Selasa, 23 Agustus 2016

Abdul Muthalib temukan sumur Zam-zam

Sebagai keturunan keluarga besar Qushay bin kilab, Muthalib mempunyai tanggung jawab yang besar tentang segala bentuk yang ada kaitannya dengan Kabah. termasuk soal penyediaan air minum bagi jamaah yang tengah melaksanakan haji.

Sebelum menemukan sumur Zam-zam, Abdul mengambil air dari sumur-sumur di luar Mekkah, yang kemudian di tampungnya di wadah air yang ada di sekitar Kabah.

Suatu hari Mekkah tengah mengalami paceklik. Masalah ini tentunya membuat Abdul Muthalib blingsatan. Karena ribuan jamaah haji akan segera datang ke Mekkah. Abdul Muthalaib pun memikirkan seribu cara untuk mendapatkan air.

Abdul Muthalib pun mengumpulkan para kabilah Quraishy untuk memecahkan permasalahan ini secepatnya. Sebab, jika tak segera ditemukan solusi, harga diri kaum Quraisy dipertaruhkan. Mereka pun mendiskusikan ini di rumah Abdul Muthalib.

Di tengah perbincangan, mereka teringat akan kabar sumur yang tak pernah habis sepanjang masa. Sumur itu bernama Zam-zam. Sayangnya, sumur itu dikabarkan telah berabad-abad hilang dan tak ada yang tahu persis letak lokasi sumur itu berada. Pupus sudah harapan kaum Quraisy terutama Abdul Muthalib.

Namun di tengah kegalauan Abdul Muthalib, mukjizat diturunkan oleh Allah SWT kepadanya. Lewat mimpinya, Abdul Muthalib seolah diarahkan untuk menemukan sumur Zam-zam. Dalam mimpinya berkali-kali itu, Abdul Muthalib diperintahkan untuk menggali sumur Zam-zam.

Ibnu Hisyam menyebutkan, "Ketika Abdul Muthalib tidur di Hijir, dia mimpi didatangi seseorang dan disuruh untuk menggali sumur Zam-zam." Dalam mimpinya Abdul Muthalib mengaku bertemu dengan sesosok orang yang menyuruhnya segera menggali sumur Zam-zam.

"Ketika aku sedang tidur di hijir Ismail, aku mendengar suara, "Galilah Thayyibah (Zam-zam)!"

"Apa itu Thayyibah?" tanya Abdul dalam mimpinya.

"Tetapi kemudian orang itu pergi dan besoknya ketika tidur, aku kembali mendengar suara yang sama," kata Abdul.

"Galilah Birrah (Zam-zam)!" seru sosok itu.

"Apa itu Birrah?" tanya Abdul Muthalib.

"Tetapi orang itu kembali pergi. Keesokan harinya, katika aku tidur aku mendengar lagi suara yang sama," kata Abdullah.

"Galilah Al-Madhnunah!" kembali seru sosok itu.

"Kemudian orang itu pergi. Besoknya, ketika aku tidur, orang itu datang lagi dan berkata yang sama," kata Abdul Muthalib.

"Galilah Zam-zam?"

"Apa itu Zam-zam?"

"Air yang tidak kering dan tidak meluap, dengannya engkau bisa memberi minum para jamaah haji. Letaknya di bawah timbunan tahi binatang dan darah. Ada di paruh gagak yang tuli, di sarang semut."

Demikianlah mimpi itu menunjukkan kepada Abdul Muthalib letak terkuburnya sumur Zam-zam. Adapaun maksud dari "Di antara kotoran darah" adalah airnya mengenyangkan dan menyembuhkan penyakit.

"Paruh gagak yang tuli" artinya sebagaimana yang diisyaratkan Rasulullah SAW dalam sabdanya, "Seorang habasyah yang memiliki betis kecil, akan menghancurkan Kabah."

Sementara kata "Sarang semut" mempunyai banyak makna diantaranya, Zam-zam sebagai mata air di Mekkah akan dikerumuni orang-orang yang melaksanakan haji dan umrah dari setiap penjuru laksana semut mengerumuni sarangnya. (Disajikan dari buku Sejarah Kabah, kisah rumah suci yang tak lapuk dimakan zaman).

Tidak ada komentar: