikat untuk Israel (CUFI), yang dipimpin oleh pendeta evangelis terkemuka John Hagee, juga telah menyediakan dana untuk proyek-proyek di permukiman Israel, ANDA keras menentang inisiatif  Dewan Keamanan PBB mengutuk perluasan pemukiman. Hagee dilaporkan telah mengangkat puluhan juta dolar sejak 1980-an untuk kelompok-kelompok Yahudi di Israel memajukan penyebab pemukiman, tetapi sedikit yang diketahui tentang jumlah yang tepat. Seperti Hebron Dana, CUFI menolak permintaan Al Jazeera untuk memberikan komentar.
Hubungan kelompok Kristen Amerika 'dengan Israel berpusat pada pemahaman mereka tentang sejarah Alkitab. CFOIC membela tujuan dengan menggunakan kutipan dari Alkitab - seperti bagian dari Perjanjian Buku Lama Yehezkiel, di mana Nabi Yehezkiel diperintahkan oleh Allah bahwa ia "akan menetap orang-orang di [tanah] seperti di masa lalu dan akan membuat [mereka] lebih makmur dari sebelumnya "(Yehezkiel 36:11).
Baras percaya bahwa pemukiman berkontribusi pada pemenuhan modern dari text. "Tanah tersebut dipilih oleh Allah dan diberikan kepada orang-orang Israel, dan itu bukan semacam supranatural, hal spiritual," Baras menjelaskan. "Ini hal yang sangat nyata, melainkan tanah nyata.
Rabbi Ehud Bandel, seorang anggota dewan eksekutif Israel dari Jerman-based Internasional Dewan Kristen dan Yahudi, percaya sebaliknya. "Kehidupan manusia diutamakan atas tanah," dan lebih tradisi Yahudi, katanya.
. Dia menambahkan bahwa "mentalitas kolonial Yahudi-Kristen [hubungan] adalah kontra-produktif saya pikir itu berbahaya dan itu immoral. Hal ini mengubah konflik nasional ke dalam perang agama antara dunia Yahudi-Kristen dan Islam - dan perang agama adalah yang paling berbahaya ".
Dalam rangka meningkatkan hubungan Arab-Israel, Bandel advokasi untuk Israel untuk menerima Inisiatif Perdamaian Arab, yang diperkenalkan pada tahun 2002 dan menyerukan Israel untuk mengosongkan pemukiman di Tepi Barat yang diduduki dan Dataran Tinggi Golan. Sebagai imbalannya, negara-negara Arab akan setuju untuk menandatangani perjanjian damai mengakui
Bahkan untuk orang-orang Palestina yang tidak memiliki tanah mereka disita, Diab mengatakan beban emosional adalah "psikologis menghancurkan" karena banyak jalan di Tepi Barat yang diduduki telah ditutup karena pembangunan pemukiman.
Diab mendukung solusi satu negara, di mana Palestina dan Israel mengadopsi konstitusi yang demokratis dan mengesampingkan perbedaan-perbedaan agama. "Agama tidak dimaksudkan untuk menjadi sebuah negara," katanya. "Karena ketika agama menjadi negara, kesadaran negara yang hibernates
3 juni 2015,AS mendesak Myanmar untuk mengobati Rohingya sebagai warga negara
Amerika
Serikat telah meminta pemerintah Myanmar untuk mengobati minoritas
Muslim Rohingya sebagai warga negara untuk memecahkan akar penyebab
krisis migran di Asia Tenggara.
Pada hari Rabu, Â Asisten Menteri Luar Negeri Anne Richarda juga mendesak semua pemimpin Myanmar untuk berbicara tentang isu-isu hak asasi manusia.
Komentar Richard mencerminkan orang-orang dari Presiden AS Barack Obama, yang mengatakan Rohingya - yang telah tinggal di Myanmar selama beberapa generasi - adalah "sebanyak warga Burma seperti orang lain", merujuk kepada negara
Pemimpin oposisi dan pemenang Nobel Aung San Suu Kyi telah menghadapi kecaman internasional karena gagal untuk berbicara atas nama berbagai kelompok etnis bangsa, termasuk Rohingya.
"Kami akan senang melihat semua pemimpin Birma berbicara tentang hak asasi manusia dan untuk menyadari bahwa mereka harus membantu Rohingya," katanya. "Perahu tidak akan menunggu sampai Desember - orang-orang di kapal membutuhkan bantuan sekarang."
Richard mengatakan bahwa, pada kunjungan sebelumnya ke negara bagian Rakhine, ia menemukan "salah satu atmosfer yang paling menindas yang pernah saya bepergian di".
Komentarnya datang sebagai angkatan laut Myanmar dikawal kapal penuh sesak dengan 727 migran ditinggalkan ke kota Maung-daw di negara bagian Rakhine barat. Komandan angkatan laut mengatakan bahwa mereka tidak akan mengambil tindakan lebih lanjut sampai semua migran diidentifikasi.
Myanmar mendarat perahu pada hari Rabu setelah menjaga kapal di laut selama berhari-hari, kantor berita Reuters melaporkan.
Al Jazeera Florence Looi, melaporkan dari Yangon, mengatakan bahwa Maung-daw terletak sangat close ke Bangladesh border.Â
"Juru bicara negara bagian Rakhine mengatakan bahwa orang-orang ini
akan diberikan makanan, air dan apa pun yang mereka butuhkan,"
melaporkan Looi.
"Ada kurangnya seluruh transparansi sekitarnya bagaimana hal ini telah ditangani, dan juga tampaknya menunjukkan suatu keinginan pemerintah Myanmar untuk menggambarkan orang-orang ini - setidaknya yang ditemukan di wilayah Myanmar - sebagai migran ekonomi dari Bangladesh," dia menambahkan.
Ribuan diselamatkan
Banyak dari lebih dari 4.000 migran yang telah mendarat di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Myanmar selama dua bulan terakhir adalah anggota dari minoritas etnis Rohingya yang mengatakan mereka melarikan diri penganiayaan di Myanmar.
Myanmar tidak mengakui Rohingya yang minoritas 1,1 juta-kuat sebagai warga negara, membuat mereka secara efektif tanpa kewarganegaraan. Banyak yang melarikan diri kondisi apartheid seperti dari negara bagian Rakhine negara. Myanmar membantah diskriminasi terhadap mereka.
Gambar orang putus asa berdesakan di atas kapal kapal kelebihan beban dengan sedikit makanan atau air telah memfokuskan perhatian internasional pada krisis migran terbaru di kawasan itu, yang meledak bulan lalu setelah tindakan keras Thai membuatnya terlalu berisiko bagi penyelundup manusia untuk mendarat kargo manusia mereka, yang bukan ditinggalkan di laut.
Pada hari Rabu, Â Asisten Menteri Luar Negeri Anne Richarda juga mendesak semua pemimpin Myanmar untuk berbicara tentang isu-isu hak asasi manusia.
Komentar Richard mencerminkan orang-orang dari Presiden AS Barack Obama, yang mengatakan Rohingya - yang telah tinggal di Myanmar selama beberapa generasi - adalah "sebanyak warga Burma seperti orang lain", merujuk kepada negara
Pemimpin oposisi dan pemenang Nobel Aung San Suu Kyi telah menghadapi kecaman internasional karena gagal untuk berbicara atas nama berbagai kelompok etnis bangsa, termasuk Rohingya.
"Kami akan senang melihat semua pemimpin Birma berbicara tentang hak asasi manusia dan untuk menyadari bahwa mereka harus membantu Rohingya," katanya. "Perahu tidak akan menunggu sampai Desember - orang-orang di kapal membutuhkan bantuan sekarang."
Richard mengatakan bahwa, pada kunjungan sebelumnya ke negara bagian Rakhine, ia menemukan "salah satu atmosfer yang paling menindas yang pernah saya bepergian di".
Komentarnya datang sebagai angkatan laut Myanmar dikawal kapal penuh sesak dengan 727 migran ditinggalkan ke kota Maung-daw di negara bagian Rakhine barat. Komandan angkatan laut mengatakan bahwa mereka tidak akan mengambil tindakan lebih lanjut sampai semua migran diidentifikasi.
Myanmar mendarat perahu pada hari Rabu setelah menjaga kapal di laut selama berhari-hari, kantor berita Reuters melaporkan.
Al Jazeera Florence Looi, melaporkan dari Yangon, mengatakan bahwa Maung-daw terletak sangat close ke Bangladesh border.Â
Muslim Rohingya dianiaya terus mencari perlindungan
|
"Ada kurangnya seluruh transparansi sekitarnya bagaimana hal ini telah ditangani, dan juga tampaknya menunjukkan suatu keinginan pemerintah Myanmar untuk menggambarkan orang-orang ini - setidaknya yang ditemukan di wilayah Myanmar - sebagai migran ekonomi dari Bangladesh," dia menambahkan.
Ribuan diselamatkan
Banyak dari lebih dari 4.000 migran yang telah mendarat di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Myanmar selama dua bulan terakhir adalah anggota dari minoritas etnis Rohingya yang mengatakan mereka melarikan diri penganiayaan di Myanmar.
Myanmar tidak mengakui Rohingya yang minoritas 1,1 juta-kuat sebagai warga negara, membuat mereka secara efektif tanpa kewarganegaraan. Banyak yang melarikan diri kondisi apartheid seperti dari negara bagian Rakhine negara. Myanmar membantah diskriminasi terhadap mereka.
Gambar orang putus asa berdesakan di atas kapal kapal kelebihan beban dengan sedikit makanan atau air telah memfokuskan perhatian internasional pada krisis migran terbaru di kawasan itu, yang meledak bulan lalu setelah tindakan keras Thai membuatnya terlalu berisiko bagi penyelundup manusia untuk mendarat kargo manusia mereka, yang bukan ditinggalkan di laut.
Myanmar meminta menghindari nama 'Rohingya
Pemerintah
Myanmar telah menekan pekerja bantuan dan pejabat asing untuk tidak
berbicara "Rohingya" nama, aktivis dan pejabat PBB mengatakan.
"Bagaimana akan hak-hak Rohingya dilindungi oleh orang-orang yang bahkan tidak akan menggunakan kata 'Rohingya'? '' Tun Khin, presiden kelompok aktivis Burma Rohingya Organisasi Inggris, mengatakan kepada kantor berita Associated Press.
Khin mengatakan dengan tidak menggunakannya, pemerintah bekerja sama dengan kebijakan represi.
Muslim Rohingya yang tertindas Myanmar telah ditolak kewarganegaraan, ditargetkan dalam kekerasan sektarian mematikan dan corralled ke kamp-kamp kotor tanpa bantuan.
Pihak berwenang Myanmar melihat Rohingya sebagai imigran ilegal dari Bangladesh, bukan salah satu dari 135 kelompok etnis yang diakui secara resmi.
Lama diskriminasi terhadap minoritas stateless ini, diperkirakan berjumlah 1,3 juta, telah mengintensifkan Myanmar telah membuka setelah dekade pemerintahan militer.
Lebih dari 140.000 Rohingya telah terperangkap di kamp-kamp yang penuh sesak sejak massa keras dari mayoritas Buddha mulai mengejar mereka dari rumah mereka dua tahun lalu, menewaskan hingga 280 orang.
Rohingya dikeluarkan dari sensus nasional yang didukung PBB pada bulan April jika mereka mengidentifikasi diri mereka sebagai Rohingya.
Menteri Informasi Myanmar Ye Htut mengatakan bahwa nama itu tidak pernah diterima oleh warga Myanmar.
Htut mengatakan kepada kantor berita AP bahwa itu diciptakan oleh gerakan separatis di tahun 1950-an dan kemudian digunakan oleh para aktivis pengasingan untuk menekan pemerintah Myanmar mantan militer di PBB pada 1990-an.
Ketegangan avoding
Para pejabat PBB mengatakan mereka menghindari istilah di masyarakat untuk menghindari mengaduk ketegangan antara umat Buddha dan Muslim di negara itu.
Setelah Sekretaris Negara John Kerry baru saja bertemu pemimpin Myanmar, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri mengatakan kepada wartawan bahwa AS menganggap isu nama harus '' disisihkan ".
Kerry selama kunjungan bulan ini tidak Nota mengucapkan istilah pada konferensi pers saat ia berbicara dengan keprihatinan tentang situasi di negara bagian Rakhine.
Departemen Luar Negeri resmi, berbicara dengan syarat anonim karena pejabat itu tidak berwenang untuk berbicara secara terbuka, mengatakan posisi AS adalah bahwa untuk memaksa baik masyarakat untuk menerima nama yang mereka anggap ofensif - termasuk istilah "Bengali" bahwa penggunaan pemerintah untuk menggambarkan Rohingya adalah untuk "mengundang konflik".
Departemen itu mengatakan kebijakan untuk menggunakan "Rohingya", bagaimanapun, tidak berubah.
Pekerja bantuan asing telah terperangkap dalam Dokter tensions. Without Borders diusir oleh pemerintah pada bulan Februari dan masih menunggu untuk diizinkan kembali.
Peningkatan tekanan pemerintah
PBB mengatakan jumlah kasus gizi buruk di antara Rohingya lebih dari dua kali lipat antara bulan Maret dan Juni, dan utusan hak asasi manusia atas badan dunia Thea untuk Myanmar, Yanghee Lee,
bulan lalu disebut situasi "menyedihkan".
Dia mengatakan bahwa ia telah berulang kali diberitahu oleh pemerintah untuk tidak menggunakan nama "Rohingya" meskipun dia mencatat di bawah hukum internasional yang minoritas memiliki hak untuk mengidentifikasi diri atas dasar karakteristik nasional, etnis, agama dan bahasa mereka.
Pada bulan Juni badan anak PBB bahkan meminta maaf untuk menggunakan istilah "Rohingya" di presentasi di Rakhine, sebuah insiden yang menuai kritik dari aktivis hak asasi.
"Setiap lembaga kemanusiaan atau donor yang menolak untuk menggunakan istilah ini tidak hanya mengkhianati prinsip-prinsip dasar hukum hak asasi manusia, tetapi menampilkan pengecut yang tidak memiliki tempat dalam setiap proyek kemanusiaan modern," kata David Mathieson, peneliti senior di Myanmar untuk Human Rights Watch.
"Bagaimana akan hak-hak Rohingya dilindungi oleh orang-orang yang bahkan tidak akan menggunakan kata 'Rohingya'? '' Tun Khin, presiden kelompok aktivis Burma Rohingya Organisasi Inggris, mengatakan kepada kantor berita Associated Press.
Khin mengatakan dengan tidak menggunakannya, pemerintah bekerja sama dengan kebijakan represi.
Muslim Rohingya yang tertindas Myanmar telah ditolak kewarganegaraan, ditargetkan dalam kekerasan sektarian mematikan dan corralled ke kamp-kamp kotor tanpa bantuan.
Pihak berwenang Myanmar melihat Rohingya sebagai imigran ilegal dari Bangladesh, bukan salah satu dari 135 kelompok etnis yang diakui secara resmi.
Lama diskriminasi terhadap minoritas stateless ini, diperkirakan berjumlah 1,3 juta, telah mengintensifkan Myanmar telah membuka setelah dekade pemerintahan militer.
Lebih dari 140.000 Rohingya telah terperangkap di kamp-kamp yang penuh sesak sejak massa keras dari mayoritas Buddha mulai mengejar mereka dari rumah mereka dua tahun lalu, menewaskan hingga 280 orang.
Rohingya dikeluarkan dari sensus nasional yang didukung PBB pada bulan April jika mereka mengidentifikasi diri mereka sebagai Rohingya.
Menteri Informasi Myanmar Ye Htut mengatakan bahwa nama itu tidak pernah diterima oleh warga Myanmar.
Htut mengatakan kepada kantor berita AP bahwa itu diciptakan oleh gerakan separatis di tahun 1950-an dan kemudian digunakan oleh para aktivis pengasingan untuk menekan pemerintah Myanmar mantan militer di PBB pada 1990-an.
Ketegangan avoding
Para pejabat PBB mengatakan mereka menghindari istilah di masyarakat untuk menghindari mengaduk ketegangan antara umat Buddha dan Muslim di negara itu.
Setelah Sekretaris Negara John Kerry baru saja bertemu pemimpin Myanmar, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri mengatakan kepada wartawan bahwa AS menganggap isu nama harus '' disisihkan ".
Kerry selama kunjungan bulan ini tidak Nota mengucapkan istilah pada konferensi pers saat ia berbicara dengan keprihatinan tentang situasi di negara bagian Rakhine.
Departemen Luar Negeri resmi, berbicara dengan syarat anonim karena pejabat itu tidak berwenang untuk berbicara secara terbuka, mengatakan posisi AS adalah bahwa untuk memaksa baik masyarakat untuk menerima nama yang mereka anggap ofensif - termasuk istilah "Bengali" bahwa penggunaan pemerintah untuk menggambarkan Rohingya adalah untuk "mengundang konflik".
Departemen itu mengatakan kebijakan untuk menggunakan "Rohingya", bagaimanapun, tidak berubah.
Pekerja bantuan asing telah terperangkap dalam Dokter tensions. Without Borders diusir oleh pemerintah pada bulan Februari dan masih menunggu untuk diizinkan kembali.
Peningkatan tekanan pemerintah
PBB mengatakan jumlah kasus gizi buruk di antara Rohingya lebih dari dua kali lipat antara bulan Maret dan Juni, dan utusan hak asasi manusia atas badan dunia Thea untuk Myanmar, Yanghee Lee,
bulan lalu disebut situasi "menyedihkan".
Dia mengatakan bahwa ia telah berulang kali diberitahu oleh pemerintah untuk tidak menggunakan nama "Rohingya" meskipun dia mencatat di bawah hukum internasional yang minoritas memiliki hak untuk mengidentifikasi diri atas dasar karakteristik nasional, etnis, agama dan bahasa mereka.
Pada bulan Juni badan anak PBB bahkan meminta maaf untuk menggunakan istilah "Rohingya" di presentasi di Rakhine, sebuah insiden yang menuai kritik dari aktivis hak asasi.
"Setiap lembaga kemanusiaan atau donor yang menolak untuk menggunakan istilah ini tidak hanya mengkhianati prinsip-prinsip dasar hukum hak asasi manusia, tetapi menampilkan pengecut yang tidak memiliki tempat dalam setiap proyek kemanusiaan modern," kata David Mathieson, peneliti senior di Myanmar untuk Human Rights Watch.
Pengungsi Rohingya diguncang oleh banjir
Rohingya,
yang mempraktikkan bentuk Islam Sunni, telah dijelaskan oleh
kelompok-kelompok hak asasi manusia sebagai salah satu dunia yang paling
minoritas dianiaya.
Di tengah lumpur dan gerimis, Khin Maung Myint disurvei adegan dari
bambu hut. satu-kamarnya Dengan banjir mencapai tinggi lutut di tempat,
ia khawatir tentang kerusakan yang ditimbulkan pada rumah bobrok nya
oleh badai musiman. Ayah-dari-enam ini, yang juga dikenal dengan nama agama Elias, tinggal di kamp Dar Paing untuk pengungsi internal (IDP) di Myanmar barat dengan istri dan anak-anaknya. Dia adalah 36, tapi kondisi buruk itu telah berusia dia melampaui usianya.
"Dengan anak-anak yang tinggal di kamar yang satu ini, itu bukan situasi yang baik," katanya melalui seorang penerjemah. "Tidur sangat sulit karena tidak ada cukup ruang untuk delapan anggota keluarga."
Cuaca buruk di Myanmar telah mempengaruhi lebih dari 1,6 juta orang dan menewaskan sedikitnya 117 dalam dua bulan terakhir, menurut PBB.
Badai, banjir dan tanah longsor telah mengungsi hampir 400.000 rumah tangga di banyak bagian negara.
Di antara mereka yang terkena dampak adalah anggota dari minoritas Rohingya di negara bagian Rakhine barat Myanmar, yang dipaksa dari rumah mereka oleh kekerasan anti-Muslim pada tahun 2012.
Sekitar 140.000 Rohingya saat ini tinggal di kamp-kamp pengungsi di sekitar ibukota negara
Penduduk tinggal di tenda-tenda atau, seperti Elias, di gubuk bambu sempit dengan timah atau terpal atap. Dalam beberapa pekan terakhir, mereka telah berjuang badai hujan deras yang telah meninggalkan sekitar 40 keluarga kehilangan tempat tinggal.
Lima tempat penampungan besar hancur oleh badai, warga mengatakan pekan lalu, memaksa orang untuk pindah ke kamp-kamp lain atau berlindung di gedung-gedung sekolah sementara.
Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi telah memberikan selimut, tikar, terpal dan barang-barang lainnya untuk penghuni kamp terpengaruh, sementara pemerintah Myanmar dan Program Pangan Dunia (WFP) telah memberikan bantuan makanan kepada korban banjir.
Warga mendapat jatah reguler beras, kacang-kacangan, garam dan minyak dari WFP, yang dilengkapi dengan buah, sayuran dan ikan dari Teluk Benggala hanya beberapa kilometer jauhnya.
"Air, kebutuhan sanitasi dan kebersihan disediakan, dan klinik kesehatan keliling mengunjungi kamp-kamp mendistribusikan rehidrasi oral," Orla Fagan, juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, Selasa.
"Shelter di kamp-kamp untuk pengungsi yang memburuk setelah tiga tahun dan perlu diperbaiki atau direkonstruksi setelah banjir," kata Fagan.
Tidak ada dokter yang terlatih bekerja di kamp Dar Paing, yang merupakan rumah bagi sekitar 7.000 orang. Apoteker Mohammed Tayub, 36, melakukan yang terbaik untuk mengobati penyakit dengan pasokan sedikit tentang obat-obatan.
Dia biasanya melihat sekitar 50 pasien seminggu, tapi ia mengatakan jumlah ini telah meningkat secara substansial dalam beberapa pekan terakhir. Kebanyakan adalah anak-anak, banyak dari mereka menderita diare, muntah, batuk dan demam.
"Hidup dalam situasi ini tidak aman untuk anak-anak," katanya. "Ada terlalu banyak orang yang hidup bersama-sama sehingga penyakit menyebar dengan mudah.
Sekitar satu juta Muslim Rohingya tinggal di Myanmar, namun pemerintah menolak mengakui mereka sebagai warga negara, mengatakan mereka adalah pendatang ilegal dari negara tetangga Bangladesh.
Sejak tahun 1982, mereka telah diklasifikasikan sebagai non-warga negara, secara efektif membuat mereka stateless, dan ditolak hak-hak dasar manusia.
Memanasnya ketegangan sejarah dengan Rakhine itu Buddha mayoritas mendidih pada 2012, ketika Sittwe dan bagian lain dari negara melihat kekerasan komunal yang mematikan
Presiden Sudan Selatan menandatangani kesepakatan damai dengan pemberontak
Presiden Salva Kiir menandatangani kesepakatan damai di ibukota Juba untuk mengakhiri konflik 20-bulan dengan pemberontak
Sudan Selatan Salva Kiir Presiden telah menandatangani kesepakatan damai dengan pemberontak lebih dari seminggu setelah menolak untuk melakukannya, pada upacara di ibukota Juba dihadiri oleh para pemimpin regional Afrika.
Presiden Kenya dan Uganda, dan perdana menteri Ethiopia, yang semua membantu menengahi perundingan, berada di acara penandatanganan, Rabu.
Inside Story: Apakah perdamaian di Sudan Selatan mungkin?
|
Thea Keamanan PBB Council Hada mengatakan bahwa pihaknya siap untuk mengambil tindakan segera jika Kiir tidak menandatangani perjanjian Wednesday.Â
Al Jazeera Anna Cavell, melaporkan dari Juba, mengatakan langkah itu berpotensi sangat penting dan bisa mengubah kehidupan ratusan ribu orang terkena dampak war. sipil
"Namun, beberapa komandan atas telah memisahkan diri dari [pemimpin pemberontak] Machar, dan mereka mengatakan perjanjian damai berarti apa-apa bagi mereka, sehingga ... itu tidak berarti bahwa itu akan mengakhiri pertempuran," katanya.
Sudan Selatan telah berperang sejak Desember 2013, ketika sebuah perpecahan di dalam pasukan keamanan meningkat menjadi pemberontakan kekerasan yang dipimpin oleh Machar.
Kontur etnis
Sifat etnis kekerasan telah membuat khawatir masyarakat internasional.
Sebuah laporan oleh panel PBB ahli, membuat publik pada Selasa, kata kedua pihak dalam konflik antara pasukan pemerintah dan pemberontak telah menargetkan warga sipil.
Kekerasan seksual di Sudan Selatan
|
Pada hari Selasa, Doctors Without Borders (MSF) mengatakan, dua anggota stafnya tewas di negara bagian Unity pekan lalu.
Ribuan orang telah tewas. Lebih dari 1,6 juta orang telah mengungsi.
PBB mengatakan bahwa gadis-gadis muda telah diperkosa dan dibakar alive.Â
Sementara itu, utang publik yang kaya minyak Sudan Selatan telah naik dari nol pada kemerdekaannya pada tahun 2011 menjadi $ 4,2 miliar per Juni.
Laporan itu mengatakan panel telah mulai menyelidiki "saluran pembiayaan yang digunakan oleh pemerintah dan oposisi untuk menuntut perang dan menjadi orang-orang dan entitas yang mendapatkan finansial dari kelanjutan konflik
ledakan memukul ibukota Afghanistan, Kabul
Setidaknya 12 orang tewas dan 105 luka-luka di dekat rumah sakit swasta di Kabul dalam serangan yang tampaknya menargetkan kontraktor NATO.
-
Sebuah bom mobil yang meledak di luar sebuah rumah sakit swasta di Kabula telah menewaskan 12 orang dan melukai 105 orang lain termasuk anak-anak, menurut Departemen Afghanistan Kesehatan Masyarakat.
Tiga korban adalah kontraktor NATO sipil dan sembilan warga sipil Afghanistan, kata para pejabat.
Bom itu ditempatkan di sebuah sedan Toyota, seorang pejabat keamanan di lokasi kejadian mengatakan.
Ledakan kuat menghancurkan beberapa kendaraan, termasuk van sekolah dan sebuah truk pick-up lapis baja yang tersisa bengkok dan menghitam, dengan mobil lain terbakar.
Paramedis terbawa korban dengan tandu.
Al Jazeera Jennifer Glasse, melaporkan dari Kabul, mengatakan: Â "Target itu tampaknya sebuah kendaraan yang membawa kontraktor asing." Â
Dalam sebuah pernyataan, Taliban membantah itu di balik serangan itu dan tidak ada kelompok lain yang mengaku bertanggung jawab.
"Satu Tegas Dukungan dikontrak sipil tewas dalam serangan itu dan dua lainnya meninggal karena luka," kata Brian Tribus, juru bicara misi NATO yang dipimpin AS yang dikenal sebagai Tegas Dukungan.
Tribus tidak mengatakan apa kebangsaan yang tewas adalah.
Sumber-sumber keamanan mengatakan kontraktor bekerja untuk DynCorp International, yang menyediakan pelatihan, keamanan dan penerbangan pemeliharaan untuk misi NATO dan militer Afghanistan.
Peningkatan kekerasan
Pemboman telah meningkat di Kabul sejak Taliban dikonfirmasi pada bulan Juli bahwa pemimpinnya Mullah Omar telah meninggal dua tahun ago.Â
Sedikitnya empat orang tewas di di Kabul pada 10 Agustus, sementara puluhan warga sipil tewas dalam beberapa serangan bunuh diri seminggu sebelumnya.
Taliban sedang berjuang untuk menggulingkan pemerintah yang didukung asing, mengusir pasukan asing dari Afghanistan dan membawa interpretasi yang ketat dari hukum Islam.
Kekerasan telah menahan berharap pemimpin baru Mullah Mansour cepat akan kembali kelompok bersenjata ke meja perundingan.
-
Afghan graffiti artist strives to beautify Kabul
His plan is to make Kabul the graffiti capital of the world, one
mural at a time. It won't be an easy task; there are kilometres of blast
walls in the Afghan capital, symbols of the perilous security here.
Artist Kabir Mokamel and a group of supporters have started the project with their own money.
"Our first goal is to contribute something to beautify Kabul," he explains. "Plus, Kabul has all of these blast walls, and they look extremely ugly.
"Psychologically, when I come into Kabul I feel under siege. So we're painting some strategic pieces of art in order to educate the public.
"When you put a picture on a wall, the wall disappears and you are in a new space, that's very important for me."
The first piece Mokamel and the volunteers painted is a giant pair of women's eyes, brown, piercing.
The message, against a bright yellow background, reads: "I’m watching you. Corruption is not hidden from God or the people's eyes."
Another piece features Afghans toting hearts in a wheelbarrow, and a heart with a band aid across it. "It’s about healing the wounds of the country," Mokamel explains.
We arrive as Mokamel is starting a new series "Heroes of my City," to celebrate everyday people as heroes.
When we first get there, the mural doesn't look like much - a few bits of colour on the white wall.
"It's a complicated piece, it has 32 colours, the anti-corruption one had only nine," the artist says.
To make the outline of the piece, the painting of three street sweepers has been projected on the wall and drawn in pencil. Mokamel, his volunteers and anyone who would like to participate may help paint it.
Children who usually beg among the busy Pashtunistan square traffic come over to see what's happening.
Soon, painter Maryam Kohi is talking to a young boy then hands him a paintbrush. She has worked on several of the murals, despite recent car bombs that have many Afghans concerned about security.
Mohammad Nabi, an old man who was walking by, paints text about
ordinary heroes, alongside a policeman who has also accepted a paint
brush from Mokamel.
This is what the artist wants, to bring people together.
"They are just passers-by, they're curious about what we are doing. Sometimes they have a bit of apprehension and we just invite them to come and paint," Mokamel says.
"They always say they have never painted in their life, we say, just try it, and then they do and some come back the next day."
Accidental painter Nabi says his few minutes at the wall have made him feel patriotic, that he's helped do something to make the city clean, to show that he loves Afghans and Afghanistan.
"People get messages through these paintings, and godwilling everyone, our children become educated and understand these things," Nabi says.
"Even people who have no education can understand the message when they see this."
That's another of Mokamel's goals with his paintings, to create what he calls visual literacy.
Many Afghans cannot read or write. He wants to use art to simplify the many complications of Afghan life.
"For me the metaphor is we have a lot of problems in Afghanistan very complex problems, being it economical, being it social, or political," he says.
"What we want to do is to show them through these simple paintings, block colors, is that you can actually break down these complex things into elements, and then you can pull them apart and put them together to make something new."
His painting of street sweepers is complex, with many tiny areas for the 32 colours. It takes him and his volunteers longer than he thought it would to complete - about two weeks.
They worked several hours in mornings and evenings, but security concerns halted painting for several days after car bombs and other attacks had the people of Kabul on edge.
The street sweeper painting is the first in the series honouring ordinary Afghans.
"We want to shift the paradigm of heroism in Afghanistan," Mokamel says. "It has always been heroes with guns or with swords, you know?
"So we want to celebrate the people that we see every day who are working on the street."
Other murals will be of boys and girls going to school, and an old man on a bicycle, a hero for not adding to Kabul's pollution and traffic.
Afghan contributions only
Mokamel does not want any international or government aid money. He would like to complete this project with money donated by regular Afghans. That way it's their project, he says.
International money hasn't been well allocated.
"For example, a lot of money was spent on anti-corruption campaigns, more than $700m," he says.
"But you see corruption is actually increasing, not decreasing. There should be initiative from the people and for the people to start combating these things."
Mokamel hopes the project will get even bigger.
He plans to invite international graffiti artists to Kabul to paint their works.
If they don't want to come because of security or other reasons, then he will ask them to donate their designs for his volunteers to paint.
He knows it's an ambitious project, but he hopes it will help change the way the world sees Afghanistan.
"It's time for Afghanistan and for the world to contribute something else other than weapons and war," Mokamel says.
"We have been through war for the past 36 years, it's really time to give art and artists a chance."
Artist Kabir Mokamel and a group of supporters have started the project with their own money.
"Our first goal is to contribute something to beautify Kabul," he explains. "Plus, Kabul has all of these blast walls, and they look extremely ugly.
"Psychologically, when I come into Kabul I feel under siege. So we're painting some strategic pieces of art in order to educate the public.
"When you put a picture on a wall, the wall disappears and you are in a new space, that's very important for me."
The first piece Mokamel and the volunteers painted is a giant pair of women's eyes, brown, piercing.
The message, against a bright yellow background, reads: "I’m watching you. Corruption is not hidden from God or the people's eyes."
Another piece features Afghans toting hearts in a wheelbarrow, and a heart with a band aid across it. "It’s about healing the wounds of the country," Mokamel explains.
"I’m watching you. Corruption is not hidden from God or the people’s eyes." [Al Jazeera] |
When we first get there, the mural doesn't look like much - a few bits of colour on the white wall.
"It's a complicated piece, it has 32 colours, the anti-corruption one had only nine," the artist says.
To make the outline of the piece, the painting of three street sweepers has been projected on the wall and drawn in pencil. Mokamel, his volunteers and anyone who would like to participate may help paint it.
Children who usually beg among the busy Pashtunistan square traffic come over to see what's happening.
Soon, painter Maryam Kohi is talking to a young boy then hands him a paintbrush. She has worked on several of the murals, despite recent car bombs that have many Afghans concerned about security.
Mokamel and his volunteers worked several hours in mornings and evenings, but security concerns halted painting for several days [Al Jazeera] |
'Ordinary heroes'
"All
people are living in fear so with this art, we can change the look of
the city, and give a message of peace to the people and a message of
acceptance of each other," Kohi says.
This is what the artist wants, to bring people together.
"They are just passers-by, they're curious about what we are doing. Sometimes they have a bit of apprehension and we just invite them to come and paint," Mokamel says.
"They always say they have never painted in their life, we say, just try it, and then they do and some come back the next day."
Accidental painter Nabi says his few minutes at the wall have made him feel patriotic, that he's helped do something to make the city clean, to show that he loves Afghans and Afghanistan.
"People get messages through these paintings, and godwilling everyone, our children become educated and understand these things," Nabi says.
"Even people who have no education can understand the message when they see this."
That's another of Mokamel's goals with his paintings, to create what he calls visual literacy.
Many Afghans cannot read or write. He wants to use art to simplify the many complications of Afghan life.
"For me the metaphor is we have a lot of problems in Afghanistan very complex problems, being it economical, being it social, or political," he says.
"What we want to do is to show them through these simple paintings, block colors, is that you can actually break down these complex things into elements, and then you can pull them apart and put them together to make something new."
His painting of street sweepers is complex, with many tiny areas for the 32 colours. It takes him and his volunteers longer than he thought it would to complete - about two weeks.
They worked several hours in mornings and evenings, but security concerns halted painting for several days after car bombs and other attacks had the people of Kabul on edge.
The street sweeper painting is the first in the series honouring ordinary Afghans.
"We want to shift the paradigm of heroism in Afghanistan," Mokamel says. "It has always been heroes with guns or with swords, you know?
"So we want to celebrate the people that we see every day who are working on the street."
Other murals will be of boys and girls going to school, and an old man on a bicycle, a hero for not adding to Kabul's pollution and traffic.
Afghan contributions only
Mokamel does not want any international or government aid money. He would like to complete this project with money donated by regular Afghans. That way it's their project, he says.
International money hasn't been well allocated.
"For example, a lot of money was spent on anti-corruption campaigns, more than $700m," he says.
"But you see corruption is actually increasing, not decreasing. There should be initiative from the people and for the people to start combating these things."
Mokamel hopes the project will get even bigger.
He plans to invite international graffiti artists to Kabul to paint their works.
If they don't want to come because of security or other reasons, then he will ask them to donate their designs for his volunteers to paint.
He knows it's an ambitious project, but he hopes it will help change the way the world sees Afghanistan.
"It's time for Afghanistan and for the world to contribute something else other than weapons and war," Mokamel says.
"We have been through war for the past 36 years, it's really time to give art and artists a chance."
Langganan:
Postingan (Atom)