Lebih dari seribu orang memadati Masjid Istiqlal, Jakarta, pada Ahad
(22/11) dalam acara Wisuda Akbar Indonesia Menghafal 6. Acara yang sudah
berlangsung selama enam tahun berturut-turut ini merupakan tempat
berkumpulnya hafidz dan hafidzah di seluruh Indonesia. Mereka datang
untuk menyetorkan hafalan Qurannya.
Sejak pagi, Masjid Istiqlal sudah dipenuhi oleh jamaah, dari yang muda sampai tua, mereka yang ingin menyetorkan hafalannya sampai yang ingin menonton saja. Wisuda Akbar 6 dihadiri oleh Sekjen Liga Tahfidz Internasional, Syaikh Abdullah Basfar, Imam Masjid Quba dan Qiblatain, Arab Saudi, Syaikh Al Wailid Shamsan, puluhan Duta Besar negara-negara Arab, dan ulama-ulama nusantara.
Mengusung tema “Indah Hidup Bersama Quran” Wisuda Akbar ini juga dihadiri oleh Dewan Pembina PPPA Daarul Quran, Ustadz Yusuf Mansur dan Nasaruddin Umar.
Nasaruddin Umar menyampaikan jika Alquran bisa menjadi obat bagi mereka yang mempunyai masalah hidup.“Membaca Quran bisa menjadi obat siapa pun yang merasa sepi, stress, mengambil air wudu, salat dua rakaat, mendekatkan diri kepada Allah, buka Alquran, niscaya Alquran akan menyembuhkan luka-luka batin, penderitaan, kekecewaan yang dialami, inilah makna bahwa Alquran penyembuh,” jelasnya.
Selain itu, untuk memahami Alquran kita juga tidak perlu memaksa untuk merasionalisasi seluruh ayat-ayat Alquran, cara yang paling tepat adalah menyuruh Quran itu menjawab dirinya sendiri, kita tidak tahu apa artinya takwa, tapi kemudian dijelaskan sendiri oleh Alquran.
Ustadz Yusuf Mansur juga memberikan tausiahnya yang membahas keutamaan membaca Alquran.
“Negeri kita mungkin lagi jadi kuburan karena kurang baca Quran. Sinari hidup Anda dengan Quran. Anda mengutamakan Quran maka Allah akan mengutamakan kita. Dengan membaca Alquran apalagi sampai mentadabburinya, menghafalkan, mengamalkannya, insyaAllah yang punya utang lunas utangnya, syarat dan ketentuan berlaku,” katanya.
Terakhir, Ustadz Yusuf Mansur berharap Wisuda Akbar bisa menjadi momentum dalam menikmati Alquran. “Wisuda Akbar ke 6 insyaAllah mudah-mudahan kita niatkan mentadabburi Alquran, tidak perlu menunggu menjadi ulama untuk bisa menikmati Alquran, tidak perlu menunggu menjadi sarjana Alquran untuk menikmati Alquran, dan menjadi ahli tafsir untuk menikmati Alquran,”
Sejak pagi, Masjid Istiqlal sudah dipenuhi oleh jamaah, dari yang muda sampai tua, mereka yang ingin menyetorkan hafalannya sampai yang ingin menonton saja. Wisuda Akbar 6 dihadiri oleh Sekjen Liga Tahfidz Internasional, Syaikh Abdullah Basfar, Imam Masjid Quba dan Qiblatain, Arab Saudi, Syaikh Al Wailid Shamsan, puluhan Duta Besar negara-negara Arab, dan ulama-ulama nusantara.
Mengusung tema “Indah Hidup Bersama Quran” Wisuda Akbar ini juga dihadiri oleh Dewan Pembina PPPA Daarul Quran, Ustadz Yusuf Mansur dan Nasaruddin Umar.
Nasaruddin Umar menyampaikan jika Alquran bisa menjadi obat bagi mereka yang mempunyai masalah hidup.“Membaca Quran bisa menjadi obat siapa pun yang merasa sepi, stress, mengambil air wudu, salat dua rakaat, mendekatkan diri kepada Allah, buka Alquran, niscaya Alquran akan menyembuhkan luka-luka batin, penderitaan, kekecewaan yang dialami, inilah makna bahwa Alquran penyembuh,” jelasnya.
Selain itu, untuk memahami Alquran kita juga tidak perlu memaksa untuk merasionalisasi seluruh ayat-ayat Alquran, cara yang paling tepat adalah menyuruh Quran itu menjawab dirinya sendiri, kita tidak tahu apa artinya takwa, tapi kemudian dijelaskan sendiri oleh Alquran.
Ustadz Yusuf Mansur juga memberikan tausiahnya yang membahas keutamaan membaca Alquran.
“Negeri kita mungkin lagi jadi kuburan karena kurang baca Quran. Sinari hidup Anda dengan Quran. Anda mengutamakan Quran maka Allah akan mengutamakan kita. Dengan membaca Alquran apalagi sampai mentadabburinya, menghafalkan, mengamalkannya, insyaAllah yang punya utang lunas utangnya, syarat dan ketentuan berlaku,” katanya.
Terakhir, Ustadz Yusuf Mansur berharap Wisuda Akbar bisa menjadi momentum dalam menikmati Alquran. “Wisuda Akbar ke 6 insyaAllah mudah-mudahan kita niatkan mentadabburi Alquran, tidak perlu menunggu menjadi ulama untuk bisa menikmati Alquran, tidak perlu menunggu menjadi sarjana Alquran untuk menikmati Alquran, dan menjadi ahli tafsir untuk menikmati Alquran,”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar