-
Thabaristan (Bahasa Persia dan bahasa Arab: طبرستان) adalah wilayah kuno bersejarah yang kini berada dalam wilayah Iran. Thabaristan berada di selatan pantai Laut Kaspia kira-kira di lokasi lereng utara dan selatan pegunungan Alborz dan di sebelah utara kota Ray yang merupakan kota besar pada masa lalu. Wilayahnya kurang lebih mencangkup sebagian provinsi-provinsi modern di Iran saat ini seperti Mazandaran, Jailan, Golestan, Semnan bagian utara, dan sebagian kecil wilayah Turkmenistan.
Kota utamanya adalah Amol, yang pernah menjadi ibukota dari Tapuria pada abad ke-7 M, yang menjadi cikal bakal Thabaristan. Banyak daerahnya berupa pegunungan, banyak airnya, pepohonan yang rimbun, dan banyak buah-buahan[1] Di dataran rendahnya mereka bertani dan berternak.[2]
- Amol (آمل) adalah sebuah kota di Iran dan juga pusat Provinsi Mazandaran.
- Tabaristan (dari Tengah Persia : , Tapurstān), juga dikenal sebagai Tapuria, adalah nama mantan wilayah bersejarah di pantai selatan Laut Kaspia kira-kira di lokasi lereng utara dan selatan dari berbagai Elburz di Iran . Daerah kira-kira sebanding dengan provinsi Iran modern Mazandaran , Gilan , Golestan , utara Semnan , dan sebagian kecil dari Turkmenistan .
Isi
Awal sejarah
Bagian dari seri tentang Sejarah Tabaristan Lihat juga: CaspiansThe Amardians diyakini telah menjadi penghuni awal daerah mana modern Mazanderan dan Gilan berada. Pembentukan kerajaan besar awal tanggal kembali ke sekitar milenium pertama SM ketika Hyrcanian Raya didirikan dengan Sadracarta (suatu tempat dekat yang modern Sari ) sebagai ibukotanya. Sejauh yang begitu besar yang selama berabad-abad Laut Kaspia disebut Samudra Hyrcanian. dinasti pertama yang diketahui adalah Faratatians, yang memerintah beberapa abad sebelum Kristus. Selama munculnya Partia , banyak Amerdians dipaksa ke pengasingan ke lereng selatan Elburz pegunungan yang sekarang dikenal sebagai Varamin dan Garmsar , dan Tabaris (yang kemudian tinggal di suatu tempat antara hari ini Yaneh Sar ke utara dan Shahrud ke selatan) menggantikan mereka di wilayah tersebut.
Selama dinasti Gushnaspian adat banyak orang mengadopsi kekristenan. Di 418 CE kalender Tapurian (mirip dengan Armenia dan Galeshi ) dirancang dan penggunaannya dilaksanakan. The Gashnaspians memerintah wilayah tersebut sampai 528 CE, ketika, setelah lama pertempuran, yang Sasania Raja Kavadh I mengalahkan raja Gashnaspian terakhir.
Era abad pertengahan
Tabaristan adalah salah satu bagian terakhir dari Persia jatuh ke Conquest Muslim , menjaga ketahanan hingga 761 (lih Khurshid dari Tabaristan ), ketika penguasa lokal menjadi pengikut dari Abassid kekhalifahan. [1] Bahkan setelah ini, Tabaristan sebagian besar tetap independen kontrol langsung dari kekhalifahan, dan menjalani berbagai perebutan kekuasaan dan pemberontakan. [2] [ halaman diperlukan ]
Pada awal abad ke-9, misalnya, Zoroaster dengan nama Mazyar memberontak, mengambil kendali Tabaraistan dan menganiaya umat Islam di sana sebelum eksekusi utamanya di 839. Setelah pemberontakan ini, wilayah ini sebagian besar dikembalikan ke kendali dinasti Bavand , yang memerintah di sana sebagai pengikut dari berbagai kerajaan berturut-turut, termasuk Seljuk , Kwarezmshah , dan Mongol
Daerah Tabaristan cepat memperoleh besar Syiah elemen, dan oleh 900, sebuah Zaidi Syiah kerajaan didirikan dengan Alavids . [3]
Sementara Dabuyids berada di daerah dataran, yang Sokhrayans diatur daerah pegunungan. Vandad Hormozd memerintah wilayah selama sekitar 50 tahun sampai 1034 Masehi. Setelah 1125 CE, (tahun Maziar dibunuh oleh akal-akalan) peningkatan konversi ke Islam dicapai, bukan oleh khalifah Arab, tetapi dengan duta Imam.
Mazandaranis dan Gilaks adalah salah satu kelompok pertama Iran untuk mengkonversi langsung ke Syiah.
Era modern
Hari ini, Persia yang tepat, Fars, Mazanderan di Laut Kaspia dan banyak negeri lain dari kerajaan ini adalah semua penuh penduduk Georgia dan Sirkasia. Sebagian besar dari mereka tetap Kristen sampai hari ini, tetapi dalam cara yang sangat kasar, karena mereka tidak memiliki imam atau menteri untuk cenderung mereka.
Setelah periode Safawi, yang Qajars mulai kampanye selatan dari Mazandaran dengan Agha Mohammad Khan yang sudah dimasukkan Mazandaran ke kerajaannya di 1782. Pada 21 Maret 1782, Agha Mohammad Shah menyatakan Sari sebagai ibukota kekaisaran nya. Sari adalah situs perang lokal di tahun-tahun, yang menyebabkan pemindahan ibukota dari Sari ke Teheran dengan Fath Ali Shah .
Referensi
- Seif, Asad. "Islam dan puisi di Iran" . Iran Chamber Society. Iran Chamber Society. Diperoleh 1 Maret 2011.
- Inostranzev, M. "Tabaristan" . IRAN PENGARUH MUSLIM SASTRA, BAGIAN saya. Proyek Gutenberg. Diperoleh 1 Maret 2011.
- Tabaristan (dari Tengah Persia : , Tapurstān), juga dikenal sebagai Tapuria, adalah nama mantan wilayah bersejarah di pantai selatan Laut Kaspia kira-kira di lokasi lereng utara dan selatan dari berbagai Elburz di Iran . Daerah kira-kira sebanding dengan provinsi Iran modern Mazandaran , Gilan , Golestan , utara Semnan , dan sebagian kecil dari Turkmenistan .
BANGSA
ARAB SEBELUM DAN SETELAH ISLAM DATANG
Kita sebagai umat yang beragama
islam sudah sepantasnya mengetahui di mana islam dilahirkan atau bahkan asal
usul Negara tersebut, baik dari segi kondisi geografi, kondisi bangsa, politik,
sosial kemasyarakatan apalagi tentang keagamaan masyaraktnya sebelum islam
lahir di negra tersebut. Kalau di lihat dari pengertian islam sendiri, secara
etimology islam berasal dari bahasa arab, jadi bisa di prediksikan kalau islam
lahir di Negara Arab, selain itu,perlu kita ketahui juga bagaimana keadaan Negara
tersebut sebelum islam datang.
Menurut penelitian para ahli
sejarawan, diantaranya adalah Noeldeke dengan pendapatnya tentang lafadz Arab
yang mempunyai kesamaan arti dengan Arabia yaitu padang pasir. Selain itu ada
juga yang mempelajari kata arab yang artinya wilayah yang terletak di padang
pasir jazirah arab atau di tujukkan pada orang-orang dusun yang terambil dari
kata “A’robun”, pendapat ini di ungkapkapkan oleh Heredotes dan para sejarawan
yang hidup semasanya.
Ternyata banyak juga yang
memperdebatkan asal usul bangsa smith, bahwa bangsa smith berasal dari afrika,
negeri arab, atu dari jazirah Mesopotamia, syam (Nejed). ada juga yang
mengatakan dari sungai euphrat, neger tetapi sebagian dari sejarawan modern
banyak yang tidak lagi membahasnya. Negeri Arab secara geografis terletak
di barat daya Asia. Kemudain berdasarkan
kondisi alam para ahli geografi arab membagi nya ke dalam lima wilayah, yaitu
tihamah, hijaz, nejed, yaman dan al-arudh.
Dari kondisi politik nya, Masyarakakt Arab jahili
tidak adanya kesatuan politik, jika ada tindak pelanggaran maka mereka sendiri
yang akan menyelesaikan nya, baik itu dengan balasan langsung atau dengan
diyat, sesuai kesepakatan kedua belah pihak. Mereka juga mayoritasnya tidak
mengenal tulisan. Bisa dikatakan karena faktor inilah sejarah bangsa arab kuno
hamper tidak di kenal sama sekali. Para sejarawan membagi bangsa arab pada dua
bagian besar yaitu Arab Al Baidah dan Arab Al Baqiyah. Bangsa Arab juga
melahirakan beberapa kerajaan ada juga Kabilah yang tidak harus tunduk pada
raja.
Sebelum islam datang, mayoritas bangsa arab adalah
penganut agama watsani ( penyembah berhala), diantara berhala-berhala yang
dituhankan adalah Al lata, Al uzza dll. Karena karakter cerdasnya sebagian
masyarakat arab meningkatkan keyakinan dengan berinteraksi bersama orang- orang
yahudi dan nasrani. Sehingga pemikiran dan ajaran agama Nasrani, Yahudi dan
Zaroaster telah meratakan jalan bagi lahirnya reformis yang dinanti, yaitu nabi
Muhammad SAW.
Rosululloh SAW terlahir dari bangsa Quraisy, keluarga
yang terhormat dari segi non materi, beliau lahir pada hari senin, 9 Robi’ul
Awal tahun Gajah karena bertepatan dengan datangnya tentara bergajah,
bertepatan dengan 20 April 571 M. Semasa masih dalam kandungan ibunya ( Siti Aminah), beliau sudah
di tinggal ayahnya (Abdulloh), sehingga kakeknyalah yang bertanggungjawab
mengasuhnya dan pada usia 6 th, ibunya meninggal dunia dan beliau disusui oleh
Halimah. Rosululloh tumbuh dengan akhlak yang mulia, dengan demikian setiap
orang yang mengenalnya akn jatuh hati dan mamuji sifatnya. Dengan akhlaknya
pula yang mengantarkan ia diusianya yang ke 25 th menikah dengan Siti Khodijah
wanita kaya raya yang berusia 40 th, Siti Khodijah juga merupakan orang yang
pertama masuk islam di kalangan permpuan.
Pada usia 35 th, beliau mendapat
gelar Al-Amin (orang terpercaya) dari masyarakat Quraisy yang pada waktu itu
mereka sedang merenovasi ka’bah dan mereka meminta agar beliau lah yang
meletakkannya, namu karena sifatnya yang adil, beliau meletakkan batu itu
secara bersama-sama dengan menggunakan sorbannya.
Rosululloh tidak pernah terpancing
untuk masuk agama selain Alloh, untuk menghindari berbagai pancingan, beliau
selalu mengasingkan dirinya ke Gua Hira yang terletak di gunung Jabal, tidak
lain untuk beribadah dan memikirkan tentang penciptaan Alloh SWT. Hingga
sampailah beliau diangkat oleh Alloh menjadi Rosul-Nya di usianya yang ke 40
th, di tempat itu (Gua Hira)beliau menerima wahyu pertama yaitu surat Al’alaq,
maliakat menyuruh dan mengajarinya membaca hingga beliau bisa membacanya. Yang
sampai sekarang sering di peringati umat islam dengan sebutan Nuzulul Quran
yang bertepatan pada tg 17 romadlon. Kejadian ini membuat beliau merasa takut,
tapi beberapa hari kemudian keadaan kembali normal dan beliau kembali melakukan
kebiasaannya pergi ke Gua Hira, hingga suatu saat, beliau mendengan suara dari
langit yang tak lain adalah malaikat jibrir yang mondar-mandir anatara langit
dan bumi dan terjadi selama beberapa hari. Rosululloh SAW segera pulang,
sesampainya di rumah, beliau meminta siti Khodijah untruk menyelimutinya,
hingga turnlah firman Alloh Q.S Almuddastir ayat 1-7. Dan ayat ini merupakn
perintah pertama untuk berdakwah. Orang-orang yang pertama menerima ajaran yang
dibawanya disebut As-Sabiqunal Awwalun adalah mereka yang mempunyai hubungan
sangat dekat, seperti istrinya, Ali Bin Abu Tholib dan Zaid Bin Haristah
seorang hamba sahaya miliknya. Rosululloh terus berusaha mengenalkan ajarannya,
sehingga tidak sedikit dari kalangan tokoh Quraisy yang menerina dakwahnya yaitu
orang-orang yang menjadi sahabat beliau.
Kemudian orang-orang fakir dan orang –orang lemah lainnya. Pada fase ini beliau
berdakwah secara perorangan selama tiga tahun.
Kemudian turunlah firman Alloh SWT
Q.S Alhijr ayat 94-95 supaya rosululloh berdakwah dengan terang-terangan.
Dengan segera beliau menyusun rencana dengan mengundang anak cucu Abdul
Mutholib yang telah dipersiapkan oleh Ali Bin Abu Thollib. Setelah beliau
berada di atas bukit Safa yang berada di
pusat kota makkah dan bersabda :” Bagaimana pendapat kalian jika ku kabarkan
bahwa pasukan musuh berkuda berada di balik bukit-bukit yang mengelilingi kita
dan hendak menyerang kalian, pakah kalian akan membenarkanku? Secara spontan
mereka membenarkannya dengan alasan bahwa beliau adalah orang yang tidak pernah
berdusta. Kemudian beliau berkata lagi :” sesungguhnya aku adalah pemberi
peringatan bagi kalian sebelum menghadapi adzab yang keras, segeralah Abu Lahab
menentangnya. Maka turunlah firman Alloh Q.S Allahab ayat 1-5.tak hanya
dakwahnya yang secara terang-terangan namun perlawanan yang di berikan kaum
Quraisy juga terang-terangan. Mereka juga tidak segan menyiksa orang-orang yang
telah masuk islam. Tetapi penyiksaan dan penghinaan yang diterima kaum muslimin
tidak menyurutkan beliau untuk terus berdakwah. disamping itu juga beliau
mendapat perlindungan dari pamannya yang tidak lain seorang sesepuh dikalangan
kaum Quraisy, karena kecintaan terhadap beliau begitu besar, maka dengan
terang-terngan Abu Tholib bersungguh-sungguh dalam melindungi Rosululloh.
Sesuai dengan berjalannya waktu
semakin kuat rosululloh menyampaikan kebenaran semakin besar pula siksaan dan
hinaan terhadap kaum muslimin, maka Rosululloh menyuruh kaumnya untuk mencari
perlindungan. Tempat-tempat yang menjadi pertimbangan diantaranya, Hirah, Syam,
dan Habsy. Setelah mempertimbangkannya dengan matang, maka Rosululloh
menjatuhkan pilihannya ke Negeri Habsy,
mengingat rajanya yang bernama Negus adalah raja yang adil dan toleran.
Tercatat bahwa yang berhijrah yaitu 83 laki-laki dan 19 perempuan.
Kaum kafir Quraisy yang tidak suka
dengan ajaran yang dibawanya semakin menjadi-jadi menghina dan menyiksa
Rosululloh setelah pamannya wafat disusul dengan wafatnya Siti Khodijah yang
selama ini mereka menjadi pelindungnya, sehingga bermbahlah kesedihan beliau.
Untk mencari perlindungan seraya menyeru penduduknya berangkatlah beliau ke
kota tha’if, namun seruannya tidak disambut samasekali, akhirnya beliau kembali
lagi. Alloh tidak akan membiarkan manusia pilihannya berlarut dalam kesedihan,
sehingga ditengah dukacitanya, beliau di israkan dari Mesjidil Haram ke
Masjidil Aqsho di baitul maqdis, kemudian di mi’rajkan ketujuh lapis langit, seperti yang difirmankan Alloh SWT
dalam Q.S Alisra ayat 1dan Pada malam itu juga beliau menerima perintah sholat
yang lima waktu.
Tiga tahun dari wafatnya Siti
Khodijah, berhijrahlah beliau ke
Yastrib, beliau disambut hangat oleh penduduk Yastrib yang terdiri dari suku
Aus dan Khazraj dan kedua suku ini juga merupakan sekelompok orang arab dar
kabilah arab selatan. Rosululloh mendapatkan kemudahan dalam menyampaikan misi
nya karena berbagai faktor, salah satu diantaranya karena ajaran yang dibawa
nabi menyerupai dengan yang dikemukakan dan dijanjikan oleh orang yahudi yang
memuat tentang wahyu, keesaan Alloh, adanya hari akhir, surga dan neraka. Pada
musim haji Rosululloh pergi ke ‘Aqobah untuk menemui orang-orang khazraj yang
hendak berhajji, mereka menerima apa yang disampaikan oleh beliau, sepulang
ketempatnya mereka menyebarkan lagi apa yang disampaikan ole Rosululloh. Ketika
musim hajji berikutnya terjadilah sumpah setia bahwa rosululloh diminta untuk
menjadi nabi dan peminpin bagi mereka, sumpah setia ini antara Rosululloh
dengan kaum khazraj. Berita ini tersebar sampai kepada kaum musyrikin dan
mereka bersepakat untuk membunuh beliau, atas pertolongan Alloh, beliau
berhijrah dengan ditemani Abu Bakar ke Madinah. Dengan berbagai strategi dan
perjungan beliau dan Abu Bakar juga Ali, sampailah mereka di Madinah yang
disambut dengan suka cita oleh penduduknya.
Atas kesuksesan yang diraihnya dalam
menyebarkan agama islam dikalngan
penduduk Madinah yang terdiri dari tiga kelompok yaitu Kaum Muhajjirin
(asli makkah), Anshor (asli Madinah) dan
kaum yahudi yang kemudian terusir, telah menjadikan sistem politik yang
berdasarkan aturan agama dalam sistem pemerintahannya, beliau juga membangun
mesjid yang pertama kalinya di Madinah yang mana beliau dimakamkan di sana,
yang sampai sekarang dikenal dengan nama Mesjid Nabawi.
Berdasarkan perintah Alloh dalam
firman-Nya Q.S Attaubah Ayat 36, kaum muslimin telah diizinkan berperang di
jalan Alloh (jihad) untuk membela diri mereka dari berbagai siksaan kaum
Quraisy, sehingga melalui firman-Nya dalam Q.S Annisa ayat 15, 16, 74 dan 104.
Alloh telah menjajikan kemenangan kepada kaum muslimin di dunia dan nikmat di
akhirat. Dengan ini kaum muslimin bisa terus termotivasi.
Oleh karena itu dengan kesungguhan
mereka dalam berjihad, mereka selalu mendapatkan kemenangan dalm berperang
kecuali perang uhud.
Sungguh luar biasa perjuangan Rosululloh dalam
menegakkan agama Alloh SWT, sampai tibalah waktunya beliau menghadap Alloh di
usianya yang 63 th, pada hari senin 13 Robiul Awal 11 H (8 Juni 632 M), buakan
emas, bukan harta dan bukan pula dunia yang diwariskan untuk umatnya, melainkan
agama dan ilmu yang akan menyelamatkan umatnya di dunia dan di akhirat, dan
abadilah hingga sekarang ilmu dan suri tauladannya.
Sebelum beliau wafat, beliau
mengirim surat untuk para raja, diantaranya
kepada Heraclius, Muqauqis, Negus dan kepada Kisra, isi dari surat itu tidak lain menyeru para raja untuk
mmasuk islam sehinnga islam dapat tersebar lebih luas di tengan
rakyat-rakyatnya, meskipun pada akhirnya mereka menolak isi surat itu dengan
baik-baik.
Sebagaimana para sejarawan yang mengingkari keabsahan Nabi Muhammad
sebagai utusan Alloh untuk menjadikan Islam sebagai agama seluruh umat manusia
diantaranya William Muir dan Le Mains namun pernyataan-pernyataan tersebut di
tentang oleh sejarawan yang betul-betul memahami dengan menukil beberapa dalil
dari Al-Quran.
Pada periode sebelum Nabi hijrah, di
dalam Al-Quran, bahwa kaum musyrikin makkah adalah induk dari berbagai permasalahan agama. Kemudian periode di Madinah, kedudukan Al-Quran bagi
Rosululloh sendiri merupakan peta dalam berdialog dengan orang-orang yahudi,
dan sebagai sumber rujukan dalam memutuskan suatu perkara.
Seperti halnya kasus permasalahan
dalam pengalihan arah kiblat yang mana dijadikan kesempatan berharga oleh kaum
yahudi untuk memecah belahkan kaum muslimin, tetapi dengan pertolongan Alloh
melalui firmannya salah satu diantaranya Q.S Albaqoroh ayat 144 – 145, Q.S Ali
‘imran ayat 103, Rosululloh dapat menyelesaikannya.
Berbeda dengan bangsa Arab yang
tidak mempunyai UU seperti yang kita kenal, berbagai perselisihan akan selalu
di kembalikan kepada para pemimpin mereka, kemudian setelah islam datang tidak lain
dan tidak bukan Al-Quran maerupakan pedoman umat muslim, maka berbagi sistem
kehidupanpun menjadi teratur, dengan disyariatkan nya mendirikan berbagai
bentuk dan jenis Ibadah seperti sholat, Puasa, zakat, berhaji dan percaya
terhadap Qodlo dan Qodar-Nya adalah untuk mengarahkan kaum muslimin kepada
kebaikan baik di dunia maupun di akhirat.
Islam juga telah meletakkan
asas-asas dan berbagai prinsip umum dalam mengatur sistem muamalat diantara
masyarakat kaum muslimin seperti tentang jual beli, riba, sanksi (hukuman),
nikah, janji dan kesepakatan. Bahkan islam meperlakukan adil antara kaum hawa
dan adam, meskipun sebagian para sosiologi beranggapan bahwa dalam islam banyak
hak kaum hawa yang terampas dan di nikmati oleh kaum laki-laki. Secara
logikanya, jika kita teliti dan peka terhadap kehidupan maka anggapan itu sama
sekali tidak benar. Seperti para pakar diri kalangan eropa, dahulu mereka
mencemooohkan garis yang di tempuh islam dalam hal ini yaitu thalak dan
sekarang mereka mengakuinya dalam UU mereka.
Kepemimpinan kaum muslimin
sepeninggal Rosululloh ditentukan berdasarkan hasil musyawarah di antara mereka
sendiri, kepimimpinan ini di pegang oleh sahabat beliau
sendiri dan disebut dengan “Al-Khulafa Ar-rosyidun”.
Sahabat yang pertama menempati
kedudukan dalam mengganti kepemimpinan Rosululloh dalam menyebarkan islam -
bukan berarti mengganti posisi beliau sebagai nabi – yaitu Abu Bakar Asshidiq dengan
nama aslinya Abdulloh bin ‘Utsman bin ‘Amir merupakan sahabat setia dari kecil yang
selalu ada bersama beliau laksana baying-bayang yang tak pernah terpisah dari
wujud aslinya, dan dialah yang pertama masuk islam dari kalangan kaum laki-laki,
Kholifah ini terkenal dengan sifatnya yang dermawan, kesatria dan berpendirian
teguh. Bai’at yang terjadi pada Abu Bakar di sebut dengan Bai’at Al
Kahshshah, karena hanya dilakukan oleh sekelompok kecil dari kaum muslimin (mereka yang hadir di
Assaqifah).
Sepeninggal Abu Bakar kepemimpinan
ini di pegang oleh Umar bin khothob berdasarkan pilihan Abu Bakar sendiri
sebelum ia wafat, Umar terkenal dengan wataknya yang tegas dan pemberani namun berhati
lembut, hal ini bisa dilihat ketika ia mendatangi nabi dengan pedang terhunus
untuk mengutarakan niatnya masuk islam, bahkan dia mendapat panggilan dari
Rosululloh saat melihat karakternya yang tegas, dengan sebutan Abu Hafash.
Pada masa kekholifahan Abu Bakar dan Umar bin
Khothab, mereka berhasil menaklukan beberapa Negara dinataranya Syam,
Persia,Iraq, Palestina dan Mesir. Penaklukan ini di lakukan oleh bangsa arab
tidak lain untuk menguasai kekuasaan yang dimiliki oleh mereka yang mana
keadaan bangsa-bangsa pada waktu itu sedang dalam keadaan tidak stabil, sehingga
menjadi kesempatan bangsa arab yang beragama islam untuk menaklukan bangsa
mereka dan menyebarkan ajaran islam. Dampak dari penaklukan tersbut, salah satu
nya, bertambahnya kekuasaan islam, dan menjadikan masyarakat tersebut, hidup
aman dan sejahtera, meskipun diantara mereka ada yang masih menganut agama
lamanya.
Setelah Umar wafat, kehkolifahan ini
di jabat oleh Utsman bin Affan bin Abu Al’Ash, yang difilih berdasarkan pilihan
anggota tim, iaterkenal sebagai yang pandai menjaga kehormatan nya, pemalu dan
budiman, dia selalu puasa sepanjang tahun, kecuali pada hari yang di makruhkan.
Ia juga merupakan duta Rosululloh SAW
dan masuk islam melalui Abu Bakar dan menikah dengan Ruqoyyah-putri Rosululloh.
Kholifah Utsman berhasil menaklukan
beberapa wilayah salah satu diantarannya yaitu Tabaristan.
Keholifahan
setelah Utsman wafat di pegang oleh Ali bin Abu Thalib dia adalah keponakan
Rosululloh sekaligus menantunya. Ia sempat di hadapkan pada berbagai masalah
yang berasal dari pegkhianatan para sahabatnya, selain itu kekuasaan mesir
jatuh kepada Mu’awiyyah dan ia mengaku-ngaku sebagai kholifah hal ini pula yang
mengantarkan Ali wafat karena terbunuh, dengan wafatnya Ali bin Abu Tholib
berakhirlah masa pemerintahan Khulafa’ Arrasyidin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar